10. Underworld

2K 265 2
                                    

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:*:-


Hari semakin larut. Kirana diam membisu di kursi mobil vintage samping Hades sembari sesekali memainkan jari. Sementara sang Tuan mengendara diiringi usahanya untuk mencoba menikmati sentuhan angin malam yang masuk lewat jendela.

Hades memang sedang bersikap biasa saja, namun gadis itu sedikit merasa tertekan berada di dekatnya. Ini mimpi buruk, Hades bahkan berkali lipat lebih menyeramkan dari Eduardo, persetan dengan wajahnya yang tampan tiada banding.

Kirana menangis darah dalam hati, bagaimana nasibnya nanti menjadi seekor anjing milik orang yang mengerikan macam dia?

Ntah apa kesalahan Kirana selama hidup di dunia imperalisme penuh derita ini sampai-sampai harus berurusan dengan pria Belanda yang selama ini selalu ia hindari. Macam tikus yang sudah mengenal perangkap tapi malah tergoda oleh pancingan.

Mobil Hades berhenti sedikit mendadak di depan gerbang hingga imaji Kirana mendadak hancur. Gadis itu tambah tersentak tatkala Edwin membunyikan klakson hingga seorang jongos¹ buru-buru datang ntah dari mana untuk membukakan gerbang lebar-lebar.

Tak menunggu lama, Hades melajukan lagi roda mobil masuk ke pekarangan rumah bercat putih dengan ornamen hitam. Pria itu keluar dari mobil setelah melepas pengaman. Selepasnya, pintu mobil terbanting sampai Kirana kembali tersentak dengan jantung berdetak abnormal.

Perlahan, gadis itu mencoba keluar dari dalam mobil. Tangannya mendingin, sorot elang dari manik kelabu Hades memandangnya tak bermakna. Dia berlalu begitu saja meninggalkan sejuta kebingungan yang mengelilingi Kirana.

"Mari masuk ke dalam, nona. Ndak baik lama-lama di luar," ucap jongos berlogat Jawa yang tadi membukakan gerbang setelah menghilangkan ekspresi terkejutnya; sebab baru kali ini Tuannya membawa wanita, sangat cantik.

Kirana tersenyum tipis diiringi anggukan pelan. Lantas ragu-ragu ia menyusul langkah Hades yang mulai menjauh masuk ke dalam rumah suram itu.

Aroma pohon pinus menyeruak halus ke dalam indra penciuman. Senyap dan dingin. Pandangan Kirana menyapu isi rumah. Sofa cokelat, lukisan-lukisan antik yang memiliki kesan gelap, pahatan patung bagian kepala berbau Yunani, lampu-lampu bercahaya remang keemasan, dan beberapa barang-barang lainnya yang membuat Kirana semakin tertekan.

Isi rumah ini seketika mematahkan ekspetasi Kirana yang sempat berpikiran jika rumah Hades barangkali tak akan semenyeramkan pemiliknya. Namun nyatanya ia salah, mereka sama saja. Rumah adalah tempat tinggal, yang kemungkinan besar akan menjadi tempat pelampiasan dari karakter pemiliknya.

Gadis itu menghela napas dingin sembari menoleh ke belakang dan tak mendapati lagi jongos tadi. Kosong, tidak ada siapa-siapa. Bahkan pintu utama yang seingatnya tadi belum terdengar ditutup seseorang, namun kini sudah tertutup rapat. Ke mana dia pergi?

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang