(VOTE JANGAN GA VOTE!! PEGEL NIH TANGAN🙂🫶🏼)
Perhatian! Bukan cerita BxB, BL, atau Romance!
🐣🐣🐣🐣
Cerita tentang Leonard Sagra Davidson atau yang kerap dipanggil Leo, bocah berusia 14 tahun yang tidak...
Buah Nangka, Buah Pepaya Buat yang Baca, Jangan lupa Vote and Comment yaa! - Leo yang ganteng
-•-
Kalo kalian suka sama story ini, jangan lupa vote + comment makasihh!!
Enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐣🐣🐣🐣
Ruangan yang cukup luas dengan nuansa abu-abu. Ruangan tersebut adalah sebuah kamar. Disini Leo berada, kamar milik Kaylo, abangnya. Ia sedang merebahkan dirinya di atas kasur king size dengan meletakkan kepalanya di paha Ilo sambil bermain iPad yang memang dberikan untuk Leo dari Daddy-nya.
"Double Kill!"
"Triple Kill!"
"Maniac!"
"Shutdown."
"Halah asu! Pake mati segala gue! Gagal savage kan anjrit!" umpat Leo setengah berteriak saat hero miliknya yang digunakan di dalam game mati.
"Leo! Siapa yang menyuruhmu untuk berteriak?! Dan kenapa kau berkata kasar seperti itu?! Kau mau dihukum?!" kata Kaylo setengah berteriak.
Leo yang melihat raut wajah abangnya yang sedang marah langsung tertunduk, "M-maaf, bang, keceplosan."
"Kau sudah berani berkata kasar depan abang, hm?" Kaylo memiringkan wajahnya dan menatap intens Leo. Leo yang ditatap seperti itu makin tertunduk. Ia tak berani melihat tatapan maut abangnya.
"M-maaf, bang, aku keceplosan, jangan hukum aku, please," Leo memohon kepada Kaylo agar tidak dihukum.
"Tidak! Kau harus abang hukum!"
Leo menatap wajah Kaylo tidak lupa ia memasang muka melasnya, "Please, bang, jangan hukum aku. Aku janji gak akan ngomong kasar lagi, Tapi boong, hahaha." Ia melanjutkan kalimat terakhir di dalam hatinya.
"Untuk kali ini kamu abang maafkan, tetapi jika abang masih mendengar perkataan kasar keluar dari mulutmu, jangan harap kau akan lepas dari hukuman."
"Iya, aku janji, maaf, bang."
"Leo! Kau dimana?"
"Itu suara bang Jeje. Bang Jeje, aku dikamar Bang Ilo!"
"Jangan berteriak Leo! Sudah berapa kali abang beritahu, masih saja ngeyel!"
"Hehe, maaf, abang." Leo hanya terkekeh dan segera minta maaf kepada Kaylo, takut jika abangnya itu marah.
Tiba-tiba, pintu kamar Kaylo terbuka dan menampilkan sosok Jeffrey dengan setelan jas rapi. "Abang Jeje dari mana?" tanya Leo penasaran.
Dahi Jeffrey mengernyit saat mendengar panggilan dari Leo, "Jeje? I like that. Hm, abang dari kantor, kenapa?"
