Chapter 31

12.2K 938 45
                                    

#FLASHBACK PART 2#

Araska turun dari kereta, ia mengulurkan tangan untuk menyambut Araila namun begitu Araila keluar ia malah mengabaikan hal itu. Araska hanya mampu mengepalkan tangannya.

Sudah biasa seperti ini sejak kejadian itu. Ia hanya berharap suatu hari nanti Araila akan membuka hati pada keluarga nya. Araska pasti akan menunggu hal itu.

Araska memanggil seorang lelaki. Araila hanya melihat sisi istana yang tak pernah ia datangi.

"Araila, Michelle akan menuntun mu menemui Lynix. Aku ada urusan lain, maaf tidak bisa menemani mu"

"Tak apa, terima kasih" ucap Araila singkat.

Kemudian Araila pergi mengikuti laki-laki yang ditunjuk oleh Araska tadi.

Araska masih terdiam memandangi punggung adik satu-satunya itu. Kapan kah ia bisa melihat tatapan hangat dari gadis kecil nya itu.

'Kau keterlaluan Kakak! Jangan pernah berbicara pada ku lagi!'

Kenangan itu terus menghantui Araska, yang membuat nya menyesal telah mengatakan hal yang seharusnya tak ia katakan.

______________

Araila berhenti di tempat dimana banyak kesatria yang sedang latihan dengan tidak menggunakan atasan.

"Permisi aku akan menunggu disini saja. Bisakah kau memanggil nya?" Ucap Araila sopan.

Michelle mengerti apa yang Araila maksud. Ia kemudian berteriak memanggil seseorang.

"Nix kemarilah!" Pinta lelaki itu membuat kesatria-kesatria disana berhenti.

"Nix?" Gumam Araila.

Bukan kan ia sedang mencari lelaki bernama Lynix bukan Nix.

Seorang lelaki berlari ke arah Araila, namun yang membuat Araila tercengang beberapa saat lelaki itu tak mengunakan atasan.

Setelah berbincang sedikit dengan Michelle, kemudian Michelle pergi dan lelaki itu meninggal kan mereka berdua.

Lelaki yang tadi  segera mengenakan atasannya untuk menemui Araila.

"Senang bertemu dengan anda lagi Lady Wingston. Sebaiknya kita berbincang disebelah sana saja" ajak lelaki itu.

Araila menyutujui hal itu mereka kemudian duduk disebuah bangku yang tak jauh dari sana.

"Maaf, apakah nama mu Nix atau Lynix?" Tanya Araila memastikan karena takut salah memanggilnya.

"Maaf saya tak memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Lynix  bergabung menjadi penjaga. Mereka sering memanggil saya Nix. Saya tak mempunyai nama belakang saya rakyat biasa."perkenalan Lynix yang cukup sopan

"Kau sudah tau nama ku bukan?" Tanya Araila dengan maksud ia tak perlu lagi memperkenalkan diri. Michelle pasti sudah memberitahu siapa dirinya.

"Tentu saja. Anda adalah anak perempuan Grand Duke Wingston yang menjadi mawar pergaulan kelas atas, Araila Rosell Wingston. Maaf kan perlakuan saya tempo hari" Lynix membungkuk hormat.

"Lupakan. Aku ingin mengembalikan ini pada mu. Dan di dalam nya ada tanda terima kasih" Araila menyerahkan kantung itu pada Lynix.

Lynix segera mengeluarkan isinya yang berupa jas nya yang sudah di cuci serta ada sebuah bross bermata ruby.

"Saya tak perlu ini Lady. Memenuhi kebutuhan anda adalah kewajiban saya." Lynix memasukkan kembali bross itu dan menyerahkan nya pada Araila.

"Aku tak pernah mengambil apa yang sudah ku berikan. Dan aku tak ingin berhutang Budi dengan siapa pun"ketus Araila, membuat Lynix terdiam beberapa saat.

"Eum, bagaimana jika anda berterima kasih dengan cara lain?"usul Lynix. Araila mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu!?"

"Maafkan saya, tetapi saya tidak butuh uang sekarang jadi anda tak perlu memberikan ini. Anda cukup mengundang saya ke kediaman anda untuk minum teh. Itu akan lebih baik, maaf jika permintaan ini sangat berlebihan tetapi saya hanya ingin hal itu" jelas Lynix, Araila menatap tajam ke arahnya.

Ia butuh sejenak untuk memikirkan hal ini. Sampai akhirnya ia memutuskan.

"Kau cukup berani mengatakan hal itu. Tapi karena aku tak ingin berhutang budi. Aku akan mengundang dirimu ke kediaman ku. Ingat ini hanya balasan untuk kebaikan mu bukan hal lain" Lynix tersenyum mendengar jawaban itu.

"Baik Lady"

_______________

Araska memasang wajah datar saat laki-laki berambut hitam pekat berjalan menuju arah nya. Benar kata Araila jika diperhatikan lagi dia seperti mempunya aura bangsawan yang kuat. Pantas orang yang tak mengenalnya mengatakan ia bangsawan.

"Apa yang kau bicarakan dengan adik ku?" Tanya Araska dingin.

Selesai mengantar Araila pulang, Lynix mendapatkan perintah untuk menghadap Araska.

"Lady hanya mengembalikan barang saya. Itu saja tidak lebih. Apakah komandan pikir saya berbuat buruk padanya?" Tanya Lynix balik.

Araska menghela nafas kasar, pasalnya Araila tidak pernah menemui lelaki mana pun selain Samuel. Gadis itu pun tak tertarik dengan laki-laki yang mendatangi nya. Jadi bagaimana bisa sekarang ia malah menemui lelaki yang dari kalangan rakyat biasa ini? Terlebih lagi dia adalah penjaga baru. Araska sangat curiga akan hal itu.

"Pergilah. Hanya itu yang ingin ku tanyakan. Dan jangan sampai kau berani macam-macam pada Araila." pinta Araska.

"Kalian benar-benar kakak beradik. Sama-sama gunung es, apakah orang di rumah tidak membeku oleh kalian?" Sindir Lynix membuat Araska menatapnya tajam.

"Ah, padahal kau masih anak baru tetapi berani sekali terhadap atasan mu. Apakah kau ingin memutari lapangan 100x?" Lynix terkekeh mendengar ancaraman itu.

"Baiklah saya akan pergi, sebelum itu saya berniat mengundang anda untuk pergi minum nanti malam. Mungkin saya akan memberikan tips bagus untuk memperbaiki hubungan anda dengan Lady" Araska membulatkan matanya, bagaimana ia tau bahwa hubungan Araska dan Araila tidak baik.

"Bagaimana kau tau hal itu?!" Tanya Araska serius. Lynix mengabaikan lalu pergi dari sana.

Lelaki itu sangat menonjol dari pada yang lain. Araska sempat terkejut bahwa ia hanya bertugas sebagai penjaga saja. Padahal Kemampuan nya mampu membuat ia bergabung dengan pasukan khusus yang dipimpin oleh Araska sendiri.

"Anak itu sangat misterius, data yang ku dapat tentang nya benar-benar sangat sedikit. Aku harus mengawasi nya". Araska memutuskan untuk mengawasi Lynix saat ini.

Ia tak boleh lengah lagi, cukup satu orang laki-laki yang berani menyakiti Araila tidak boleh ada lagi. Ia akan melindungi Araila meski ia harus dibenci oleh gadis itu sendiri.

To Be continued

Hay guys maaf ya aku lama ngk up
Dari chapter 30 aku akan buat flasback kehidupan pertama Araila.
Dan aku kayanya Bakalan namatin cerita ini di sekitaran chapter 40
Sebenarnya agak susah sih buat bikin ending nya 🥺
Tapi tetep dukung aku biar semangat nulis ya
Makasih buat 200knya🥺

Segitu dulu jangan lupa vote and komen
Follow juga biar ngk ketingalan info 🤗

Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang