"Lady, Ini ada surat untuk Lady" Dayang pribadi itu menyodorkan sepucuk surat kepada Araila yang sedang menikmati tea time.
Araila membuka surat itu. Tak berapa lama ia tersenyum. Seperti yang ia harapkan seorang putri Duke bersimpati padanya karena kejadian Tea party dua hari yang lalu.
"Elysia Vincania Brown. Seperti nya ia akan menjadi rekan yang bagus" seringai Araila. Ia sengaja bertindak lemah agar banyak yang bersimpati padanya. Tak hanya Sylvia saja yang bisa berakting, Araila dikehidupan sebelumnya pernah menjadi ratu drama di sekolah nya.
"Apakah gadis itu sudah datang Emma?" Tanya Araila melihat dayangnya ingin menyampaikan sesuatu.
"Ya Lady. Namun Lady Sylvia datang bersama Yang Mulia Mahkota" Araila membulat kan matanya. Menurut cerita di novel Sylvia datang kemari sendiri untuk meminta benda tanda pertunangan dengan putra mahkota. Tetapi kali ini dia datang membawa pelindung nya. Mungkin saja ini efek kemarin ia menjadi agak waspada dengan Araila.
"Ah gadis pengecut. Kau telah mempersiapkan semuanya kan Emma? Kita harus menyambut baik Permaisuri dan Kaisar masa depan kita"
_____________________________
"Samuel, Apakah tidak papa jika kau ada disini juga? Padahal aku sudah mengatakan ingin pergi sendiri" Sylvia menggembung pipinya kesal ke arah kekasih nya. Mereka berjalan memasuki mansion yang begitu mewah itu. Semua pelayan pun menunduk hormat.
"Aku tidak bisa membiarkan wanita itu menyakiti perasaan mu lagi Sylvia." Ucap pria itu lembut. Sylvia hanya tersenyum lalu mengeratkan rangkulannya. Mereka menunggu diruang tamu karena Araila masih belum selesai.
"Hey! Apa yang kalian lakukan!? Mengapa kalian membuat Putra Mahkota menunggu?! Cepat panggil majikan kalian?!"
"Itu tidak perlu yang mulia . Karena saya sudah berada disini" pintu ruangan itu terbuka lalu menampilkan Araila dengan gaun merahnya serta Tiara yang tampak padu di kepalanya. Entah mengapa itu membuat Samuel terkagum.
"Salam saya kepada Cahaya kekaisaran, Putra Mahkota dan Putri Mahkota"Araila membungkuk kan tubuhnya dengan anggun. Membuat Sylvia dan Samuel tertegun.
"Maaf kan hamba yang tak dapat menjamu kalian dengan mewah karena berita kedatangan yang buru-buru sehingga kami menyiapkan apa adanya" Araila duduk di depan mereka. Samuel dan Sylvia tersadar.
"Tidak Araila. Kau tidak perlu seformal itu padaku" sanggah Sylvia yang langsung ditentang Samuel.
"Apa yang kau katakan Sylvia? Dia sudah benar seperti itu. Kau kan calon permaisuri kekaisaran ini. Kau pantas dihormati" Samuel menatap tajam Araila. Sedangkan Araila tidak menanggapi hal tersebut.
"Araila aku ingin meminta maaf tentang kejadian di pesta teh kemarin. Aku sungguh tak berniat melukai hati mu" Sylvia memelas. Araila hampir saja tertawa karena akting payah Sylvia.
"Lupakan saja Sylvia. Aku sudah merelakan cinta ku untukmu. Dan Yang Mulia Putra Mahkota, Aku Araila Rosell Wingston mulai detik ini akan melepas kan mu untuk Sylvia Lamborty." Semua orang kaget disana termasuk pelayan. Tiba-tiba saja Lady yang mereka layani berubah dalam waktu 10 hari saja.
"Apa maksudnya Lady!?" Samuel memicing matanya. Araila menarik nafas dalam-dalam lalu berkata.
"Aku sudah sadar. Bahwa kau bukan lagi untuk ku. Dan aku tidak bisa lagi mengejar lelaki yang sudah melamar wanita lain. Aku merasa bodoh selama ini Yang Mulia.... Aku hanya mementingkan keinginan ku saja tanpa memperdulikan perasaan mu. Ku mohon maaf kan aku..." Samuel kini terperangah melihat Araila menitikan air matanya. Ia tak percaya sosok yang angkuh itu lemah dihadapan nya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu
RomanceStatus: End Araina terbangun ke dalam novel yang ia lempar. Dia menjadi Araila Rosell Wingston tokoh antagonis yang akan mati karena hampir membunuh calon permaisuri kaisar yang juga sahabat karib nya. Namun kenyataan yang ia ketahui sekarang tida...