Part 32

669 75 6
                                        

Akhirnya makhluk tersebut keluar dari tubuh Liora dan langsung hilang dengan membawa Vina bersamanya, Liora yang perlahan mulai sadar bertanya apa yang telah terjadi, namun Risma tak menjelaskannya. Kemudian Risma mengambil 4 pisau disetiap sudut ruangan yang digunakan Liora untuk menyayat tangannya.

"Sesuai dengan yang aku ceritakan padamu sebelum kita terhimpit tembok, kita harus pergi ke belakang hotel, kamu ingat kan dulu waktu kita dikejar hantu sampai kakimu terkilir, kita sembunyi disana dan ada sebuah ruangan yang disamping-samping pintu ada lilinnya? Aku melihat kita memegang 4 pisau yang kita tusukkan ke sebuah peti, mungkin ini pisau yang akan kita gunakan nanti." Jelas Risma dan disetujui oleh Liora

Mereka pun berlari ke belakang hotel melewati samping kanan hotel, dan lagi sosok wanita yang sering menampakkan diri ke Liora ada disana. Langkah kaki Liora terhenti dan menatap Wanita itu, Wanita itu tersenyum dan berkata bahwa mereka hampir selesai. Liora berfikir positif bahwa terror akan segera usai.

"Jika peti terbuka jangan kau serahkan lencana trisula itu pada sosok genderuwo yang ada di tempat dimana para korban dikuliti. Serahkan kepadaku dan aku akan menghapus tanda trisula yang ada dikaki mu." Ujar sosok tersebut kemudian ia mengilang.

Risma yang sadar berlari sedikit jauh dari Liora, meneriaki Liora agar ia segera berlari menyusulnya. Liora pun tersadar dan berlari menyusul Risma, ketika sampai didepan pintu, pintunya tak bisa terbuka, Liora mencoba membuka dengan jepit rambutnya, namun tak bisa terbuka juga. Liora dan Risma mendobraknya bersama namun tetap saja tak bisa terbuka. Mereka sudah kehabisan akal, dab bersandar dimembelakangi pintu

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Risma

"Selama kita disini, pertanyaan yang berulang kali ku dengar adalah apa yang harus kita lakukan, hingga aku muak mendengarnya." Gumam Liora

"Bagaimana kalau kita rusak aja gagang pintunya pakai pisau ini?" Tanya Risma

"Cobalah, aku Lelah." Jawab Liora tak berkutik dari tempatnya sementara Risma berusaha merusak gagang pintu dan lubang kuncinya.

1 jam berlalu usaha Risma tak membuahkan hasil. Hingga emosinya tersulut dan ia menghempaskan 2 lilin yang ada di depan pintu hingga lilin tersebut jatuh dan mati. Siapa sangka, pintu tiba-tiba terbuka hingga Liora pun terjengkang ke belakang. Liora mengaduh

"Kenapa kita tidak terfikirkan untuk apa 2 lilin tersebut disana?" Gumam Liora tetap dalam posisi terlentang sedangkan Risma masih terbelalak tak percaya dia bisa membuka pintu tersebut hanya dengan mematikan 2 lilin tersebut. 

     Mereka mulai menancapkan 4 pisau disetiap sudut peti, namun peti tak bisa terbuka. Liora muak dan menendang petinya, dia juga berdiri di atas peti dan menghentak-hentakkan kakinya. Risma takut akan terjadi sesuatu jika ada sosok yang marah atas perlakukan Liora sehingga ia berusaha menenangkan Liora.

"Liora aku tahu." Ujar Risma seketika hentakan Liora terhenti menunggu lanjutan ucapan Risma, Risma yang sebenarnya tak tahu berusaha memutas otaknya dengan menggit jarinya gugup.

"Apa?" Tanya Liora terlalu lama menunggu jawaban Risma

"Turun dulu." Jawab Risma dan diiyakan Liora

"eng...mmm...eeee...Sebentar biarin aku berfikir dulu." Jawab Risma, Liora memutar bola matanya malas. 

Hari mulai gelap, Risma terus memutari peti itu dan mengamatinya. Tiba-tiba ia terfikir bahwa peti itu terdapat goresan disetiap sudutnya, goresan tersebut melambangkan gambar yang persis dengan kakinya. Ia menempelkan kakinya 1 per 1 disetiap sudutnya, namun peti tak terbuka sedikitpun.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Liora mengerutkan dahinya

"Lihat disini ada lambang yang sama dengan lambang yang di kaki kita. Aku mencoba menyatukan dengan lambang yang di kakiku." Jawab Risma

"Hah, bentar-bentar, jangan-jangan kita harus menancapkanya di lambang tersebut?" Tebak Liora masuk akal, Risma pun setuju, mereka mencabut pisaunya dan menancapkan persis di lambang tersebut. Akhirnya peti pun terbuka dan terlihat ada lencana trisula didalamnya. 

"Kita harus memberikanya pada genderuwo", "Kita harus memberikanya pada Wanita itu." Ujar Liora dan Risma bersamaan, mereka saling tatap satu sama lain.

"Apa maksutmu?" Tanya Risma, Liora pun menjelaskan apa yang ia lihat dalam perjalanan kesini tadi. Namun Risma tak setuju, ia bersih keras memberikanya pada genderuwo karena ia berpatok pada penglihatanya saat meditasi di ruang sempit tadi. Merekapun berdebat...




halo dah update, jangan lupa like dan komenya yah. akankah mereka memberikanya pada wanita itu? atau mereka akan memberikanya pada genderuwo? tunggu jawabanya di part 33.  

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang