Jangan ada yang panggil gue bayi! Gue bukan bayi! Awas aja! Roar! - Leonard Sagra Davidson.
•-•
Kalo kalian suka sama story ini, jangan lupa vote + comment makasihh!!
Enjoy!
🐣🐣🐣🐣
Pukul 06.00 pagi, Leo sudah terbangun dari tidurnya. Ia bangun awal hari ini. Karena semalam ia tidur lebih cepat.
"Hoam. Udah jam 6 aja. Gue mandi dulu kali ya, habis itu berangkat ke sekolah," Leo beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
Sepuluh menit berlalu. Selesai mandi, ia memakai seragamnya dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia meminum obatnya. Setelah itu ia pergi ke dapur untuk menyiapkan bekal ke sekolah. Ia membuat bekal untuk dirinya sarapan di sekolah. Ia baru minum obat jam 6.10 itu tandanya ia harus sarapan pukul 7.10. Karena jarak waktu antara minum obat dan makan adalah 1 jam.
Untuk saat ini ia hanya membuat sandwich yang berisi slice cheese dan juga sosis. Ia terlalu malas untuk memasak di pagi hari. Ia tidak mau membuang tenaga dan waktunya di pagi hari. Ya, author juga sangat malas kalau harus melakukan kegiatan yang berlebih di pagi hari. Selesai membuat sandwich, ia memasukkan bekalnya ke dalam tas dan pergi keluar rumah. Ia mengunci pintu rumahnya dan segera mengeluarkan Tori dari garasi menuju jalan depan rumahnya. Tak lupa ia mengunci gerbang rumahnya.
"Kuy Tori, kita berangkat, ngeng!" ucapnya sesaat setelah menaiki Tori. Dan dia memacu motornya dengan kecepatan sedang menuju sekolah.
Tak butuh waktu lama, ia telah sampai di sekolah pukul 6.27, 3 menit sebelum gerbang sekolah ditutup.
"Tumben kamu gak terlambat," Leo menoleh ke arah Pak Jeki.
"Terlambat salah, gak terlambat juga salah. Mau bapak apa sih? Gelud aja lah kita pak, hayu!" kata yang memajukan badannya dari atas motor sambil menggulung lengan seragamnya ke arah Pak Jeki.
"Heh! Kamu tuh gak pantes berantem! Muka imut kayak gitu mah mending ngedot minum susu di rumah sambil dinyanyiin nina bobo!"
"Hush! Lambe mu, mas! Mau eta congorna aing sentil pake karet?!" kesal Leo yang memperagakan gerakan melempar karet dengan jari telunjuknya.
"Udah sana masuk! Dikit lagi bel! Hush! Hush!" Pak Jeki mengusir Leo. Leo pun segera melajukan motornya menuju parkiran. Ia memarkirkan motornya di parkiran khusus siswa. Sesudah memakirkan motornya ia pergi menuju kelasnya.
"Widii, tumben lo dateng pagi, Yo!" Pundak Leo ditepuk oleh seseorang dari belakang.
"Eh, Dimas, iya, lagi rajin gue hari ini, haha," ucap Leo tertawa. Dimas ikut tertawa. Dan mereka berjalan menuju kelas mereka. Dimas itu teman sekelas Leo. Dia memang lebih tua dari Leo, tetapi dia tidak ingin Leo memanggil dirinya dengan embel-embel "abang". Leo pun juga malas memanggil Dimas dengan sebutan abang Dimas ataupun mas Dimas. Meskipun begitu, Dimas menjaga dan menyayangi Leo seperti adiknya sendiri. Sama halnya dengan Arion, Alan, dan Evan. Tetapi memang Leo lebih dekat dengan ketiga abangnya dibanding ke Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARD || END
Fanfiction(VOTE JANGAN GA VOTE!! PEGEL NIH TANGAN🙂🫶🏼) Perhatian! Bukan cerita BxB, BL, atau Romance! 🐣🐣🐣🐣 Cerita tentang Leonard Sagra Davidson atau yang kerap dipanggil Leo, bocah berusia 14 tahun yang tidak...