37. The End

2K 245 4
                                    

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:*:-

13 Agustus 1945, Jakarta

Harmoni hujan menelusup masuk ke telinga, menciptakan melodi penenang bagi otak yang berkelit. Udara dingin melambai-lambai macam sutra di tiap inci kulit yang tak terbalut kain. Aroma petrikor membubung masuk ke rongga paru-paru, begitu semerbak menyatu dengan panasnya kopi hitam. Jendela-jendela kadai berembun cantik, di buat oleh rintik-rintik yang jatuh dengan menyedihkan.

6 Agustus 1945, Angkatan Udara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom little boy beberapa kaki dari tanah di kota Hiroshima. Amerika yang menyimpan dendam kembali melancarkan serangan bom atom kedua, Fat Man, pada 9 Agustus di kota Nagasaki, Jepang. Membuat Negeri Matahari Terbit itu melemah dan menyerah kepada sekutu.

Kepulan asap tembakau menguar begitu seseorang menghembuskan dari mulutnya. Bayu dengan penampilan yang berbeda, memakai jas dan celana cokelat serta kemeja putih dengan satu kancing atas terbuka sebagai dalaman. Tak lupa juga sepatu pantofel kulit juga kaca mata minus yang bertengger membuat penglihatannya lebih jelas.

Pandangan kosong milik pemuda itu tersorot pada surat kabar yang ia bentang. Sesekali menghisap rokok yang ia anggap sebagai pengganti kehangatan selain kopi yang baru tersaji.

Usai kematian tiga kawannya secara berurutan, Bayu memutuskan merantau ke kota besar. Dan menjadi guru bahasa Jepang bagi para anak keturunan bangsawan yang berduit.

Ada alasan utama Bayu tidak bernasib sama seperti tiga almarhum temannya. Bayu memiliki kenalan seorang perwira Jepang yang baik hati. Pria itu mengklaim Bayu sebagai temannya. Ketika Bayu hendak di ambil tentara Jepang, pria itu lebih dulu membujuk atasannya untuk negosiasi pada Jepang. Sedangkan pemuda itu hanya bisa terkekeh getir mengingatnya. Sebenarnya Bayu tidak butuh cara pengecut macam itu: berlindung di balik kekuasaan orang lain. Tapi di lain sisi, barangkali Tuhan masih mau melihatnya hidup lebih sengsara.

Lalu, Bayu tiba-tiba teringat pada ucapan Kirana, perempuan hebat yang entah ada di mana. Dia pernah mengatakan jika Bayu adalah kakak yang pintar, otak milik Bayu barangkali pantas setara dengan ilmuan terkemuka dari Eropa sana. Bayu cepat memahami dan mempelajari sesuatu yang baru, termasuk bahasa.

Pemuda itu tersenyum tipis. Tak sama seperti reaksinya dulu yang bersikap narsis. Bolehkah Bayu berharap mereka mendatanginya dan memujinya macam dulu meski seperempat hati? Dan, bolehkah Bayu berharap jika mereka akan marah padanya sebab melihat seorang muslim yang tidak puasa?

Bayu merindukan mereka. Mereka yang ikut campur dalam kenangan masa kecil miliknya. Kemudian, mereka meninggalkannya sendiri selamanya. Bayu hanya bisa berharap kembali bertemu Kirana dan menceritakan pengalaman hidupnya yang menyedihkan.

Mengulas kembali masa lalu mereka berlima yang mengadu khayal tentang cita-cita dan masa depan. Bayu teringat tentang cita-citanya yang terlampau mulia. Dulu ia ingin menjadi kiai. Namun menyedihkannya, Bayu hanya bisa menjadi guru bahasa Jepang yang gajinya tak seberapa.

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang