Saat ini Pangeran Elbrata dan Putri Adara tengah berada di taman kerajaan, keduanya melepas rindu masing-masing, mengingat keduanya sudah lama tidak bertemu. Baik Pangeran Elbrata maupun Putri Adara sama-sama tumbuh menjadi seorang pria dan wanita dengan paras yang luar biasa. Pangeran Elbrata tidak perlu dipertanyakan lagi jika itu berkenaan dengan parasnya, semua orang pasti akan terpesona saat melihatnya. Begitu pun dengan Putri Adara, perempuan kecil itu tumbuh menjadi seorang gadis yang memiliki paras yang cantik dan juga menyejukkan hati bagi siapa saja yang melihatnya. Dari banyaknya pria yang mengaguminya, mungkin hanya sahabat kecilnya itu yang bersikap biasa saja saat bersamanya.
"Kau tau El, aku sangat merindukanmu." ucap Putri Adara dengan penuh semangat.
Pangeran Elbrata hanya mengangguk, "Hmm, aku tau." ucapnya.
"Kau ingat apa katamu dulu tetang cinta?"
"Rasa melon." ucap Pangeran Elbrata lalu tertawa bersamaan dengan sahabat kecilnya.
Putri Adara terus saja tertawa ketika mengingat masa kecilnya bersama Pangeran Elbrata, "Bisa-bisanya kau mengatakan itu." ucapnya.
"Parahnya lagi kau mengatakan seperti rasa coklat."
"Ya mana kita tau kan waktu itu, kita saja belum merasakannya."
"Sekarang kau sudah tau bagaimana rasanya Dara?"
"Ya, aku tau bagaimana rasanya, aku tau El."
"Bagaimana rasanya?"
"Tidak bisa ku jelaskan, aku hanya merasakan sebuah rasa yang merenggut kehidupanku, aku merasakan sebuah rasa yang mengambil alih pikiranku, aku merasakan sebuah rasa yang tiba-tiba muncul tanpa kuminta, aku hanya merasakan itu El, hanya itu."
"Kepada siapa? Siapa pria yang berhasil menaklukan hati sahabat kecilku ini?"
Putri Adara hanya tersenyum, "Siapapun pria itu, aku yakin kau pasti terkejut saat mendengarnya. Kuharap pria itu juga memiliki rasa yang sama terhadapku, semoga."
"Pasti dia juga mencintaimu Dara, mana mungkin ada seorang pria yang tidak mau dengan sahabat kecilku ini?"
"Sungguh?"
"Hmm, tentu saja."
'Kau tidak mencintaiku?' batin Putri Adara yang tidak bisa ia tanyakan langsung pada sahabat kecilnya itu.
"Baiklah, sekarang giliranmu. Kau tidak merasakan cinta dalam hatimu untuk seseorang?" tanyanya.
"Ada"
"Benarkah? Untuk siapa?"
"Aku tidak tau ini bisa kusebut cinta ataukah apa, tapi yang jelas selama aku berada di pengasingan dia selalu ada dalam pikiranku, dia selalu ada dalam mimpiku, dia selalu ada dimana aku melihat ke segala arah, aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan diriku ini, aku tidak mengerti Dara."
"Siapa gadis itu?"
"Kau tidak memberitahuku siapa pria yang kau cintai, jadi aku juga akan merahasiakannya darimu."
"Mana bisa seperti itu."
"Bisa Dara."
"Tidak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBARAWA
FantasyAkankah cinta harus berakhir lantaran maut yang memisahkan antara sepasang kekasih yang memang ditakdirkan untuk hidup bersama? Bagaimana menurutmu? Menurut sebagian orang, kematian mungkin merupakan akhir dari segalanya, namun ada juga yang percaya...