28. Dialog Global 1940

1.6K 220 2
                                    

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:*:-


Kata Jerman agaknya bukan hal asing lagi, terutama sang tokoh utama, Adolf Hitler, sebagai pemimpin tertinggi partai NSDAP atau yang lebih dikenal NAZI di abad ke-20 ini. Hitler memprakarsai invasi terhadap Polandia untuk mencegah terbentuknya aliansi militer dengan Prancis yang akan membahayakan Jerman.

Seusai Perang Dunia I berakhir, Jerman sebagai pihak yang kalah dalam pertempuran mengalami gejolak politik yang hebat. Ekonomi Jerman hancur, belum lagi mereka harus membayar reparasi kepada pemenang perang. Namun ketika dibawah kepemimpinan Hitler, Jerman bangkit menjadi negara digdaya dengan hanya kurun waktu beberapa tahun saja. Di bawah kepemimpinan Hitler juga Partai NAZI menjadi kekuatan politik utama di Jerman secara totaliter.

Invasi yang dilancarkan oleh Jerman Nazi, Uni Soviet, dan Slowakia terhadap Polandia sampai memicu kembali perang dunia. Seakan mengulang kembali sejarah perang dunia pertama yang disebabkan oleh terbunuhnya Franz Ferdinand.

Menghela napas, Edwin sedikit menengadah pada langit tengah terik dengan mata menyipit. Duduk di kursi di teras gudang tempat penyimpanan amunisi. Pakaian militernya masih melekat pada dirinya sedari pagi hingga siang ini. Sorot mata Edwin merunduk tajam mengawasi gerak para anak buahnya yang lagi push-up. Ia angkat tangan, tidak mau memikirkan lagi semua masa lalu kelam itu.

Terpaan bau tembakau lagi-lagi masuk ke indra penciuman Edwin, seorang pria berkepala empat bermata biru dengan pangkat Kolonel di bajunya duduk tepat di sebelah Edwin. Melodi ceria dari radio terdengar membuat Edwin mau tak mau menikmati tiap baitnya, meskipun sangat kontras dengan keadaan Eropa sekarang seperti yang tercantum di paragraf surat kabar.

Berita terbaru di tahun ini, Jerman telah berhasil menginvasi dua negara nordik, Denmark dan Norwegia, pada bulan April sebagai bagian dari Jerman atas Operasi Weserübung Süd. Di surat kabar termaktub tujuan utama Jerman merangkak ke bagian Eropa Utara tersebut untuk mengamankan pangiriman bijih besi dari Narvik.

Terdengar sang Kolonel meludah ke samping dan sedikit membanting surat kabar ke meja di tengah mereka.

"Jij, weet je wel, jonge luitenant? Hitlers ambitie was belachelijk om te denken dat het Duitse Arische ras een superieur ras was, zodat hij te zelfverzekerd was om Europa te regeren," (Kau tahu, Letnan muda? Ambisi Hitler konyol sekali menganggap ras Arya Jerman adalah ras superior, hingga dia terlalu percaya diri untuk menguasai Eropa) katanya tiba-tiba.

Edwin tercenung sejenak memproses makna dari tiap kata yang keluar dari mulut Kolonel Davis tanpa bergerak menoleh. Kemudian otaknya buntu tak tahu harus bagaimana menanggapi lontaran pria berkumis tipis itu.

"Zullen ze volgens de kolonel ook Nederland aanvallen?" (Menurut Kolonel, apakah mereka juga akan menyerang Belanda?) seru Edwin bertanya seusai hening. Mengingat markas Jerman kini seakan semakin mendekati wilayah negaranya.

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang