Sayembara

166 35 0
                                    

"Menikahimu?" ucap Pangeran Andrian yang terkejut ketika mendengar ucapan dari Putri Andira.

"Hmm" Putri Andira bergumam seraya mengangguk.

"Bagaimana mungkin?"

"Jika kau tidak mau, maka aku akan kabur lagi dari sini."

"Jangan seperti itu Putri Andira, kau tidak percaya dengan takdir Tuhan?"

"Percaya"

"Jika kau percaya, lalu kenapa kau meragukan-Nya?"

"Aku tidak meragukan-Nya, aku hanya ingin kau yang menjadi suamiku. Aku tidak suka sayembara seperti itu, aku mau menikah dengan seseorang yang memang kukenal."

"Tapi kau baru mengenalku kan? Bagaimana bisa kau yakin secepat itu memilihku untuk menjadi suamimu?"

"Aku juga tidak tau."

"Kembali lagi aku ingin bertanya, kau percaya takdir Tuhan kan?"

"Iya pria cerewet."

"Jadi pasrahkan saja pada-Nya, jika nama kita memang tertulis di tulisan takdir yang sama maka kita pasti akan bersatu. Mungkin saat ini kita belum saling mengenal satu sama lain lebih jauh, tapi jika Tuhan sudah menciptakan untuk kita menjadi sepasang kekasih, maka sejauh apapun kita akan tetap bersatu."

"Kata-kata yang indah Pangeran Andrian, aku tidak pernah mendapat ucapan seperti itu dari suamiku." ucap Ratu Reista dengan tersenyum.

"Mau menikah lagi istriku?" kali ini Raja Arsena yang berbicara dengan alis yang terangkat.

"Boleh?"

"Boleh, tapi menikahnya di surga saja."

"Hmm" Ratu Reista bergumam.

"Bunda" lirih Putri Andira.

"Iya putriku?"

"Boleh aku tak sadarkan diri lagi?"

"Aku tidak tersenyum kan, kenapa kau ingin tak sadarkan diri lagi?" ucap Pangeran Andrian yang sedikit kesal dengan Putri Andira.

"Aku mulai menyukaimu Pangeran Andrian, bagaimana ini?"

"Kau masih di tahap menyukaiku Putri Andira, itu masih belum sampai di tahap mencintaiku. Rasa suka itu mungkin hanya kagum semata, dan itu akan hilang dengan sendirinya. Percayalah, sesaat lagi itu akan hilang."

"Tapi bagaimana jika nanti aku ada di tahap mencintaimu?"

"Panggil aku di setiap doamu, doakan aku sesuai dengan keinginanmu kepada Tuhan. Jika nanti hatiku tergerak untuk mencintaimu, maka aku akan percaya bahwa kaulah seorang gadis yang akan menjadi istriku nanti."

"Lalu bagaimana jika hatimu tergerak oleh wanita lain?"

"Aku tidak pernah mengenal seorang gadis selain keluargaku sendiri Putri Andira, bahkan baru saat ini aku mengenal seorang gadis dan sampai duduk satu kuda bersamanya. Ini bukan hanya kebetulan semata, tapi ini memang sesuatu yang harus terjadi."

AMBARAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang