Suka Duka

127 22 0
                                    

Tiga hari kemudian

Tepat jam 12.00 gerhana matahari benar-benar terjadi, dan Ratu Andira juga tak sadarkan diri tepat ketika gerhana itu terjadi. Semua orang bertanya-tanya kenapa secara tiba-tiba gerhana terjadi, padahal sudah lama tidak terjadi gerhana matahari di Kerajaan Ambarawa ini. Raja Andrian tak kuat menahan kebahagiaannya sehingga ia langsung memanggil tabib untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Selamat yang mulia, saat ini yang mulia Ratu Andira sedang mengandung. Akhirnya Kerajaan Ambarawa akan mempunyai generasi selanjutnya, selamat yang mulia, selamat." ucap tabib istana.

Mendengar itu, langsung saja Raja Andrian mencium kening istrinya dan langsung memeluknya.

"Kita menang Dira, rintangan itu sudah pergi jauh dari kita. Ayolah bangun dan nantikan kehadiran bayi kecil kita bersama-sama." bisiknya pada Ratu Andira yang masih tak sadarkan diri.

"Segera panggilkan keluarga istana kemari, dan kabarkan kepada seluruh rakyat Kerajaan Ambarawa bahwa kebahagiaan sedang menyelimuti kerajaan ini." ucap Raja Andrian pada pengawal kerajaan.

•••••

Saat ini seluruh keluarga kerajaan sudah berada di ruangan Raja Andrian dan Ratu Andira, mulai dari Ibu suri, Pangeran Anggara dan istrinya yaitu Putri Akira yang saat ini sudah mengandung 8 bulan, dan keluarga lainnya. Saat ini Ratu Andira pun sudah terbangun dan sudah sadar kembali.

"Ada apa Andrian, kenapa kau memanggil kami kemari?" ucap Ibu suri yang penuh kebingungan.

"Iya kakak, ada apa? Apa semua baik-baik saja?" ucap Pangeran Anggara yang ikut bertanya.

"Kami ingin membagikan kabar bahagia dengan kalian, kuharap setelah kalian mendengar kabar ini akan membuat kalian ikut merasakan kebahagiaan kami berdua."

"Ada apa Andrian?" tanya Ibu suri.

"Bunda sudah lama menginginkan pewaris untuk kerajaan ini kan? Jadi berbahagialah sekarang, karena Dira tengah mengandung cucu Bunda."

Mendengar itu langsung saja Ibu suri tersentak kaget hingga membuatnya sedikit sesak untuk bernafas dan terjatuh ke lantai tak sadarkan diri. Semua orang dibuat terkejut dengan apa yang baru saja mereka lihat, terkhusus Raja Andrian dan Ratu Andira.

"Bundaaaaaaa" teriak Pangeran Anggara dan langsung terduduk seraya mengangkat kepala ibundanya.

Raja Andrian langsung turun dan mencoba membangunkan ibundanya, namun sayangnya Ibu suri tetap tak sadarkan diri.

"Cepat panggilkan tabib pengawal." ucap Raja Andrian hingga membuat pengawal istana langsung segera menuruti permintaannya.

Tabib pun datang dan langsung memeriksa keadaan Ibu suri, namun sayangnya kabar buruk juga hadir disaat kabar baik ada.

"Mohon maaf yang mulia, mendengar kabar bahagia dari yang mulia membuatnya terkejut hingga ajal menghampirinya. Mohon maaf atas kabar buruk ini yang mulia, saya mohon maaf." ucap tabib istana.

"Apa yang kau katakan tabib? Bunda tidak akan meninggal seperti itu, Bunda masih hidup." ucap Pangeran Anggara yang tak percaya dengan apa yang baru saja tabib itu katakan.

"Tidak, ini ti-tidak mungkin. Bunda ma-masih hidup kan?" ucap Raja Andrian seraya membangunkan ibundanya.

"Ayo bangun Ibu, kau sudah menantikan Dira punya bayi kan? Saat ini bayi itu sudah Dira dapatkan Ibu, tapi kenapa ibu malah meninggalkan Dira? Kenapa Ibu meninggalkan cucu Ibu bahkan sebelum melihatnya? Dira sudah menganggap Ibu sebagai Ibu Dira sendiri, kenapa ibu meninggalkan kami secepat itu?" ucap Ratu Andira.

AMBARAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang