"Tak kusangka Bunda akan pergi seperti ini Dira." ucap Raja Andrian ketika melihat mayat dari sang ibunda sudah dimasukkan ke dalam peti.
Mendengar itu, Ratu Andira juga tidak menyangka bahwa Ibu mertuanya akan pergi seperti itu.
"Kuharap Ibu mendapat ketenangan dan bisa bersatu dengan Ayah kembali disana." ucapnya.
"Kau tau?"
"Tau apa?"
"Bagaimana aku harus bahagia disaat satu sisi ada bagian yang hilang dariku?"
"Ini masa untuk berkabung suamiku, semuanya akan merasa ada sesuatu yang hilang disini. Jadi menangislah sampai kau merasa ikhlas akan kepergian Ibu untuk selamanya."
"Aku boleh menangis?"
"Hmm" Ratu Andira bergumam seraya menganggukkan kepalanya.
"Tapi jika dia mengataiku pria yang lemah bagaimana?" ucap Raja Andrian yang membuat sang istri kebingungan.
"Dia siapa?"
"Dia"
Siapa sangka yang disebut oleh suaminya itu adalah sang anak yang tengah ia kandung.
Melihat itu, mendadak Ratu Andira tersenyum.
"Heyy mana mungkin, dia tidak akan berani seperti itu pada ayahnya sendiri. Lagi pula siapa yang akan berani mengatai suamiku pria yang lemah? Tidak akan ada seorangpun." ucapnya.
Raja Andrian tersenyum seraya memeluk sang istri.
"Aku merindukan Ibu, Dira." ucapnya dengan isak tangisnya dalam pelukan sang istri.
"Aku juga."
•••••
"Bagaimana rasanya mengandung kak?" ucap Ratu Aksara seraya memegang perut dari kakak iparnya yaitu Putri Akira yang merupakan istri dari Pangeran Anggara.
Putri Akira tersenyum seraya berkata, "Nanti rasakan sendiri Aksara, rasanya wah menyenangkan sekali. Benar kan suamiku?"
Mendengar itu, Pangeran Anggara menghampiri suami dari adiknya yaitu Raja Prasetya.
"Kuberi saran jangan sampai istrimu itu mengandung sekarang Prasetya, jangan sekarang." ucapnya.
"Kenapa kak?" tanya Pangeran Prasetya.
"Kau tidak tau rasanya ketika istrimu hamil besar, nanti dia akan menjadi sangat manja layaknya seorang bayi kecil. Sebenarnya mereka bukan wanita dewasa yang mengandung bayi kecil, tetapi yang sebenarnya mereka itu bayi kecil yang sedang mengandung bayi kecil."
Mendengar itu semuanya tertawa, selain Putri Akira tentunya.
"Oh seperti itu?" ucapnya.
Melihat tatapan yang tak menyenangkan dari sang istri, membuat Pangeran Anggara meneguk ludahnya.
"Tidak-tidak Prasetya, aku hanya berbohong." ucapnya.
"Nah seperti itulah para suami kak Dira, kuharap kak Andrian dan Prasetya tidak sepertinya." ucap Putri Akira seraya duduk di dekat Ratu Andira.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBARAWA
FantasyAkankah cinta harus berakhir lantaran maut yang memisahkan antara sepasang kekasih yang memang ditakdirkan untuk hidup bersama? Bagaimana menurutmu? Menurut sebagian orang, kematian mungkin merupakan akhir dari segalanya, namun ada juga yang percaya...