💦Berkabung💦

43.9K 2.9K 545
                                    

SPAM KOMEN!!!!!!!!!!!!!!!!

"Tapi untuk pasien kami mohon maaf, dia kehilangan banyak darah dan kami membutuhkan tambahan darah secepatnya"

"Ambil darah saya saja dok" Mark menarik tangan dokter itu agar segera mengambil seberapa banyak pun darah yang dibutuhkan demi menyelamatkan separuh jiwanya.

"Kami membutuhkan darah AB" dokter itu menahan Mark dibantu perawat yang menahan tubuh Mark agar tetap tenang.

Semua yang ada disitu bernafas frustasi pasalnya rata-rata dari mereka bergolongan darah A atau B, bahkan orang tua Chanie tidak ada yang bergolongan darah AB, Mark sendiri pun bergolongan darah A.

"Golongan darah saya AB dok" Jaemin bersuara. Mark berjalan ke arah Jaemin dan memeluknya "Gue butuh bantuan lo, bantu selametin ibu dari anak gue" Jaemin mengangguk.

Jaemin akhirnya ikut bersama rombongan dokter kembali ke dalam ruang tindakan.

____

"Nak, ayok makan" Ten mengelus bahu tegap Mark yang terlihat rentan, entah Mark mendengar atau tidak, dia hanya terus memandangi anaknya yang ada di dalam inkubator tanpa memperdulikan keberadaan mertuanya, anak yang di dalam inkubator seharusnya belum lahir tapi ia ada dan sudah harus berjuang untuk bertahan hidup.

Ten menghela nafas berat, dia, Johnny, Jaehyun bahkan Bubu sudah silih berganti membujuk Mark agar mengisi perut nya tapi Mark tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

"Bunda tunggu diluar yah sayang, Bunda yakin Haechan ga suka ngeliat kamu menyiksa diri seperti ini, kamu harus makan, anak kamu butuh kamu disisinya" Ten akhirnya berlalu meninggalkan Mark yang tubuhnya kembali bergetar menahan suara tangisnya.

"Baby, maafin daddy, daddy yakin kamu anak yang kuat meskipun tanpa daddy kelak"

Mark menghantam dadanya sendiri yang begitu perih dan sesak.

"Daddy ga kuat tanpa bunda, kamu ga marah kan kalo nanti daddy ikut bunda?"

"Mark?" Suara Jeno dari ambang pintu.

"Yah?" Mark mengusap air matanya.

"Diluar ada polisi, mereka udah dapat titik terang" Mark mengepalkan tangannya lalu segera beranjak dari kursi dan keluar melewati Jeno, Jeno menghela nafas dan menyusul Mark dari belakang.

"Kami berhasil mendapatkan beberapa rekaman cctv yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian"

Tanpa bersuara dengan rahang mengeras Mark melihat rekaman itu.

Dari rekaman cctv terlihat sebuah mobil yang sengaja menyalip lalu membanting stir ke sisi kanan menghantam mobil yang ternyata di kendarai oleh Haechan, mobil itu terlihat berkali-kali menghantam sisi kiri mobil dimana ada Haechan di dalam mobil itu dan duduk di belakang kursi penumpang.

Sang supir berusaha melajukan kecepatan menghindari mobil yang berusaha mencelakai mereka namun sang supir tiba-tiba membanting stir ke sisi kanannya menghindari seorang anak kecil ditengah jalan yang lepas dari pengawasan orang tuanya, mobil yang dikendarai Haechan menghantam pembatas jalan dan hancur di sisi kanan dimana supir itu berada, terjadilah kecelakaan beruntun yang menewaskan supir dan ibu dari anak kecil itu yang ingin menyelamatkan anaknya.

"Untungnya supir anda membanting stir ke sisi kanan, kemungkinan dia mempertimbangkan keselamatan majikannya, karena kebanyakan refleks seorang supir jika dalam bahaya akan membanting stir ke sisi kirinya guna menyelamatkan dirinya terlebih dahulu" jelas salah seorang polisi.

"Boleh dimundurkan lagi rekamannya" pinta Sungchan.

"Plat mobil pelaku sangat jelas, apa sudah diselidiki?" Tanya Sungchan kemudian.

"Telah kami tindaklanjuti, tapi berdasarkan hasil penyelidikan mobil ini diperoleh dari agen mobil sewa dan identitas penyewa nya dipalsukan, kami masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut" terang polisi itu.

"Maaf" Sungchan mengambil tab itu dari tangan polisi dan berusaha memperbesar layar tab itu memperhatikan setiap detail mobil dan juga pelaku yang ada di dalam mobil. Samar-samar dari pakaian, pelakunya terlihat seperti seorang laki-laki.

Code blue tiba-tiba menggema dari ruangan dimana Haechan di rawat, dokter dan perawat bergegas untuk segera memberi tindakan.

"Anak saya kenapa?" Ten kembali menangis dan mencegat salah seorang perawat.

"Pasien kembali mengalami kritis" perawat itu segera berlalu memberi yang terbaik untuk Haechan.

"Oh Tuhan pah, anakku, bunda mau ikut Chanie aja kalo dia pergi" Ten menjatuhkan dirinya di lantai dan segera direngkuh oleh Johnny suaminya.

Mark menghantam dinding rumah sakit berkali-kali hingga darah dan dari buku-buku tangannya mengucur, susah payah Jeno berusaha menahan Mark. Bubu hanya bisa terus menangis didekapan suaminya.

"Mark, lo jaga Echan gue ada urusan" Sungchan mengembalikan tab itu dan segera berlalu.

____

Suara tangis terus meraung memenuhi rumah duka, Sungchan berjalan lurus melewati para pekabung dan berhenti tepat di depan peti jenazah.

Sungchan meletakkan mawar hitam di sisi sang jenazah lalu mengelus pipi pucat manusia yang terbaring di dalam peti itu.

Sangat miris melihat wajah indahnya dipenuhi oleh luka tusuk yang sudah terjahit, dari balik gaunnya Sungchan pastikan lebih banyak luka serupa menghiasi tubuh mulusnya.

"Semoga lo tenang Yer"

______

"Mark? Gimana kondisi Haechan?" Sungchan sedikit terengah di depan Mark.

"Masih koma setelah melewati masa kritis nya dua hari lalu" Mark menepuk kursi di sisi kanannya dan Sungchan segera duduk disana.

"Thanks Chan, gue baru bisa bilang sekarang, kalo ga ada lo yang nemuin Chanie mungkin dia udah ninggalin gue" Sungchan mengangguk.

"Lo harus janji sama gue bakal jaga dia terus, ga akan pernah ninggalin dia lagi, gue ga bisa liat Echan menderita di lain waktu, cukup ini aja, gue bisa ambil dia dari lo, tapi gue ga percaya sama diri gue sendiri bisa baik dan jaga Echan" jelas Sungchan menatap serius ke arah Mark.

"Tapi menurut gue lo baik" Jeno memotong pembicaraan mereka.

"Emm" Nana membetulkan.

"Gue baik?" Sungchan tersenyum miring, berusaha mengingat-ingat kebaikan dia dua hari lalu.

Salam subak🍉

Acieeeeeeeeeeeeeee🤣

POLOS || MARKHYUCK [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang