10 | Rewel

3.3K 190 1
                                    

"GUYS BANTU VOTE SAMA KOMEN YAA... BANTU AUTHORNYA BIAR SEMANGAT LAGI LANJUTIN KISAH AKU!" -LEONARD GANTENG

-•-

Kalo kalian suka sama story ini, jangan lupa vote + comment makasihh!!

Enjoy!

🐣🐣🐣🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🐣🐣🐣🐣

Akibat kejadian kemarin, kini Leo uring-uringan di kamarnya. Bahkan Daddy beserta kelima abangnya tidak ada yang pergi keluar mansion. Mereka dibuat pusing oleh Leo yang sedari tadi tidak ingin lepas dari Kaylo dan terus-terusan menangis.

"Pusing, huwaaa... Abang Ilo, pusing, kepala Leo sakit. Semuanya muter, huwaaa sakit."

"Sstt... cup... cup... jangan nangis, ya, baby, nanti tambah sakit kepalanya," Alessandro berusaha mendiamkan putra kecilnya itu.

"Hiks... Tapi sakit, Dad, kepala aku, hiks... huwaaa..."

"Cup... Jangan nangis lagi, baby, nanti kepalamu tambah sakit, udah ya..." kini Sean yang membujuk adikknya untuk tidak menangis lagi.

"Hiks, Abang Ean gak ngerasain sakitnya! Yang nerasain aku, gimana aku mau berhenti nangis kalo kepalaku aja tambah sakit kayak gini... Hiks..."

'Duh! Kena omel adik gue sendiri, jadi kena mental gue' batin Sean setelah kena omelan adiknya.

"Sini, Leo, sama Abang Eric ya," ucap Eric yang berusaha mengambil alih Leo dari gendongan Kaylo. Leo menggeleng kuat dan ia mengeratkan pelukannya kepada Kaylo.

"Gamau sama Bang Eric, maunya sama Bang Ilo aja, aduh pusing, sakit kepala Leo, huwaaa," Leo makin mengeraskan tangisannya. Daddy beserta abangnya sungguh terlihat sangat khawatir dan lelah. Tentu saja, sedari malam, Leo terus saja menangis dan mengeluh kesakitan. 'Ini semua karena kolam renang sialan itu!' kata Sky dalam hati.

"Hey, Leo, sama Abang Langit mau? Kita jalan-jalan keluar, ya, agar kepalamu tidak sakit lagi, sini," ucap Sky membujuk adiknya agar mau digendong dengannya dan tentu saja agar adiknya itu berhenti menangis.

"Gamau! Mau sama Abang Ilo aja, huwaaa pusing, jangan ajak Leo ngomong, jadi makin sakit kepalaLeo, huwaaa..."

"Cup, cup, cup, jangan nangis lagi, baby, nanti kepalamu tambah sakit, udah ya, cup," ucap Sean berusaha menghentikan tangisan adiknya.

"Tapi sakit kepala Leo, abang, gimana mau berhenti nangis, huwaaa..." Leo masih saja menangis.

Alessandro segera mengisyaratkan Cedric agar langsung menyuntikkan obat tidur agar bisa lebih mudah menginfus Leo. Cedric paham dengan isyarat Daddy-nya, ia segera menyuntikkan obat tidur di tekuk Leo. Leo meringis, tetapi detik berikutnya ia pun memejamkan matanya.

LEONARD || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang