"WAH SENANGNYA UDAH 1K! LEO MAU UCAPIN MAKASIH BUAT READERS LEO. TERUS PANTENGIN CERITA LEO YAA!! BANTU JUGA VOTE CERITA LEO... MAKASIH!!" -LEONARD SAGRA DAVIDSON
-•-
Kalo kalian suka sama story ini, jangan lupa vote + comment makasihh!!
Enjoy!
🐣🐣🐣🐣Praang...
Suara wajan yang terjatuh. Saat ini Leo, Cedric, dan juga Sean berada di dapur. Yups. Tepat sekali! Mereka sedang membuat kue tart dan juga cupcake. Sebagai perjanjian antara Cedric dan Leo semalam. Awalnya Sean menolak dengan alasan ia tidak bisa membuat kue, bahkan ia meminta Leo agar dirinya tidak perlu buat dan hanya perlu minta dibuatkan oleh Maid. Tetapi bukan Leo namanya kalau keinginannya belum terwujud, ia harus merengek dan memaksa keinginannya harus terpenuhi.
"Bang Eric wajannya jangan di lempar!" Kata Leo yang baru saja melihat Cedric melempar wajan ke pantry.
"Tidak. Abang tidak melemparnya. Abang hanya menaruhnya," kata Cedric membela dirinya.
Praang...
Leo terkejut saat mendengar suara loyang kue terjatuh. "Bang Ean itu loyang kuenya jangan di jatohin! Tadi Bang Eric, sekarang Bang Ean!"
"Abang tidak menjatuhkannya, tadi tidak sengaja tersenggol, baby! Sumpah!" kata Sean panik sambil mengangjat tangan berbentuk huruf 'V'.
Leo berdecak pasrah. Ia memberi tugas kepada abangnya itu untuk membuat adonan kue tart, "ck. Yaudah, mending Abang Ean bikin adonan buat kue tart-nya, ingat 3 butir telur, dua kilogram tepung terigu, satu setengah kilogram butter, sisanya abang lihat di buku resep itu. Jangan sampai salah. Sekalian nanti di ulenin pake mixer itu."
Leo juga sibuk. Ia membantu Cedric untuk membuat adonan cupcake serta memotong buah untuk topping serta menyiapakan bahan lainnya untuk menghiasi kue tart dan cupcake nanti.
"Ih, Bang Ean! Bukan kayak gitu ulenin adonannya! Ck, ah!" decak Leo saat melihat Sean yang salah menguleni adonan. Seharusnya ia memasukkan 3 butir telur, tetapi ia hanya memasukkan 1 telur dengan alasan telur sedang mahal.
"Telur mahal, dek! Jangan boros-boros!" ucap Sean membela diri.
Leo menggelengkan kepalanya, lalu mengangkat sebelah alisnya, "lah? Daddy 'kan orang kaya, tinggal minta beli lagi apa susahnya sih?!"
"Haduh iya?! Kenapa, abang bisa lupa, ya?! Oke, abang masukkan lagi 2 telurnya," ia segera memecahkan dua telur dan memasukkannya ke dalam loyang yang berisi adonan. Untung saja adonan tersebut belum tercampur oleh butter dan kawan-kawan, hanya baru tercampur dengan tepung terigu.
Leo mengalihkan pandangannya. Kini pandangannya ke arah Cedric yang hanya memandang kosong cup kue beserta adonan di dalam loyang, "ini lagi Abang Eric, bukannya masukkin adonannya ke cup malah diliatin doang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARD || END
Fanfiction(VOTE JANGAN GA VOTE!! PEGEL NIH TANGAN🙂🫶🏼) Perhatian! Bukan cerita BxB, BL, atau Romance! 🐣🐣🐣🐣 Cerita tentang Leonard Sagra Davidson atau yang kerap dipanggil Leo, bocah berusia 14 tahun yang tidak...