16. BOCAH TENGIL

3.6K 393 26
                                    

Assalamualaikum bestie 💗






Budayakan vote sebelum membaca






VOTE UNTUK FEEDBACK!






HAPPY READING OLL 🦸






°°°

Sudah satu minggu Keva berada di rumah pasca kecelakaaan yang pelaku nya masih misterius. Tapi kejadian kali ini akan Keva biarkan dan tidak mengusut nya terlalu dalam. Sebab dia malas untuk mencari tahu masalah ini. Keva akan menganggap nya musibah dari Allah. Dan Keva sudah mulai masuk sekolah sejak 3 hari yang lalu. Kini ia sudah berada di sekolah tapi Keva belum mendapatkan izin mengendarai kendaraan oleh kedua orang tua nya. Sampai saat ini Keva dan Zerrin diantar ke sekolah oleh Pak Aris atau terkadang Bia Gaffi lah yang mengantar nya langsung.

Tring

Tring

Tring

Bel istirahat sudah berbunyi. Seluruh siswa berbondong bondong untuk menuju kantin. Namun tidak dengan Keva. Tentu saja ia menghampiri Princess nya terlebih dahulu untuk menuju kantin bersama. Keva ditemani oleh kedua sahabat nya, yaitu Sean dan Refal.

"Eh besok kan libur tuh, kita jalan jalan yuk! Kemana gitu" usul Refal.

"Gue belum boleh bawa motor, Fal" jawab Keva.

"Lo sama gue atau gak sama Sean. Gampang kan?"

"Gak bisa. Besok gue ada janji"

"Sama siapa?"

"Biasa Fal" celetuk Sean. Refal yang baru paham pun hanya ber'oh'ria.

Ketika mereka sedang berjalan menaiki tangga, tiba tiba saja Keva mendengar ada orang yang minta tolong. Dengan cepat ia menelurusi suara tersebut. Keva mendekati suara itu selangkah demi selangkah dan di ikuti oleh Sean dan Refal di belakang nya. Sampai akhirnya ia mendengar suara aneh di dalam kelas.

Brak

Keva menendang dengan kasar pintu tersebut. Dan benar saja dugaan Keva. Ada segerombolan laki laki yang sedang merundung seorang wanita. Seperti nya sih mereka siswa kelas 10. Wanita itu sudah menangis tak bersuara dan terduduk lemas di bawah lantai.

"Idih... Gede juga nyali lo" cibir Refal. Memang Refal ini sangat pandai dalam bidang cibir mencibir seseorang. Entah laki laki ataupun perempuan.

"Siapa lo?" Tanya siswa itu dengan sedikit menantang.

"Nih baca!" Sean mengarahkan name tag yang menempel di seragam nya kepada siswa tengil itu.

"Sean Zevano? Cih... Gak kenal gue sama lo" siswa tengil itu sudah berani menunjuk nunjuk kearah wajah Sean. Jangan salah, walaupun Sean pendiam dan tidak banyak tingkah, tapi dia adalah orang yang paling mudah terpancing emosi.

Ketika Sean ingin memberikan pelajaran kepada siswa siswa tengil itu, Keva menahan pergerakan nya.

"Fal, tolong panggilin Kak Zerrin kesini buat nemenin tuh cewe" ujar Keva.

ZET dan KA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang