Chapter 13

18.3K 1.6K 7
                                    

Araila kembali ke kamar setelah lelah mengelilingi istana. Mia dibelakang setia menunggu perintah dari tuannya. Saat membuka pintu Araila disambut hangat oleh Lynix yang sudah berada dikamar sebelum Araila kembali.

"Kau sudah kembali? Bagaimana istana ku apakah cocok dengan selera mu, Istri ku?" Lynix tersenyum manis kepada wanita yang beberapa jam lalu menjadi istri nya.

"Menurut sudah baik. Namun, kita tidak bisa terus tinggal disini Pangeran" Araila memberi tanda bahwa Mia boleh pergi dari sana. Mia mengerti lalu pergi tak lupa untuk menutup pintu kembali.

"Oh ayolah kita sudah menjadi suami istri sekarang, kita bisa memanggil nama masing-masing bukan?"ucap Lynix yang mendapat tatapan bingung Araila.

"Aku akan mencobanya Pangeran"
"Atau lebih baik kita memanggil suami istri saja"Araila membulatkan matanya. Ia baru tau bahwa sifat Lynix adalah keras kepala.

"Baiklah aku akan memanggil mu..... Lynix. Terlebih kita patner jangan berharap lebih" Araila berjalan ke kamar mandi setelah mengatakan itu. Lynix yang disana hanya terkekeh, ia tau bahwa sekarang Araila malu-malu.

"Imutnya Istri ku"

Beberapa Saat Kemudian

Araila terduduk manis di pinggir tempat tidur. Ia telah mengganti gaun nya dengan gaun tidur berwarna peach. Setelah mengelilingi istana, Araila dapat menyimpulkan ini istana terkecil. Disini hanya mempunyai satu kamar saja tak seperti istana yang lain. Bahkan kamar ini lebih kecil daripada kamar Araila. Mereka harus segera pindah dari sini, pikir Araila.

"Kau belum tidur?" Lynix baru keluar dengan baju tidur nya. Rambutnya masih basah, itu membuat Lynix agak menggoda dari biasanya. Araila terpaku sejenak, ia bersyukur memiliki suami setampan itu sekarang.

"Aku menunggu mu. Kau akan tidur dimana?" Tanya Araila. Ia sedikit gugup jika mereka akan tidur seranjang. Pikiran negatif pun muncul di otaknya.

"Di sofa. Karena kau terlihat tak nyaman jika aku tidak diranjang yang sama dengan mu" ucap Lynix membuat Araila merasa tidak enak. Sofa yang dimaksud agak kecil dan mungkin tidak empuk untuk ditiduri.

"Lynix, duduk lah disini. Aku akan membantu mu mengeringkan rambut mu."Lynix terkejut mendengar perintah itu.

"Wah, aku merasa terhormat."Araila mengambil handuk yang berada ditangan Lynix lalu berdiri  di depan nya untuk mengeringkan rambut itu. Lynix yang diposisi duduk hanya mendongak melihat istrinya melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan pelayan.

"Terima kasih. Aku merasa terhormat dilayani oleh istri ku ini. Terakhir kali orang yang mengeringkan rambut ku hanya ibu." Ucap Lynix setelah Araila mengeringkan rambutnya. Araila duduk disamping Lynix, ia menatap pria yang mengucapkan janji Suci dengannya tadi.

"Mengapa tak ada orang lain yang mengeringkan rambut mu? Seperti pelayan contohnya" tanya Araila penasaran.

"Aku tak mengizinkannya. Jika ada orang yang menyentuh kepala ku maka takkan ku biarkan dia hidup" Araila membulatkan matanya mendengar hal itu. Lynix sontak tertawa melihat reaksi Araila.

"Haha tidak apa-apa jika itu diri mu. Sekarang pergilah tidur jangan lupa selimut mu, disini lumayan dingin." Araila tak mengatakan apapun ia hanya menunduk. Saat Lynix beranjak ingin pergi, Araila memegang ujung bajunya.

"Ti-tidur lah diranjang. Aku tidak ingin besok orang-orang tambah bergosip karena di malam pertama suami ku terserang flu."Lynix tak menyangka dengan apa yang dia dengar. Rasanya kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Ah. Kau jangan salah paham aku hanya mengizinkan mu tidur tidak untuk hal lain. Meski kita suami istri butuh waktu lama untuk aku mengizinkan hal itu" Araila tetap menunduk, wajah nya memerah sekarang. Ia tak sanggup melihat ekspresi Lynix.

"Baiklah aku mengerti. Terima kasih Araila" Lynix membelai lembut kepala Araila membuat nya meras nyaman.

"Mengapa kau berterimakasih ini kan kamar mu?"gumam Araila kecil. Lynix hanya tersenyum ia harap Araila bahagia bersama nya. Ia akan melindungi nya dari marabahaya apa pun mulai sekarang hingga nanti.

"Yasudah, Ayo kita tidur!" Ajak Lynix disusul anggukan kepala dari Araila. Mereka tidur agak berjauhan. Araila juga membuat batasan daerah masing-masing. Meski wajah Lynix meyakinkan dia tidak mau mengendorkan kewaspadaan nya.

_______________________________

Mantahari mulai naik, burung-burung berkicau tanda pagi sudah tiba. Araila saat ini belum sanggup untuk membuka matanya. Hingga sinar mentari mulai menerangi kamarnya. Araila bangun lalu melihat disampingnya tidak ada lagi orang. Ia bangun setelah Lynix pergi 15 menit yang lalu.Padahal ini masih pagi, tapi Lynix sudah hilang dari kamarnya. Entah bagaimana semalam mereka bisa tertidur nyenyak tanpa melewati batasan satu sama lain. Araila melihat sudah ada surat yang terletak diatas meja.

"Selamat Pagi Araila. Ku harap tidur mu nyenyak semalam. Maaf aku pergi terlebih dahulu karena ada urusan. Kaisar mengundang kita untuk sarapan bersama. Aku akan menjemputmu 45 menit lagi"

Araila mencoba mengumpulkan kesadarannya. Ia membunyikan lonceng agar pelayan dapat masuk. Sesuai perintah pelayan-pelayan langsung menyiapkan Araila untuk pergi ke istana utama. Mereka memperlakukan Araila dengan baik, meski Araila menikah dengan anak haram namun ia tetap harus mendapat perlakuan yang baik karena ia anak Grand Duke itu juga perintah Kaisar.

30 Menit kemudian

Araila sudah siap dan Lynix tepat waktu menjemputnya. Mereka lalu pergi menuju istana utama yang mungkin agak memakan waktu.

"Kau baik-baik saja Araila? Kurasa disana juga Ada Samuel dan Sylvia. Apa lebih baik kita batal kan saja?" Khawatir Lynix, ia tau bagaimana buruknya perlakuan mereka pada Araila. Apalagi sekarang Araila tak mempunyai kuasa atas mereka.

"Aku baik-baik saja Lynix. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik" Araila merasa percaya diri. Ini adalah awal yang bagus untuk rencananya.

Mereka akhirnya tiba disana. Benar kata Lynix, disana ada Samuel dan Sylvia yang sedang menunggu mereka. Samuel menyeringai saat mereka datang.

"Selamat Pagi kakak ipar" Entah pikiran jahat apa yang ada di benaknya. Yang jelas Araila tidak akan mundur. Ini permulaan dimana sakit yang Araila rasakan akan ia balas berkali lipatnya.

To Be continued
Hallo guys aku lagi seneng karena readers makin bertambah
Makasih buat kalian yang udah mampir dan setia nunggu update ini
Jangan lupa vote and komen nya :*

Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang