Nara sibuk berjibaku dengan buku-buku di hadapannya. Membulak-balik terus menerus berharap isi di dalamnya dapat berpindah ke otak dengan instan.
Wawan di pojokan asyik membaca sambil mengunyah kripik singkong, ia bahkan memeluk toples agar tak ada satu orangpun yang bisa mencomot makanannya.
Jane dan Athalla fokus memperhatikan penjelasan yang di sampaikan Jaka. Sesekali mereka bertanya bagian yang tak di mengerti dan dengan sabar Jaka menjelaskannya lagi dengan perlahan meskipun tak bohong sesekali ia juga mengumpat kecil atas ke lambatan penyerapan otak kedua sahabatnya itu.
Sementara Fenly, cowok itu sama seperti Nara, hanya menatap tumpukan buku di hadapannya lalu mengeluh. Dibukanya buku, melihat banyaknya kata yang berbaris di atasnya membuat cowok itu kembali mengeluh.
"Udah lah, pake joki aja nanti pas ujian." Kata Fenly frustrasi.
Mendengar keluhan dari sang pacar, Jane menoleh dan menghujani Fenly dengan tatapan siap menerkam.
"Belajar atau gue santet!" Ancam Jane.
Fenly yang awalnya berleha-leha di sofa sambil menyandarkan punggungnya segera turun dan kembali membuka buku paket. Ia berusaha berkonsentrasi meskipun lagi dan lagi usahanya selalu gagal.
Ujian akhir semester tinggal menghitung hari. Perpindahan dari kelas XI menuju kelas XII membuat mereka mau tak mau harus belajar dengan extra apa lagi selama satu tahun kedepan nanti mereka akan disibukan dengan ujian kelulusan dan beberapa kelas tambahan. Sudah tak ada lagi keleha-lehaan seperti yang mereka lakukan di kelas X dan XI.
"Mabok-mabok dah gue belajar terus." Nara menutup bukunya, menyandarkan punggung sambil memijat kening. Gadis itu mencoba menahan mual di perut akibat terlalu banyak menunduk dan memperhatikan tulisan-tulisan kecil yang menumpuk.
"Timezone yuk, refresh otak biar gak pecah." Ajak Fenly di angguki oleh mereka.
"Tunggu, gue kebelet." Wawan berlari menuju toilet tamu yang berada di samping tangga lantai dua rumah Fenly.
***
Hampir tiga jam mereka berada di dalam Timezone. Bermain dengan riang seolah tanpa beban. Hampir semua permainan mereka singgahi.
Keenam remaja itu mengakhiri kegiatannya karna hampir separuh tenaga mereka terkuras habis di sana.
"Laper gak?" Tanya Athalla.
"Laper dong," Wawan menyahut dengan cepat.
"Mau makan di mana?"
"Korea gak sih? Atau Jepang?" Wawan menimbang-timbang makanan yang paling enak di antara kedua restoran itu.
"Jauh banget keburu mati gue," hardik Athalla yang mendapat geplakan dari Wawan.
"Lagi pengen makan ramen." Kata Nara.
"Gue juga, mau makan sushi." Tambah Jane.
"Ya udah restoran Jepang yah." Putus Athalla.
***
Sekitar jam 21:00 Fenly mengantar Jane pulang setelah hampir seharian bersamanya. Belajar, bermain hingga menemani pacar tampannya itu latihan band.
Jane sebenarnya sedikit bosan sama seperti Nara. Jika di ingat-ingat lagi sejak ia tahu bahwa Athalla memiliki band yang bernama D'Black Boys dan Fenly termasuk anggota di dalamnya hingga saat ini, gadis itu tidak pernah melihat mereka tampil selain di acara pensi sekolah. Itu pun Jane yakin karna sengaja guru-guru pinta agar dapat mengulur-ulur waktu sebelum puncak inti pementasan drama di mulai.
"Yakin gak mau aku antar sampai dalam, singa?" Tanya Fenly sekali lagi memastikan.
Jane memutar matanya jengah. "Berhenti panggil gue singa, Fenly. Lama-lama gue gigit juga leher Lo nih." Kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jane & Fenly [Selesai]
Teen FictionJane menyembunyikan kisah hidupnya rapat-rapat sampai akhirnya Fenly datang dan mengetahui betapa menyedihkan kehidupan gadis itu. Siapa yang menyangka Jane si tegar dan ketus itu memiliki problem keluarga yang berat. Bapak yang kasar, suka berjudi...