"Likaaaaaaaaaaa" teriak Pangeran Elbrata seraya berlari menuju sahabatnya.
"Jangan lali-lali El." ucap Putri Alika.
"Kau tidak melindukanku?"
"Tidak-tidak." ucap Putri Alika seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau jahat Lika, aku sangat melindukanmu disini, dan kau tidak melindukanku? Aku tidak mau bermain denganmu lagi."
Mendengar ucapan dari sahabatnya, Putri Alika pun langsung memeluk Pangeran Elbrata.
"Aku juga sangat melindukanmu El, jangan malah." ucapnya.
Keduanya berpelukan dengan bahagia, sedangkan Raja Andrian dan Pangeran Adenar hanya melihatnya.
"Heyy kau juga disini?" ucap Putri Kiara yang membuat keduanya menatap ke arahnya, khusunya Pangeran Adenar.
Pangeran Adenar dan Putri Kiara ini diibaratkan kucing dan tikus, keduanya tidak akan pernah bisa akur jika disatukan. Tapi tetap saja yang namanya anak kecil pasti akan ada masanya ketika mereka akan bermain bersama. Jadi walaupun keduanya sering bertengkar, mereka juga tetap sering bermain bersama walaupun awalnya dimulai dari paksaan dari Pangeran Elbrata dan juga Putri Alika.
"Tidak, jangan mendekatiku, aku tidak mau bermain denganmu." ucap Pangeran Adenar.
Putri Kiara menatap Pangeran Adenar dengan sinis, begitupun dengan Pangeran Adenar yang juga menatapnya dengan sinis.
Melihat itu, Raja Andrian menjadi sesak nafas karena merasa sedang berada di kawasan yang salah. Ia rasa harus segera melarikan diri dari kawasan anak kecil itu, jika tidak maka mereka juga akan menariknya ke dalam jurang masalah.
"Tunggu-tunggu, kalian ingin bermain kan? Baiklah, ayah pergi dulu." ucapnya.
"Ayah tetap disini." ucap Pangeran Elbrata.
"Ayah harus menemui Bunda dulu El, kau sangat merindukan Alika kan, bagaimana jika Bunda juga merindukan ayah?"
"Ayah yang merindukan Bunda, bukan Bunda."
"Hmm iya iya, ayah yang merindukan Bunda, jadi ayah boleh pergi?"
Pangeran Elbrata mengangguk.
Setelah mendapat persetujuan dari putranya, Raja Andrian pun segera pergi meninggalkan tempat penuh kesesakan itu. Ia pun bernafas lega ketika ia berhasil melarikan diri dari kumpulan anak-anak itu.
Putri Kiara berjalan mendekati Pangeran Elbrata, Putri Alika, dan juga Pangeran Adenar. Namun langkah kecilnya terhenti oleh ucapan dari Pangeran Adenar.
"Aku bilang jangan mendekatiku, aku tidak mau bermain denganmu." ucap Pangeran Adenar.
Bukannya menjawab, Putri Kiara malah semakin berjalan menuju Pangeran Adenar berada.
"Kau kira aku kemari untuk mendekatimu? Kau kira aku mau bermain denganmu? Tidak, aku tidak mau." ucap Putri Kiara yang sudah tidak tahan dengan Pangeran Adenar.
"Lalu kenapa disini?"
"Disini? Ini kerajaan siapa? Kerajaanmu?"
"Maksudku kenapa ada di dekatku."
"Aku berada diatas kepalamu juga terserah aku, jadi apa masalahnya untukmu?"
"Aku tamu disini, jadi kau harus menghormatiku."
"Tamu?"
Pangeran Adenar mengangguk.
Mendengar itu Putri Kiara tertawa, entah apa yang sedang ia tertawakan saat ini, tapi yang pasti Pangeran Adenar lah yang saat ini sedang ia tertawakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBARAWA
FantasyAkankah cinta harus berakhir lantaran maut yang memisahkan antara sepasang kekasih yang memang ditakdirkan untuk hidup bersama? Bagaimana menurutmu? Menurut sebagian orang, kematian mungkin merupakan akhir dari segalanya, namun ada juga yang percaya...