Cerita "Dunia Alif &Gina" part 1

18 1 3
                                    

Gina melipat lengan bajunya sambil bersenandung kecil, kakinya terus melangkah memasuki area sekolah lebih dalam lagi.

Cewek kuncir kuda itu membiarkan baju seragamnya keluar, tak peduli dengan beberapa pasang mata yang memperhatikan dirinya ketus dengan mulut nyinyirnya.

“Anjing!!” pekiknya tertahan. Gina menghentikan langkahnya tepat di pinggir lapangan basket yang terbuka.

Gadis itu memejamkan matanya mengepal kedua tangannya kuat, menahan emosi yang siap meledak.

Bola basket tadi mengenai lengan Gina dan berhenti di hadapannya. Gina memaki dalam hati.

“Pungutin bola gue,” suara itu membuat amarah Gina yang awalnya ia redam langsung bangkit bahkan melewati batas. Gina membuka matanya, dengan gerakan cepat ia menoleh ke samping kiri dengan mata elangnya yang siap menerkam.

“Eh bangsat, bisa gak sehari aja gak bikin gue naik darah!” pekiknya.

Pria di hadapannya hanya menatap Gina dengan tatapan meremehkan sambil mengangkat alisnya. “Gak bisa.” ucapannya terdengar meledek di telinga Gina.

“Pungut bola gue,” titahnya.

“Eh, Fajar duel kita ayok! Satu lawan satu sini dah. Tingkah Lo lama-lama bikin gue enek yah.” Gina melipat lengan bajunya lebih tinggi lagi sambil memasang kuda-kuda.

Fajar tak menggubris ucapan Gina, ia memungut bolanya lalu berbalik badan hendak meninggalkan Gina.

Bukan Gina namanya jika membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Ia menarik kerah baju belakang Fajar hingga membuat cowok itu menoleh bersamaan dengan itu sebuah pukulan keras mendarat di hidung mancung Fajar.

“Bangsat!” pekik Fajar tertahan. Ia memegangi hidungnya.

“Mampus Lo, fuck!” setelah puas meninju, Gina pergi dari hadapan Fajar dengan berjalan mundur dan memamerkan jari tengahnya.

"Fuck, Fajar Fuck!"

"F-U-C-K, fuck!" Gina mengeja hurufnya.

“Cewek gila.” Maki Fajar pelan.

Fajar memantulkan keras bola basket di tangannya ke lantai. Cowok itu memungut tasnya di sudut lapangan lalu berjalan menuju kelas sambil sesekali memegangi hidunya yang perih.

"Awas aja sih bacot, ketemu gue habisin!" Pria itu masih saja memaki Gina dalam setiap langkahnya. Mengutuki musuh bebuyutannya hampir setahun ini.

**

"Hello bestie," sapa Alif dengan manja dan gemulai pada beberapa cewek yang berpapasan dengannya.

"Good morning everybody, princess Alifa datang--" teriak Alif heboh saat memasuki kelas. Cowok itu berjalan dengan berlenggak lenggok menuju kumpulan cewek yang tengah berdandan. Bahkan jari-jari tangannya selalu reflek bergerak dengan lentiknya.

"Princess tai kucing Lo, dasar banci." Sambar Hafid di bangku belakang yang langsung mendapatkan tatapan memicing dari Alif.

"Gue cium naksir sampe kiamat mampus Lo!" Pekik Alif, menunjuk Hafid dengan jari lentiknya.

Alif kembali melanjutkan langkahnya ke meja Siti, mengacuhkan Hafid yang tengah bersungut-sungut itu. Dasar cowok rumpi, hobi sekali mengurusi Alif.

“Siti, bagi gue lipstik cepetan, bibir gue kering banget sumpah deh.” Todong Alif pada Siti yang tengah sibuk bergulat dengan alat tempurnya.

“Beli kenapa, minta mulu Lo banci,” ketus Siti. Meskipun begitu, perempuan berhijab itu tetap memberikan lipstiknya kepada alif.

Alif membuka lipstik, merampas cermin kecil yang di gunakan Siti lalu mulai mengoles bibirnya dengan lihai.

Jane & Fenly [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang