"Panggilkan tabib segera." ucap Raja Andrian kala melihat lengan Putri Kiara banyak mengeluarkan darah.
Semua orang terlihat panik ketika melihat kejadian diluar pemikiran mereka, lengan seseorang bisa terluka lantaran menyentuh tubuh dari Pangeran Elbrata, apa yang sebenarnya terjadi pada anak kecil itu?
"Bunda sakit.." ucap Putri Kiara seraya menangis di dalam pelukan ibundanya.
"Kenapa menyentuh El Ara? Ayah kan sudah bilang jangan pernah menyentuh El disaat hari ulang tahunnya." ucap Pangeran Anggara dengan meniupi luka di lengan putrinya.
Tak menghiraukan itu, Putri Kiara hanya terus menangis. Sedangkan Pangeran Elbrata hanya menatap sang kakak dengan senyuman kecilnya.
Melihat reaksi dari putranya, Ratu Andira pun merasa sedikit curiga. Ia rasa Putri Kiara tidaklah menyentuh putranya, melainkan putranya sendirilah yang menyentuh lengan Putri Kiara, maka dari itu lengan Putri Kiara menjadi terluka. Lalu kenapa Putri Kiara tidak mengatakan hal yang sebenarnya? Itu karena Ratu Andira sangat tau bahwa Putri Kiara tidak akan pernah menempatkan adik kesayangannya dalam amarah semua orang. Ia tidak akan mau jika Pangeran Elbrata dimarahi, maka dari itu ia tidak akan pernah mengatakan hal yang sebenarnya tentang kelakuan adiknya pada semua orang.
"Ayo El ikut Bunda dulu." ucap Ratu Andira seraya memegang tangan putranya dan berjalan menuju ruangannya.
Jika kalian lupa kenapa Ratu Andira bisa menyentuh tubuh Pangeran Elbrata dan ia tidak luka, itu karena sejak ulang tahun Pangeran Elbrata yang pertama hanya kedua orang tuanya lah yang bisa menyentuhnya dan tidak terluka. Maka dari itu baik Raja Andrian maupun Ratu Andira tidak akan terluka ketika mereka menyentuh tubuh pangeran kecil itu.
"El duduk disini." ucap Ratu Andira.
Mendengar itu Pangeran Elbrata pun menuruti ucapan dari ibundanya, ia pun langsung duduk tepat di samping Ratu Andira.
Pangeran Elbrata disini sudah tau apa yang akan ibundanya lakukan padanya, ia pun juga sangat tau bahwa ia dibawa kemari karena ibundanya sudah pasti tau bahwa dialah penyebab luka di lengan Putri Kiara kakaknya.
"El tidak mau mengatakan yang sebenarnya pada Bunda?" ucap Ratu Andira seraya menanyai kelakuan putranya.
"Bunda, maaf." ucap Pangeran Elbrata lirih.
"Tidak perlu meminta maaf pada Bunda, Bunda hanya ingin tau yang sebenarnya disini."
"Tadi Kak Ala sedang belali lali di depan El, ada Lika sama Kak Adenal juga, telus ada Platama juga disana. El juga mau belmain, El juga mau belali lali sepelti meleka, tapi El tidak bisa, El tidak bisa Bunda. Kenapa El tidak bisa Bunda?"
Mendengar itu Ratu Andira sedikit terdiam tak bersuara, ia rasa memang benar putranya merasa hal demikian, tapi tetap saja perilaku putranya tidak bisa dibenarkan.
"Kau tidak bisa bermain hanya satu hari El, besok kan bisa bermain lagi hmm? Sekalipun El tidak bisa bermain sekarang, El tidak boleh seperti itu, El mau Kak Ara terluka? El mau Kak Ara merasa sakit? El mau?"
Pangeran Elbrata hanya menggelengkan kepalanya.
"Tidak mau." ucapnya.
"Janji tidak mengulangi hal yang sama?" ucap Ratu Andira seraya menyodorkan jari kelingkingnya pada putranya.
Melihat itu, Pangeran Elbrata langsung mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking milik ibundanya.
"Janji" ucapnya.
"Sekarang El tau harus berbuat apa?"
"El halus minta maaf."
"Pada siapa hmm?"
"Kak Ala."
"Anak yang pintar, ayo kita kesana."
Pangeran Elbrata mengangguk seraya memeluk kaki ibundanya yang sudah berdiri.
"Bunda jangan marah, maafkan El." ucapnya.
Melihat itu, Ratu Andira pun berjongkok dan mencium kening putranya.
"Bunda sayang sama El, Bunda tidak akan marah ketika El mau mengatakan yang sebenarnya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi." ucapnya.
Mendengar itu, pangeran kecil itupun tersenyum.
•••••
"Luka ini akan sembuh beberapa hari ke depan yang mulia, tenanglah, Putri Kiara pasti akan segera sembuh." ucap tabib istana.
"Kak Alaaaaaa maafkan Ellll." ucap Pangeran Elbrata yang berlari memasuki ruangan Putri Kiara.
Semua orang pun diminta untuk menepi dan membiarkan Pangeran Elbrata menghampiri Putri Kiara, tetapi tetap saja hal itu didampingi oleh Ratu Andira karena takut terjadi hal yang sama seperti Putri Kiara.
"Tidak apa-apa El, aku sudah baik-baik saja." ucap Putri Kiara dengan tersenyum.
"Tapi lengan Kak Ala teluka kalena El, jadi El halus meminta maaf pada Kak Ala."
"Iya aku maafkan."
"Benalkah?"
"Iya El, kau bahagia?"
"Hmm aku sangat bahagia, boleh El meluk Kak Ala?"
"Tidak El, tidak boleh. Pelukannya besok saja ya, jika sekarang El meluk nanti tubuh aku terluka semuanya."
"Baiklah pelukannya besok saja."
Melihat itu, semua orang dibuat kebingungan. Pangeran Anggara dan Putri Akira tidak mengerti dengan apa yang kedua anak kecil itu bicarakan.
"Apa ini Kak Dira? Aku tidak memahaminya." ucap Putri Akira.
"Yang sebenarnya bukan Ara yang menyentuh El, tapi El lah yang memegang lengan Ara. Dia melakukan itu karena ia melihat Ara dan teman-temannya yang lain sedang bermain, dia juga ingin bermain tetapi tidak bisa. Maka dari itulah hal itu terjadi, El memegang lengan Ara supaya Ara bisa bermain dengannya. Jadi tolong maafkan El ya, dia sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Ratu Andira yang menjelaskan yang sebenarnya.
"Jadi pangeran kecil ini yang berulah hmm?" ucap Pangeran Anggara.
"Jangan marahi El ayah, aku tidak apa-apa." kali ini Putri Kiara yang berbicara untuk melindungi adik kesayangannya.
"El tetap harus dihukum Ara." ucap Raja Andrian.
"Tidak Ayah Andrian, tidak ada yang boleh menghukum El, entah itu Ayah Andrian, Bunda Dira, ayah, bunda, bahkan aku sendiri tidak boleh. Apapun yang terjadi El tidak boleh dihukum, tidak boleh." ucap Putri Kiara.
"Sekalipun El berbuat hal yang jahat pada orang lain, tetap tidak boleh dihukum Ara?" ucap Ratu Andira.
"Kalau El sampai berbuat jahat pada orang lain, maka aku sendirilah yang akan menghukumnya." ucap Putri Kiara dengan menatap adik kesayangannya.
"Kak Ala mau menghukum El? Jangan hukum El Kak Ala, El janji akan membagi dua coklat kita dengan lata, El janji." ucap Pangeran Elbrata yang membuat semua orang tertawa.
•••••
Hari itu menjadi hari kegaduhan di Kerajaan Ambarawa, pesta hari ulang tahun Pangeran Elbrata pun diakhiri sebelum jam yang ditentukan. Seluruh tamu undangan diminta untuk kembali ke kerajaannya masing-masing, mengingat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan yang terjadi.
Sejak kejadian hari itu, Raja Andrian dan Ratu Andira memutuskan untuk tidak mengadakan pesta ulang tahun untuk Pangeran Elbrata. Mereka hanya akan mengundang kerabat terdekat mereka saja untuk memperingati hari ulang tahun Pangeran Elbrata. Sedangkan kerajaan-kerajaan lainnya tidak diundang untuk meminimalisir kejadian yang sama terulang kembali.
•••••
Jangan lupa vote and komen yaa
See you next time
Sumenep, 11 July 2002
Revisi 23 Agustus 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBARAWA
FantasyAkankah cinta harus berakhir lantaran maut yang memisahkan antara sepasang kekasih yang memang ditakdirkan untuk hidup bersama? Bagaimana menurutmu? Menurut sebagian orang, kematian mungkin merupakan akhir dari segalanya, namun ada juga yang percaya...