43. Cerita masa lalu

21 6 0
                                    


Semakin hari hubungan ibu dan anak itu semakin membaik. Jane dan nyonya Bella bahkan sering menghabiskan waktu berdua untuk sekedar shopping atau menikmati eskrim di kedai depan.

Mereka bahkan memiliki banyak kesamaan, seperti suka dengan olahan stroberi, cinta dengan berbagai macam gorengan, sama-sama memiliki kebiasaan unik menghirup aroma shampoo sebelum tidur. Yah, memang istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu memang nyata.

Jane sudah tak gengsi lagi bercerita banyak hal dengan nyonya Bella. Sekarang ia menjadi sangat bersyukur karena memiliki dua ibu dengan kasih sayang penuh untuknya.

"Ibu---" Jane berteriak, memanggil Bu Rahma yang entah sedang berada di mana itu.

Dengan handuk yang tergantung di leher dan rambut acak-acakan khas orang bangun tidur. Jane berjalan kearah dapur untuk mencari keberadaan Bu Rahma.

"Ibu, kemana sih."

"Ibu, shampoo Jane habis. Ibu simpan dimana stoknya, Bu?" Jika dulu ia akan selalu membeli shampoo rantingan di warung sebelum mandi. Kali ini sudah tak perlu repot-repot, karna Bu Rahma bertugas untuk menghandle semua keperluan rumah termasuk alat mandi.

"Kenapa sih teriak-teriak?" Bukan Bu Rahma, melainkan nyonya Bella yang keluar dan menghampiri Jane yang sibuk membuka lemari-lemari kecil di dapur untuk mencari stok shampoo yang di inginkannya.

"Ma, shampoo di simpan dimana sih?"

"Kamar mandi dong, di dapur mah adanya garem."

"Yang di kamar mandi sudah habis, kemarin bukannya ibu belanja yah?"

"Nanti tanya ibu kamu aja deh, mama gak tau soalnya." Nyonya Bella menuangkan air kedalam gelas lalu duduk di kuris dan meneguknya.

"Kamu mau kemana? Hari Minggu rajin banget mandi pagi." Tanya nyonya Bella.

"Main dong, emangnya mama libur kerja malah hibernasi dikamar." Ledek Jane.

"Yey, siapa bilang. Mama hari ini juga mau ngedate dong sama calon papa baru kamu." Ucap Nyonya Bella tak mau kalah.

Jane cemberut, ia menatap tidak suka pada mamanya itu. "Gak ada papa baru papa baruan yah, atau nanti aku jadiin dia tumbal panglaris mau?" Ancam Jane.

Nyonya Bella tertawa. "Becanda, Olive. Lagian siapa yang mau sama mama sih? Udah tua gini."

"Tua juga tetep cantik, banyak duit lagi. Siapa yang gak mau coba." Goda Jane.

"Wawan aja naksir sama mama." Cetusnya.

"Hei, ya masa mama sama bocil 20 tahun. Emang kamu mau cium tangan Wawan tiap hari?" Ucapan nyonya Bella barusan terdengar sangat mengerikan di telinga Jane, ia sampai bergedik ngeri di buatnya.

"Ogah banget, amit-amit." Jane mengetuk meja dan kepalanya secara bergantian sebagai respon refleks tubuh.

"Asyik banget ngobrolnya." Bu Rahma yang sedari tadi di cari akhirnya datang juga dengan membawa satu kresek berisi sayuran.

"Ibu dari mana? Dari tadi aku cariin tau."

"Biasa beli sayur," sahut Bu Rahma sambil menguarkan belanjaannya.

"Sambil gosip pasti." Tuduh Jane.

Bu Rahma malah cengengesan.

"Sudah punya bestie gosip banyak dia, Liv. Betah banget ngumpul sama ibu-ibu kompleks." Kata nyonya Bella.

"Biar gak suntuk, Bell. Apa lagi kamu kan kerja terus kaya nafkahin banyak anak aja." Sindir Bu Rahma yang hanya di balas tawa oleh nyonya Bella.

"Shampo mana Bu? Jane mau keramas shampo di kamar mandi habis."

Jane & Fenly [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang