Kelahiran

119 19 0
                                    

Lahirnya pewaris baru Kerajaan Ambarawa menggemparkan seluruh daerah arya, pangeran kecil itu digadang-gadang terlahir dengan paras yang tak tertandingi akan ketampanannya, bahkan sang ayah yang sudah merupakan pria paling tampan seakan-akan kini tergeser oleh putranya sendiri. Banyak dari orang-orang yang ingin bertemu dengan pangeran kecil itu, tak hanya dari kalangan Kerajaan Ambarawa, tetapi dari kerajaan luar pun ingin bertemu dengannya.

Pangeran kecil itu memiliki tahi lalat dipinggir mata sebelah kanannya, dagunya sedikit terbelah, hidungnya yang mancung, dan lesung pipi yang menghiasi senyumannya, serta memiliki tanda lahir yang unik berbentuk bulan dan matahari yang menyatu di punggungnya.

Bayi kecil dengan paras luar biasa itu memiliki nama Elbrata Arya Baskara, nama yang ayahnya wariskan tepat ketika ia berada dalam gendongan ayahnya untuk pertama kalinya. Nama itu bukanlah rangkaian nama biasa, nama itu memiliki arti seorang pemimpin yang diberkati dengan sinar matahari untuk memimpin seluruh daerah arya. Awalnya bayi kecil itu akan dipanggil dengan Pangeran Baskara, namun Raja Andrian dan Ratu Andira lebih memilih untuk memanggil putranya dengan panggilan Pangeran Elbrata.

"Kau tau Dira." ucap Raja Andrian seraya menggendong pangeran kecilnya.

"Apa?" tanya Ratu Andira yang saat ini tengah duduk di sampingnya.

"Bayi kita luar biasa Dira, tak kusangka aku akan diberkati dengan seorang bayi tampan sepertinya."

"Ayahnya tampan, jadi putranya juga akan tampan." ucap Ratu Andira yang membuat sang suami tersenyum.

"Tapi dia mengalahkan ketampananku Dira, dia mengalahkanku."

"Hmm, itu benar. Bahkan sekarang posisimu di hatiku juga tergeserkan olehnya, kau di urutan nomor dua sekarang."

Mendengar itu, Raja Andrian mengernyitkan keningnya.

"Jadi dia nomor satunya?" ucapnya seraya menunjuk Pangeran Elbrata.

Ratu Andira mengangguk dengan cepat.

"Maksudmu putraku sendiri yang menjadi sainganku Dira?"

"Hmm" Ratu Andira bergumam.

"Tidak, aku lebih tampan."

"Kata siapa?"

"Aku"

"Tadi siapa yang bilang kalau putraku ini yang paling tampan?"

"Aku juga."

"Nah berarti dia yang nomor satu kan?"

"Iya, eh tidak. Tetap aku yang nomor satu."

"Tidak mau mengalah dengan putramu sendiri?"

Mendengar itu, Raja Andrian menggelengkan kepalanya.

"Dia masih bayi suamiku, jadi aku akan lebih perhatian padanya dibandingkan dirimu saat ini."

"Aku juga bayi Dira."

"Hah?" Ratu Andira sedikit kaget dengan apa yang baru saja suaminya katakan.

"Aku ini juga bayi." ucap Raja Andrian.

AMBARAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang