20. BERANTEM

3.1K 361 30
                                    

Assalamualaikum bestie 💗

Budayakan vote sebelum membaca

VOTE UNTUK FEEDBACK!

HAPPY READING OLL 🦸

°°°

Hari senin saat nya melakukan kegiatan wajib, yaitu upacara. Seluruh siswa siswi sudah berkumpul dan baris di lapangan sesuai kelas nya masing masing. Ketika ucapara sedang berlangsung dengan khidmat, tiba tiba saja guru killer di sekolah ini membawa beberapa murid yang terlambat atau tidak memakai atribut lengkap.

"Itu bukan nya Kak Keva ya?" Ucap siswa yang sebagai penjaga kesehatan selama upacara (PMR).

Seketika Zerrin langsung melihat kearah lapangan untuk mencari Keva. Apakah benar yang di bicarakan anak PMR itu?

"Lo nyari Keva?" Ternyata Xera peka dengan Zerrin.

"Noh bocah nya gak sendiri, tiga tiga nya kena sama Pak Hasan" tunjuk Xera kearah Keva dan teman teman nya.

"Ck! Kenapa lagi sih mereka? Akhir akhir ini suka banget deh di hukum. Mana sama Pak Hasan lagi" decak Zerrin sambil menajamkan tatapan nya.

Akhir akhir ini memang Keva, Sean dan Refal sangat sering terkena hukuman. Entah dari osis, guru piket, guru yang sedang mengajar di kelas nya, bahkan sampai Pak Hasan yang notaben nya adalah guru killer sejagat raya.

"Di depan kalian ini adalah murid yang akan bapak hukum. Kalian jangan pernah mengikuti mereka bertiga ini. Sudah tahu hari ini ada upacara, malah tidak memakai atribut sama sekali" ujar Pak Hasan menggunakan microfon.

"Keva, Sean, dan Refal ini adalah anak anak yang nakal dan bodoh" lanjut Pak Hasan.

"Murid bodoh mana ada yang nyumbang piala ke sekolah Pak" celetuk Keva dengan remeh.

"Diam kamu!" Bentak Pak Hasan.

"Apa yang Keva bilang ada bener nya juga, Pak" timpal Refal.

"Kamu sudah berani sama saya?"

"Berani lah, kata nenek saya jangan takut sama guru. Gaji bapak saya yang bayar kan? Gak ada saya, bapak gak gajian" jawab Refal.

"Kalian ini tidak ada sopan sopan nya!"

"Bapak aja gak sopan sama kita" ucap Sean sambil menatap lurus kedepan.

"Aneh. Masa saya di suruh sopan sama guru yang gak tau tentang sopan santun" Keva tersenyum smirk.

"Komedi komedi" cibir Refal seraya terkekeh.

"Udah lah Pak. Jangan nyalahin murid terus. Coba sekali kali bapak yang intropeksi diri" timpal Sean.

"Gak selama nya guru benar Pak. Masa jadi guru gak mau di salahin. Kalo gak mau di salahin, jadi ibu ibu aja pak" lanjut Keva.

Bugh

Pak Hasan memukul pelipis Keva dengan microfon yang sedang ia genggam. Hingga seluruh siswa dan sisiwi berteriak terkejut. Sedangkan Pak Farhat hanya bisa tercengang. Karena hanya Pak Farhat lah yang mengetahui kartu As dari Keva dan juga Zerrin. Ia hanya bisa berdoa agar Keva tidak mengadu kepada orang tua nya. Sebab Gaffi lah yang memiliki saham terbesar di sekolah ini.

ZET dan KA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang