WHAT IF ; HE'S DIE

2K 133 6
                                    




‼️‼️‼️‼️



°°°

Sudah berminggu minggu Keva berada diruang intensif bersama alat medis yang semakin banyak. Keva tidak menunjukkan tanda tanda akan sadar. Mima dan Bia selalu berada disamping Keva. Tapi tidak dengan Zerrin. Karena Zerrin harus mengikuti kuliah perdana nya. Sebenarnya Zerrin sangat ingin menemani Keva di rumah sakit. Tapi dilarang oleh Bia Gaffi. Dengan perasaan sedih, Zerrin pulang ke rumah seorang diri yang dijemput oleh Pak Aris.

"Kakak mau disini aja Bia" kekeuh Zerrin.

"Kakak kan harus kuliah. Kalo kakak disini, kuliah nya gimana?"

"Yaudah kakak ga usah kuliah" jawab Zerrin dengan asal.

"Hey sayang, kok gitu ngomong nya? Kakak pulang ya? Kan weekend nanti bisa kesini lagi" bujuk Mima Alzena.

"Tapi kakak mau nemenin Keva aja Mima. Kakak ga tenang kalo jauh dari Keva" ujar Zerrin yang tetap mempertahankan argumen nya.

"Mima paham, tapi kakak harus inget kalo ada kewajiban lain yang harus kakak lakuin. Pulang ya?"

Lama untuk Zerrin memikirkan ini semua. Zerrin sangat tidak mau jika meninggalkan Keva, ia tidak mau lagi ketinggalan informasi mengenai kondisi sang adik kali ini. Sudah cukup Zerrin terlambat mengetahui sakit yang Keva derita.

"Oke" lirih Zerrin.

"Yuk Mima anterin ke lobby. Pak Aris udah nungguin kakak dari tadi" ujar Mima Alzena.

"Kakak mau ngobrol sama Keva dulu, boleh?" Izin Zerrin.

"Boleh sayang" Mima Alzena mempersilahkan Zerrin untuk pamitan dengan sang adik.

Zerrin mendekatkan dirinya dikaca besar. Ia menempelkan kedua telapak tangan nya dikaca penghubung antara ruang tunggu dengan ruang intensif.

"Kakak pulang dulu ya? Nanti kalo kakak kesini lagi, Keva harus bangun. Biar kakak bisa cerita rasanya kuliah dan ketemu temen temen baru. Oke? Weekend nanti kakak kesini lagi. See you" Zerrin melambaikan tangan nya kearah Keva seolah Keva bisa melihat nya.

Lalu dengan langkah gontai, Zerrin meninggalkan ruangan ini dan menuju ke lobby rumah sakit untuk pulang.

"Pak, titip kakak ya?" Celetuk Mima Alzena.

"Siap mba" balas Pak Aris.

"Maaf ya sayang, Mima belum bisa nemenin kakak"

"It's okey Mima"

Mereka pun berpelukan. Siapa yang menyangka jika kejadian ini menimpa keluarga Regantara? Zerrin yang biasanya selalu ditemani oleh sang adik, tapi kini ia harus sendiri. Karena Keva sedang berjuang melawan penyakit nya.

"Cantik nya Bia kok cepet banget sih besar nya? Besok udah kuliah" tutur Bia Gaffi seraya tersenyum sendu.

"Masa kakak kecil mulu sih" Zerrin sedikit merajuk.

"Gapapa dong, Bia malah seneng kalo kakak kecil terus" Bia Gaffi tertawa kecil.

"Kakak hati hati yaa disana, kalo butuh sesuatu langsung kasih tau Pak Aris, oke?"

"He'em" Zerrin mengangguk.

"Love you, kakak" Bia Gaffi merentangkan kedua tangan nya untuk memeluk sang anak sulung.

"Love you, Bia" Zerrin pun membalas dekapan Bia nya dengan hangat dan erat.

"Hati hati ya? Kabarin Mima terus" Zerrin mengangguk paham.

ZET dan KA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang