Riki:
udah selesai belum, bimbelnya?Dyra:
udah
mau jemput?Riki:
iya
Aku otwDyra:
okayDyra menunggu di depan halte tempat dirinya bimbel, di bulan kedua setelah menjadi siswi kelas akhir, Jayen menawarkan Dyra untuk bimbel.
Meski sedari dulu Dyra hanya belajar sendirian, tak jarang juga Jayen sesekali mengajarinya. Tetapi abangnya yang satu itu ingin tahun terakhir Dyra di SMA lancar, maka dari itu Jayen menawarkan Dyra untuk bimbel.
"Loh, sendirian Ra?" Tanya Kamal, teman Jayen yang juga menjadi pembimbing disini, tetapi bukan di bagian kelas Dyra.
"Iya kak lagi nunggu jemputan hehe." Jawab Dyra sekenanya.
"Ohh gitu, gue temenin aja ya?"
"Boleh."
Dyra melihat kesekelilingnya dengan harapan Riki akan segera tiba. Ia hanya sedikit tak nyaman bersama dengan Kamal, entah mengapa.
"Eum, Ra."
"Iya?"
"Besok lo free ga?"
"Hm? A-ah itu--"
"Besok Dyra ada jadwal movie date sama gue." Untungnya Riki segera datang dan langsung menyela ucapan Dyra. Ia menekan kata movie date, karena kesal tentu saja.
"Ahaha, gitu ya? Yaudah deh, tadinya gue mau minta tolong gantiin gue di bimbelnya anak kelas enam SD." Ujar Kamal.
Dyra menyikut pelan perut Riki, "bisa kak, tapi cuman sampai dua jam. Soalnya gue mau ngajarin adik kelas yang olim juga di sekolah, sampai sore, abis itu ya...ada janji sama Riki."
Riki mengangkat dagunya, sedikit sombong.
Kamal tersenyum maklum. "Beneran gapapa, Ra?"
"Iya kak, nanti sekitar jam tiga sampai jam empat gue gantiin kakak."
"Oke deh kalau gitu. Minta tolong banget ya Ra, gue ada urusan soalnya."
"Siap kak, santai aja."
"Yaudah lo udah ada jemputan juga ya, gue pamit Ra."
"Hati-hati kak."
Setelah dirasa Kamal sudah melajukan motornya cukup jauh, Riki berjalan mendahului Dyra.
Dyra masuk kedalam mobil dengan diam, ia tidak ingin mengajak Riki bicara karena ia merasakan hawa-hawa kecemburuan disini.
"Kenapa sama dia tadi?" Tanya Riki tanpa menoleh ke arah Dyra.
"Dia siapa?"
"Itu, bule nyasar." Jawab Riki sekenanya.
Dyra terkekeh lalu menyandarkan kepalanya pada tangan Riki. "Kak Kamal itu, temennya bang Jayen, dia juga ngajar di tempat bimbel tadi." Jelas Dyra.
Riki mengangguk-angguk mengerti.
"Kamu tuh tadi ngapain segala motong pembicaraan aku sama kak Kamal? Kita ga ada janji apa-apa besok."
"Kamu ga mau movie date?"
Dyra menggeleng cepat. "Bukan gitu Riki...aku cuma ga enak sama kak Kamal."
"Emang ga ada pengganti yang lain?"
"Mungkin ga ada."
Riki menghela nafasnya. "Suruh yang lain aja jangan kamu."
Dyra tersenyum lembut lalu mengelus pelan pundak Riki, "mana bisa sayang, aku udah bilang iya sama kak Kamal tadi."
"Ck, yaudah."
"Yaudah apa?"
Riki diam tidak menjawab pertanyaan Dyra.
"Riki, kenapa sih?"
Dyra menatap Riki dari samping, "cemburu ya?"
"Ngga."
"Terus?"
"...dikit."
Dyra tertawa lalu mencubit pipi Riki gemas, "maaf deh kalau interaksi aku sama kak Kamal tadi bikin kamu cemburu."
"Bukan itu--tapi, iya sih."
"Terus?"
Riki melirik tangan Dyra lalu ia genggam dan dikecupnya pelan.
"Aku ga suka cara dia natap kamu."
Dyra mengerutkan keningnya, "emang kak Kamal natap aku gimana tadi?"
"Kayak gitu deh, tatapan minat."
"Minat?"
"Iya, minat ngerebut kamu dari aku."
"Apa sih ah, ngga mungkin lah."
Riki memasang wajah datarnya, "bisa aja."
"Sok tau kamu tuh."
"Aku lebih tau Ra, karna aku juga cowok."
Dyra menggeleng, menepis ucapan Riki tadi. Ia tetap bersikukuh, "ngga Riki jangan ngaco deh, udah ya? Ga usah difikirin."
Riki mengangkat sudut bibirnya, mengulas senyum tipis. "Iya sayang."
"Aku laper banget, tadi materinya lumayan susah tau." Dyra sedikit curhat.
"Ahaha iya-iya kita makan habis ini, susah gimana? Kamu bisa susah juga?"
Dyra mencebikkan bibirnya. "Bisa lah, aku juga manusia."
"Ohh kirain ibu peri."
"Ibu peri mulu ih."
Riki terkekeh, "ya emang kayak ibu peri kan? Cantik, baik hati, tidak sombong, rendah hati, murah senyum. Sayangnya, belum aku nikahin jadi namanya bukan ibu peri dong?"
Dyra ikut terkekeh sembari memukul bahu Riki. "Apa hubungannya?"
"Ya kalau udah nikah kan bisa bilang 'kamu tuh ibu peri sekaligus ibu dari anak-anak aku' gitu Ra."
"Ahahaha! Iya deh, suka-suka kamu."
"Riki kan sukanya sama Dyra."
Dyra tidak bisa tidak tersenyum saat ini, kehadiran Riki membuat dirinya kembali di mood yang bagus dari pada sebelumnya dimana ia sangat dipusingkan beberapa latihan soal dan materi.
"Dyra juga sukanya sama Riki."
Riki merangkul Dyra menggunakan tangan kirinya, lalu mengecup puncak kepala Dyra bertubi-tubi.
"Sayang banyak-banyak buat Dyra."
"Sarangbeo buat Riki."
"LOH???"
...
Tbc
* Memikirkan konflik selanjutnya *
KAMU SEDANG MEMBACA
Riki as My Boyfriend
RandomKata-kata andalan seorang Riki, untuk pacarnya, "Makasih banyak-banyak buat Dyra." Terimakasih, atas datangnya Dyra pada kehidupan seorang Riki Aryasepta.