Flowers are the music of the land. From the lips of the earth spoken without a sound. Then I know that happiness is simple. - Persephone; goddess of spring, queen of the underworld.
I am your home. Don't go too far, or you'll get lost. - Hades; god...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-:*:-
Edwin masih menikmati pekerjaannya sebagai Perwira berpangkat Sersan yang dirintisnya sedari serdadu rendahan berlatar belakang pekerja Angkatan Laut Prancis. Kadang kala, ia terlalu naif saat di tanya apakah dirinya menginginkan kalimat Kolonel bersanding dengan namanya di usia muda. Yang kedengarannya macam mustahil, bukankah begitu?
Saat pertama mendengar kata Hindia Belanda simpang-siur di kalangan Angkatan Kerajaan Belanda, Edwin berpikir bahwa Hindia Belanda yang di maksud tak jauh jaraknya dari daratan punya Ratu Wilhelmina. Tapi nyatanya, keberadaan negeri ini bersemayam hampir dekat benua Australia. Jauh sekali. Berapa banyak persediaan yang di bawa Houtman saat berlayar kemari?
Hidup di tanah Hindia tak semudah apa yang di bayangkan ketika pertama kali datang; iklimnya yang tropis, berbeda bahasa, juga kebiasaan, serta perbedaan segi fisik. Terlebih tatkala Edwin masih mengemban status serdadu rendahan dalam lingkaran dunia tangsi militer penuh kebengisan.
Masih beruntung Eduardo mau berbaik hati menarik pria itu untuk tinggal bersamanya, sekaligus mendidik agar tak ada lagi salah kaprah. Saat Edwin mendapatkan pangkat Sersan, pamannya itu menyerahkan kediaman miliknya di Batavia pada Edwin yang tidak punya apa-apa sebagai penghargaan.
Eduardo dirasa sudah terlalu baik, hingga dirinya pribadi selalu dirundung frustasi bagaimana cara membalas budi. Maka dari itu, Edwin sama sekali tak berniat melayangkan protesan atau penolakan tatkala pamannya memberikan gadis Indo itu. Akan nampak macam tak tahu diri jikalau tak menurut apa kata Eduardo.
Sebab karena pamannya jugalah yang membantu dirinya mendapatkan pengakuan lebih tinggi di mata para petinggi sebelum dia menerima pangkat sebagai Sersan.
Awalnya, Edwin bersiasat untuk membuat Kirana tak tahan tinggal bersamanya. Sehingga nanti, gadis itu sendirilah yang akan melarikan diri. Namun, Edwin salah rupanya. Gadis itu malah memutar balikan semuanya. Setiap kali pulang, detak jantungnya selalu tak mengerti perintah sebab hal sepele merambat sampai ke hal besar yang dilakukan Kirana.
Seperti sekarang, Edwin baru saja pulang dari Barak. Macam biasanya ia ke kamar dan membersihkan diri. Seusai itu, Kirana mengetuk pintu kamarnya. Edwin spontan membuka pintu yang seketika saja membuat Kirana tersenyum tipis menyambut sembari menyodorkan nampan.
"Jangan lupa makan siang, Meneer."
Cih, sok tahu sekali dia tentang belum atau tidaknya aku makan.
Kendati demikian, Edwin malah menerimanya setelah membatinkan hal tersebut. Senyuman Kirana yang berubah manis seketika ikut merubah keadaan dekat jantung pria itu yang macam ketika sedang berhadapan dengan medan perang.
Edwin buru-buru masuk dan membanting pintu, sampai-sampai si makhluk bernama perempuan tersentak di depan sana.