Chapter 08

21.3K 2K 37
                                    

Amarah Samuel memuncak ia merasa ingin membunuh semua orang yang ada disini.
"Kau membuat ku malu Samuel. Kau tidak bisa menunjukkan sikap yang baik sebagai calon penerus. Apa yang kau pikirkan dengan membawa barang kekaisaran sembarangan!"

"Tidak Yang Mulia Kaisar. Saya lah yang meminta Yang Mulia Putra Mahkota untuk menunjukkan cincin itu" sela Sylvia yang mendapat kan tatapan tajam kaisar.

"Aku tidak menyuruh mu berbicara Lady!" Ketus Kaisar membuat Sylvia mematung. Tak sengaja Sylvia mengalihkan pandangannya dan mendapati Araila menyeringai padanya.

Drap! Semua orang tertegun melihat Samuel menodongkan pedangnya tepat di leher Araila. 

"Apa yang kau lakukan pada ADIK KU!" Araska ingin menghampiri mereka namun ditahan oleh pengawal.

"Lepaskan aku! Sialan! Berani-beraninya kalian menahan ku!" Araska mencoba memberontak karena yang menahannya bukan satu dua orang melainkan beberapa orang.

"Katakan yang sejujurnya atau kau akan ku penggal seperti ancaman yang kakak mu berikan kepada kekasih ku" tekan Samuel. Araila tak bergutik saat ini kepalanya kosong tak dapat memikirkan apa pun. Ia begitu takut jika kepala nya kembali putus seperti masa lalu.  Ujung pedang itu semakin mendekat, napas Araila kini tak beraturan. Ia menjadi sesak dan sulit untuk bernafas.

"Cepat katakan! Akh!"

Pedang itu terlepas dari tangan Samuel. Araila sontak terduduk lemas di lantai. Ia merama lehernya yang masih utuh.
"Bajingan mana yang berani menodongkan pedang kepada Putri Grand Duke ini. Memalukan" semua orang melihat kearah suara. Terlihat seorang lelaki yang asing berjalan mendekati Araila.

"Kau tidak apa-apa Putri"Ia memegang bahu Araila membuat sang pemilik bahu bergetar. Araila menoleh ke samping dan mendapati wajah yang tak pernah ia temui namun terasa dekat.

"Kau...." Kaisar bangun dari singgasana nya. Semua orang penasaran apa yang akan terjadi.

"Bagaimana kau mendidik Putra kedua mu itu,Ayah?!" Semua orang terkejut atas panggilan Ayah tersebut. Mata kaisar berkaca-kaca melihat lelaki itu begitu mirip dengan seorang perempuan yang sangat ia kenali.

"Kau siapa! Beraninya memanggil Kaisar dengan sebutan Ayah!" Samuel mendekati lelaki itu. Mendapat pertanyaan itu lelaki itu tertawa.

"Ah. Aku lupa perkenalkan Aku kakak mu Lynix Oriola. Dan tenang saja aku tidak berasal dari rahim yang sama dengan mu. Jika tidak aku akan menjadi bajingan sama seperti mu"

"Kau orang asing beraninya menghina Putra ku!"Permaisuri marah melihat lelaki itu sedari awal.

"Aku pulang ayah. Ku harap kau menyambut ku sebagai Putra mu" kaisar hanya tertegun seluruh orang disana meminta jawaban darinya.

"Tidak kau berbohong! Ayah ku tak mungkin punya wanita lain selain ibu ku!" Teriak Samuel dipenuhi amarah sejak tadi.

"Apakah ini cukup?" Lelaki itu menunjukan tanda berbentuk Bulan sabit di dekat dadanya. Semua orang terkejut tanda itu tak dapat membohongi itu tanda bahwa dia berasal dari keturunan kaisar. Tanda tersebut tak dapat dibuat karena itu suci dan murni.

"Bagi rakyat ku. Saat ini aku hanya akan mengatakan benar dia adalah Putra pertama ku dengan seorang wanita negara asing. Aku mohon maaf karena telah menyembunyikan nya selama ini. Dan sekarang Lynix De Elryia Resmi menjadi Pangeran kekaisaran ini. Hanya ini yang bisa ku katakan saat ini. Pesta pertunangan ini ditunda semua silahkan kembali ke rumah masing-masing" jelas Kaisar kemudia pergi dari sana. Disusul oleh permaisuri dan Samuel yang marah. Sylvia pun kesal akan hal ini pesta yang diimpikannya kacau balau karena Araila. Ia pergi dari sana tanpa melihat kesana kemari sedikit pun.

Aku Akan Menjadi Antagonis Untuk Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang