41. Maaf, mama akan menebus semuanya

20 7 0
                                    

"Jangan bergerak." Beberapa polisi masuk kedalam kamar itu sambil mengacungkan pistol.

Melihat itu pria yang menyekap Jane sedikit goyah. Ia mundur tapi dengan tangan yang terus mengarahkan pisau ke leher Jane.

"Berani mendekat, nyawa anak ini habis!" Ancamnya. Berhasil membaut semua pihak diam di tempat tapi masih dengan mode siaga.

Semua orang tegang, Jane bahkan sudah menangis tanpa suara.

"Argh!! Sakit!!!"

Dekapan di leher Jane terlepas, ia segera berlari menghampiri Fenly dan memeluk cowok itu.

"Fen," Jane menangis disana.

"Kamu gapapa kan, Jane?" Fenly memberi jarak peluk mereka, memeriksa Jane dari wajah hingga seluruh badan.

Bos penyalur TKW ilegal lebih tepatnya penyalur palsu itu meringis kesakitan. Ia memegangi perutnya sambil bersujud-sujud.

"Argh!! Sial!!! Bisa-bisanya magh gue kambuh di waktu genting kaya gini!" Makinya.

Suasana yang awalnya tegang bagi Fenly berubah menjadi menggelitik ia tertawa, namun segera ia hentikan saat beberapa polisi menghampiri pria itu dan mengamankannya.

"Gara-gara gado-gado sialan, mana lupa minum obat magh lagi argh!" Pria itu terus memaki.

"Pak, ah!! Gak lucu banget penjahat di tangkap gara-gara magh kambuh. Gak ada keren-kerennya banget gue!" Pria itu terus menggerutu, mengumpati nasib apesnya yang aneh.

"Gapapa pak, itu bagus saya gak harus capek-capek kerja." Sahut polisi.

Pria itu di iring polisi untuk ikut ke kantor untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Tau gitu gak usah gue capek-capek ribut sampe babak-belur gini. Ajak aja makan rujak level tinggi biar maghnya cepet kambuh. Alah, ngapa pake repot-repot gelut segala gue." Kata Fenly.

"Harusnya dari kemarin gue kasih mie instan pake cabe sekilo, repot banget pake aksi-aksi segala." Tambah Jane.

***

Fenly dan Jane keluar, di depan sana sudah ada nyonya Bella yang menunggu.

"Jane," nyonya Bella menghampiri Jane dengan air muka khawatir dan mata berembun. Merentangkan tangannya untuk memeluk Jane.

"Ibu," sayangnya Jane malah melewati nyonya Bella begitu saja. Membuat wanita cantik itu hanya bisa terdiam di tempat.

Jane memeluk Bu Rahma yang baru saja tiba dengan sangat erat.

"Maafin Jane, Bu." Ucapnya.

Bu Rahma mengelus lembut rambut anaknya itu. "Lain kali jangan begini, nak." Bu Rahma melepaskan peluk.

"Mama kamu dari semenjak ibu kasih tau kamu gak ada, dia sedih banget Jane. Bahkan gak mau makan sedikit pun sampai sekarang." Kata Bu Rahma. "Nak, gak ada ibu yang gak khawatir dengan keadaan anaknya."

Bu Rahma memberi isyarat menggunakan mata untuk Jane menghampiri nyonya Bella yang masih diam di tempat yang sama.

Bahu nyonya Bella bergetar, wanita itu menangis dalam diam. Ia bahkan membekap mulutnya agar tak ada sedikitpun suara yang lancang keluar dari sana.

Mungkin ini karma baginya. Seorang ibu yang dengan tega menitipkan anak kepada istri tua suaminya lalu memilih menuruti ucapan orangtuanya dan pergi meninggalkan bayi tak berdosa itu.

Tangis nyonya Bella semakin menjadi, membuat dadanya sesak dan nyeri. Sampai akhirnya sebuah tangan melingkar di pinggang, memeluknya.

"Maafin, Jane. Nyonya." Bisik Jane di telinga nyonya Bella. Ia memeluknya dari belakang.

Jane & Fenly [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang