23. Warta dari Pemegang Kuasa

2.3K 281 3
                                    

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

-:*:- e d e l w e i s -:*:-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-:*:-


25 Maret 1940

Pria Belanda bergaya pakaian perwira menghentikan langkah sepatu botnya di lorong tepat di depan sebuah pintu. Menatap rumit sejenak untaian huruf emas yang tersusun menunjukan atas kalimat; Luitenant Generaal.

Edwin sama sekali tidak mengerti, untuk apa pimpinannya itu memanggil. Ia rasa, selama ini dirinya tak pernah membuat kasus yang amat fatal.

Tok tok tok

Sebelah tangannya terangkat mengetuk sopan pintu kayu produk Eropa. Dadanya sedikit berpacu lebih dari kata normal seirama deru napas sebelum kembali netral.

"Kom binnen," (Masuklah) sahut seseorang dari balik pintu tak lama berselang.

Dengan gagah berani, Edwin memutar dan mendorong gagang pintu. Seorang pria bersetelan putih ala Eropa duduk tenang di singgasana di depan meja berisi berkas penting, menyambut pandangan Edwin ketika pertama masuk. Dia sedikit mengambil langkah mendekat, hingga tak lama pria dengan tiga deret tanda lencana itu beranjak dan berdiri di hadapan Edwin.

Spontan Edwin mengangkat tangan kanan memberi tanda hormat dan kembali menurunkan tatkala pria itu membalas hormatnya sekilas.

"Er is goed nieuws voor u." (Ada kabar baik untukmu) Letnan Jenderal Johan Berenschot sedikit berbalik mengambil sesuatu di atas meja, setelahnya ia memamerkan secarik surat resmi dibelahan jemari pada Edwin.

"Ze hebben je weer toegewezen in nederland. Trainen met de nieuwe speciale bedrijfsopleiding. Ze hebben een stoere extra leider nodig, zoals jij." (Mereka menugaskanmu lagi di Belanda. Untuk berlatih bersama didikan baru kompi khusus. Mereka butuh pemimpin tambahan yang keras, sepertimu)

Edwin terdiam kelu, alisnya bertaut memandang amplop berisi surat formal. Binar netranya tersirat tak percaya, setelah sekian lamanya mereka baru mau memulangkannya atas dasar tugas yang sangat perlu digaris bawahi. Membuatnya selama ini berpikir jikalau sampai mati mereka tak akan membiarkannya pulang kembali. Kendati demikian, ia tidak tahu harus senang atau sedih meninggalkan Hindia dan seisinya.

"Je potentieel in Nederlands-Indië is erg goed. En Nederland heeft een gouden jongen nodig voor zijn militaire academie." (Potensi Anda di Hindia Belanda sangat bagus. Dan Belanda membutuhkan anak emas untuk akademi militernya)

Letjen merendahkan tangan menyerahkan amplop itu pada sang Sersan. Seusai menerimanya, Edwin masih termagu meratapi prangko berstempel berbekal seberkas cahaya terik dari jendela.

Kepala pria itu kembali menengadah tatkala Letjen Berenschot menepuk-nepuk bahunya, menipiskan bibir serupa senyuman tipis disertai delikan alis. "Waarom? Te comfortabel, heh, in Indië?" (Mengapa? Terlalu nyaman, heh, di Hindia?)

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang