2 | Gerd Kambuh

5.1K 346 59
                                    

Apa yang tidak bisa dihilangkan dengan mudah?

Jawabannya adalah Cinta Leo kepada kalian. Muachh - Leo yang ganteng ✌🏼

•-•

Kalo kalian suka sama story ini, jangan lupa vote + comment makasihh!!

Enjoy!

🐣🐣🐣🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🐣🐣🐣🐣

Leo tertidur di atas karpet empuk yang memang sudah disediakan oleh Arion, Alan, dan juga Evan untuk mereka berkumpul. Sesekali Leo bergerak dalam tidurnya. Alan sudah kembali dengan membawa makanan agar Leo dapat makan. Namun, ia melihat adiknya itu sedang tertidur pulas.

"Yah, tidur si Leo? Ini gue udah bawa makanan, gue takut gerdnya kambuh itu," ucap Alan.

"Biarin dulu kali Leo tidur, kasian, gue yakin dia kecapekan tadi," ujar Arion.

"Tapi dia belum sarapan, bangunin aja dulu, biar nanti habis makan dia tidur lagi." Arion paham dengan perkataan Alan.

"Dek, hey, bangun dulu, kamu belum sarapan kan? Makan dulu, nih Bang Alan bawain makanan untuk kamu." Alan menepuk pelan pipi Leo agar 'bayi' tersebut bangun.

"Eungh." Leo mengerang.

"Hey bangun dulu, yuk, adeknya abang. Makan dulu, nanti habis makan kamu tidur lagi, yuk," Evan berusaha membangunkan adiknya itu.

"Eungh. Nanti abang, Leo masih ngantuk." Leo masih memejamkan matanya. Alan pasrah dan membiarkan adiknya tidur.

Tiba-tiba, perut sebelah kirinya terasa sakit. "Aws, sakit, aws!" Leo meringis kesakitan. Ia memegang perutnya.

"Dek? Kamu kenapa? Hey! adek?!" Arion panik melihat adiknya kesakitan.

"Aws. abang, hiks, sakit perut Leo, hiks, aws, huwaaa, sakit abang, hiks," Leo menangis. Segera Arion menggendong adiknya itu.

"Kita ke rumah sakit ya?" Bujuk Alan.

"Gak, mau, gak mau ke rumah sakit, di UKS aja, hiks, aws," rengek Leo.

"Tapi kamu sakit Leo. Kayaknya gerd kamu kambuh itu, kita ke rumah sakit, ya?" Bujuk Evan kepada Leo yang tengah di gendong oleh Arion.

"Gak, mau, hiks, takut,"

"Takut kenapa? Kan ada abang," ucap Arion.

"Takut sama dokter, hiks."

"Jangan takut, kan ada abang, yaudah kita ke rumah sakit ya." Segera Arion turun dari rooftop sekolah menuju parkiran, diikuti oleh Alan dan juga Evan. Leo masih menangis dan meringis kesakitan. Sesampainya di parkiran, Arion memberikan kunci mobilnya kepada Evan, agar Evan yang menyetir mobilnya menuju rumah sakit.

LEONARD || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang