Chapter 25

13.9K 1.5K 23
                                    

Samuel sedang menuju kamar Sylvia. Namun di lorong saat ini keadaannya sangat gelap dan aneh nya penjaga tidak ada satu pun. Ia mempercepat langkahnya.

"Akhhhhhhh! Kaki kuuuuu!!!!"Samuel membulatkan matanya saat mendengar teriakkan yang berasal dari kamar kekasihnya.

Samuel berlari secepat mungkin dan mendobrak pintu itu. Kamar itu sangat gelap, ia bahkan tak tau Sylvia dimana.

"Siapa itu! Tolong aku!"teriak Sylvia lagi. Samuel mencoba meraba-raba dan menghidupkan penerang.

Ia terkejut saat melihat Sylvia sudah terduduk lemas dengan telapak kaki berdarah.

"Sylvia! Apa yang terjadi?!" Panik Samuel. Sylvia terus menangis kemudian memeluk Samuel.

Samuel membaringkan gadis itu ke tempat tidur. Ia segera merobek kemeja yang ia pakai untuk menghentikan pendarahan di kedua kaki Sylvia.

Samuel kemudian mencoba memanggil pelayan. Seketika mereka langsung datang dengan wajah yang panik.

"Apa yang kalian lakukan!! Bagaimana Putri Mahkota bisa terluka! Dan saat dia berteriak tidak ada satu pun yang datang!!" Marah Samuel. Para pelayan itu langsung bersujud minta maaf.

"Maafkan kami Yang Mulia, kami tidak tau apa yang terjadi. Bahkan kami tak mendengar teriakkan apapun dari Putri. Dan kami sudah memeriksa semua barang putri sebelum ini Yang Mulia" ucap Salah satu pelayan wanita.

Tasss! Samuel menebas punggung pelayan itu dalam sekejap. Kilatan kemarahan muncul dimatanya.

"Aku tak mau mendengarkan alasan kalian! Sekarang kalian semua harus mati beserta keluarga kalian!" Pinta Samuel. Para penjaga datang dan membawa mereka keluar.

Tak lama dokter datang dan mengobati luka dari Sylvia. Gadis itu pingsan, setelah Samuel membaringkannya. Samuel melirik sendal yang dipakai Sylvia tadi, ia menemukan banyak duri disana.

"Sial!" Ucap nya ketika tau bahwa duri itu beracun.

"Obati dia! Kau harus mendapatkan penawar racunnya sekarang atau kau dan keluarga mu akan musnah malam ini!"pinta Samuel kepada dokter itu.

"Ba-baik Yang Mulia"

________________________

Ezra buru-buru masuk ke dalam kamar Araila. Disana sudah ada Araila yang terkulai lemas dengan Lynix yang menemaninya.

"Yang Mulia boleh kah saya memeriksa luka anda?"izin Ezra pada Araila.

"Kau hanya boleh melihat lukanya bukan bagian lain dokter Fients" ucap Lynix dengan tatapan tajam nya. Ezra bergidik ngeri, ia mengangguk cepat.

Setelah selesai memeriksa luka itu Ezra melihat wajah Lynix yang sedari tadi tak santai melihatnya.

"Ini bukan luka yang serius tetapi aku akan memberikan salep dan luka ini akan sembuh dalam beberapa hari tanpa meninggalkan bekas"

"Syukurlah Dokter, kupikir aku tidak akan bisa berjalan lagi" Araila tersenyum lemas.

Tiba-tiba Mia masuk dan mengatakan bahwa kaisar datang. Araila dan Lynix terkejut, mereka segera mempersilahkan masuk Kaisar.

"Salam kepada Yang Mulia kaisar"ucap Ezra dan Lynix serentak. Saat Araila ingin menunduk hormat juga, Kaisar melarangnya dan menyuruhnya untuk tetap berbaring.

Lynix mempersilahkan Kaisar untuk duduk di kursinya.

"Bagaimana keadaan mu nak? Aku merasa sangat bersalah karena keteledoran ku ini" sesal Kaisar.

"Saya baik-baik saja Ayah, Dokter Fients juga mengatakan luka saya tidak serius dan ia akan memberikan salep yang akan menyembuhkan saya dalam beberapa hari" jelas Araila menatap Ezra.

"Benarkah itu Dokter Fients?"

"Benar Yang Mulia"

"Aku akan melihat nya dalam beberapa hari nanti seperti yang kau katakan. Jika itu benar aku akan memberikan mu hadiah"

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin Yang Mulia"

"Kau boleh pergi Dokter Fients" ucap kaisar, Ezra mengerti langsung menuruti titah tersebut.

"Maafkan aku nak"sesal Kaisar lagi.

"Tidak Ayah, apa yang Ayah katakan! Ini bukan kesalahan mu, kurasa ada seseorang yang membenci ku ayah hingga ingin membunuh ku"

"Itu tidak bisa dibiarkan nak. Aku akan menempatkan pengawal pribadi untuk mu"

"Maaf Yang Mulia, boleh kah saya yang menjadi pengawal itu" Semua menoleh, lalu melihat Araska datang. Ia menunduk hormat pada Kaisar.

"Kakak, kau harus mengurus pasukan mu" khawatir Araila.

"Aku akan mengurus pasukan ku saat keadaan sudah tenang Araila. Aku takut penyusup itu kembali muncul, lalu melukai mu lagi. Saya mohon Yang Mulia, jadikan ini sebagai tanda pengabdian saya selama ini." Araska menundukkan kepalanya. Kaisar tampak menimang-nimang hal tersebut.

"Baiklah, aku mempercayakan Araila pada mu komandan Sky. Dia adik mu dan kau lebih mengenalnya dari siapa pun" Araska tersenyum lega saat Kaisar mengizinkan hal itu. Araila hanya menggelengkan kepalanya, namun ia tak mau menentang lagi. Ia juga tak tau kedepan bagaimana, memang alangkah baik kakaknya menjaga dirinya.

"Terima kasih ayah, telah mengizinkan kakak untuk menjagaku. Aku sangat bersyukur Ayah menyayangi ku seperti anak sendiri" senyum Araila. Kaisar hanya mengangguk senang akan hal itu.

"Apakah kau sudah menemukan penyusup itu?" Sambung Kaisar.

"Maaf Yang Mulia saya tak dapat menemukannya"sesal Araska. Kaisar tampak cemas akan hal itu.

'Ah, pasti Lynix sudah membersihkan semuanya' Araila melirik Lynix. Saat Lynix melirik nya balik ia malah mengedipkan sebelah matanya. Membuat Araila menahan tawanya.

Seorang pengawal masuk dan membisikkan sesuatu kepada Kaisar. Raut wajah kaget kaisar terlihat. Saat sudah selesai melapor pengawal itu pergi dari sana.

"Sepertinya penyusup itu juga melukai Sylvia. Kedua kaki Sylvia kini terluka, aku tidak boleh membiarkan ini terjadi. Dia tak boleh melukai kedua menantu ku lagi"Kaisar bangkit kemudian pergi dari sana. Disusul oleh Araska yang kembali menyelidiki kasus ini.

Araila dan Lynix kembali tinggal berdua dikamar. Mereka saling bertatapan cukup lama, hingga tawaan mengisi ruangan itu.

"Hahaha kerja bagus Mia!" Tawa Araila pecah.

"Hahaha aku tak sia-sia mempekerjakannya bukan?" Balas Lynix.

"Haha kini dia merasakan balasan nya. Ia ingin membuat sebelah kaki ku tak bisa berjalan, maka aku membuat kedua belah kakinya tidak bisa berjalan!" Araila masih tak berhenti tertawa ketika rencananya berjalan mulus.

"Tidak, dia akan membuatnya merasakan lebih lagi dari ini, Araila" Seringai Lynix. Seakan sefrekuensi Araila cukup tau ia telah mendapatkan patner yang tepat.

To Be continued

Tring! apakah kalian kangen aku? Katakan ya jika iya katakan ya jika tidak :v
Hehe makasih udah nungguin, nanti malam bakal ku perjelas lagi
Tungguin oke
Jangan lupa follow,vote and komen🤗

Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang