"Apa?! Putra kedua?!" Kejut Araila. Dia tidak menemukan rumor itu di novel. Apa mungkin benar hanya rumor saja sehingga di novel tidak dituliskan.
"Tapi bukan kah itu hanya rumor? Tidak mungkin ada penyihir di kekaisaran ini. Dan Yang Mulia kaisar sangat mencintai Permaisuri" sela salah satu wanita disana. Araila bingung jika ini bukan rumor ia bisa menjadikan ini sebuah kartu AS nya.
"Benar juga. Aku hanya mengatakan apa yang menurut ku perlu dikatakan. Kami hanya bisa mendoakan mu Putri agar rencana itu dapat dibatalkan" ucap Elysia. Araila tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas simpati semua orang disana.
_______________________
Hari sudah petang Araila izin untuk pamit karena yang lain juga sudah pulang. Elysia berjalan mengantarkan Araila sembari mengobrol.
"Terima kasih untuk hari ini Putri. Saya merasa terhormat atas kehadiran Putri disini" ucap Elysia formal saat mereka sedang berduaan.
"Tidak perlu terlalu formal Lady. Aku juga menikmati pesta hari ini setidaknya ini mungkin pesta terakhir ku sebelum takdir mengikatku" Araila menatap Elysia sendu. Ia tak berbohong ia benar-benar menikmati suasana hari ini dimana sebagian orang sudah mengubah pandangan tentang dirinya.
"Ah... Putri boleh kah aku menjadi teman mu dan hanya memanggil mu dengan nama depan? Kau pun harus memanggil ku dengan nama depan ku. Jika tidak boleh juga tak apa. Aku hanya ingin lebih dekat dengan mu" Araila mendengar itu seketika tersenyum. Misinya berjalan lancar.
"Tentu saja Elysia" ucap Araila dengan penuh keramahan. Bagaimana tidak ia berhasil mendapatkan koneksi yang sangat tepat sungguh keberuntungan. Di novel Elysia digambarkan memiliki pengetahuan luas namun sifatnya yang agak dingin kepada orang yang tidak dikenal nya dan tak ingin dikenalnya. Maka dari itu Araila berfikir sulit untuk berteman dengan nya namun keberuntungan berpihak padanya. Araila menjadi salah satu orang yang diminati oleh Elysia.
"Araila kuharap kita bisa menikmati waktu bersama lagi. Aku tidak ingin kau mendekap di istana itu" Elysia memegang kedua tangan Araila.
"Ku harap pesta pertunangan itu tidak berjalan lancar sehingga kau tak jadi menjalankan tugas itu" seketika otak Araila berjalan. Benar! Ia harus membuat rencana pertunangan itu kacau dan Sylvia setidaknya ditunda untuk menjadi Putri Mahkota dalam waktu dekat.
"Terima kasih banyak hari ini Elysia" Araila memeluk Elsyia membuat Elysia membulatkan matanya. Elysia baru pertama kali merasakan pelukan sehangat dan setulus ini meyakinkan nya bahwa ia tak salah mendukung Araila.______________________
Akhirnya hari ini tiba Araila menatap langit cerah di pagi hari. Kekhawatiran nya dua Minggu yang lalu seakan hilang. Kini hanya tinggal bertaruh apakah rencana nya ini berhasil atau tidak. Jika ini gagal mungkin akan berefek pada keluarga nya juga.
Tok Tok
"Araila. Apakah aku boleh masuk?" Araila mengiyakan pertanyaan Araska untuk memasuki kamar. Araska menatap adiknya yang tanpa beban di wajahnya."Araila apa kau yakin bahwa hari ini kau akan membuat tugas pelayan pribadi itu dibatalkan?" Tanya Araska serius. Beberapa hari yang lalu juga Araila sudah mengatakan ia punya rencana tapi tak menjelaskan apa rencana itu.
"Percaya lah padaku kak. Dan ku mohon dukung lah aku apa pun yang terjadi. Karena disana aku hanya mempunyai mu, ibu dan ayah pergi ke selatan untuk urusan jadi saat ini hanya kau yang bisa ku andalkan"
"Tentu saja Araila. Kau adalah adik ku satu-satunya aku akan tetap mendukung mu meski itu salah sekali pun. Orang tua kita juga mempercayakan mu pada ku. Jadi ke harap hari ini jangan takut dan goyah. Kau mengerti?" Araila memeluk Araska begitu menenangkan. Ia tambah yakin dengan rencana nya. Araila tak kan membiarkan dirinya dibodohi lagi. Ia akan menjadi wanita kuat untuk keluarga nya sekarang.
Kemudian Araila dan Araska berangkat tepat tengah hari dimana waktu yang dijanjikan. Setelah 2 jam perjalanan mereka tiba di istana. Araila menyuruh Araska masuk terlebih dahulu baru dia akan menyusul. Ia akan membuat rencana ini menjadi sempurna.
Acara dimulai namun Araila belum ada disana. Samuel dan Sylvia memasuki aula sambil bergandengan tangan. Orang-orang disana merasa iri akan kemesraan itu kecuali Araska. Ia merasa muak dengan pemandangan itu. Saat ini ia hanya bisa menunggu adik kesayangannya memasuki Aula. Acara dimulai beberapa kata sambutan dilontarkan oleh Kaisar. Tiba saat pemasangan cincin turun temurun keluarga kekaisaran kepada Sylvia. Semua orang melihat itu dengan khusyuk. Samuel mengambil cincin itu dari tempat nya. Tetapi saat belum sempat ia memasang kan ke jari manis Sylvia sebuah kejadian tak terduga terjadi.
"Tunggu!" Teriak seorang wanita. Dialah Araila yang berjalan menuju ke arah kaisar.
"Mohon maaf Yang Mulia. Saya ingin memberikan ini karena kemarin pangeran lupa mengambilnya" semua orang disana terkejut saat melihat Araila menunjukkan sebuah kotak berlapis kaca yang berisi cincin.
"Mengapa cincin pertunangan itu ada pada mu Putri?" Tanya kaisar kebingungan karena melihat cincin itu ada dua. Satu ditangan Samuel dan yang satu lagi ditangan Araila.
"Apa yang kau lakukan Araila! Mengapa kau membawa benda palsu itu kemari?!" Kesal Samuel, semua orang disana pun berpikiran seperti itu.
"Tidak Yang Mulia. Aku hanya mengantarkan ini karena saat kau mengunjungi ku kemarin kau sempat meninggalkan ini. Aku tidak tau ini palsu atau tidak mohon untuk di periksa Yang Mulia kaisar" ucap Araila dengan percaya diri membuat semua orang tambah bingung.
"Tidak ayah. Aku tidak mungkin meninggalkan benda berharga seperti itu. Aku sangat percaya diri untuk itu." Bantah Samuel. Araila tak bergeming maupun gentar.
"Silahkan diperiksa. Bisa jadi saat itu Yang Mulia Putra Mahkota tidak sadar meninggalkan cincinnya karena ia baru saja membawa cincin itu untuk dipamerkan nya kepada kekasihnya" Samuel dan Sylvia terkejut bagaimana Araila bisa tau hal itu. Padahal pertemuan itu sangat rahasia karena Samuel membawa barang yang sangat berharga.
"Yang mulia bisa jadi panik tapi tidak ingin ada yang tau benda itu hilang sehingga ia membuat duplikat nya. Jadi saya mohon untuk diperiksa"sambung Araila sekali lagi. Samuel kali ini tak sempat membantah. Kaisar langsung menyuruh pelayan yang sudah menjaga itu turun-temurun untuk memeriksa cincin yang dibawa Araila dan yang berada di tangan Samuel. Tak lama kening pelayan itu berkerut. Araila menyeringai menunggu hasilnya.
"Mohon maaf, Yang Mulia kaisar. Cincin yang dibawa oleh Putri Grand Duke Asli. Sedangkan satunya palsu"
"Apa!? Itu tidak mungkin ayah! Bagaimana bisa hal itu terjadi?!"
"Cukup Samuel!" Bentak Kaisar yang menggelegar.To Be continued
Sekali lagi terimakasih buat yang udah baca dan setia nunggu cerita ini
Kalo ada kekurangan jangan ragu buat DM author
Jangan lupa vote and komen
Biar author semangat up tiap hari :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu
RomanceStatus: End Araina terbangun ke dalam novel yang ia lempar. Dia menjadi Araila Rosell Wingston tokoh antagonis yang akan mati karena hampir membunuh calon permaisuri kaisar yang juga sahabat karib nya. Namun kenyataan yang ia ketahui sekarang tida...