Part 33

688 72 9
                                        

Hari mulai gelap, Risma dan Liora masih teguh dengan pendirian nya masing-masing.

"Genderuwo itu konotasi nya negative loh Ris dibanding sama sosok wanita tadi." Ujar Liora

"Tapi kan sama-sama setan." Ujar Risma

"Ayo dong, siapa tau wanita tadi bisa bantuin kita menghilangkan lambang di kaki kita." Jawab Liora memohon

"Ra, Kalau kita melakukan hal yang ga sesuai peraturan ritual kan kita ga bakal bisa nemu jawabanya. Lagian kamu tau tempat wanita itu? Pasti ga tau kan." Yakin Risma

"Iya sih, gini aja deh, kita cari wanita itu dulu di samping kanan hotel ntar kalau ga ketemu baru deh tersera kamu kalau kamu emang mau ngasihkan ke genderuwo." Ujar Liora mencoba negosiasi dan Risma pun menyetujui.

Liora mencoba mencari di samping kanan hotel dengan sedikit bantuan cahaya bulan. Liora juga mencoba mencoba memanggil-manggil sosok wanita itu, namun tidak ketemu hingga 2 jam berlalu. Risma yang hanya menunggu di depan hotel mulai jenuh dan menghampiri Liora untuk bertanya mau sampai kapan mencari. Liora mulai putus asa dan menyerahkan lencana tersebut pada Risma.

"Mau ke tempat itu sekarang atau besok?" Tanya Risma

"Sekarang aja kali ya, lebih cepat lebih baik, lagian sekarang udah tanggal 28 juga, inget ga dulu waktu dapat surat kaleng ada angka 30, takutnya tuh kita mati tanggal 30 itu kalau ga segera keluar."

"Oke." Risma pun menyetujui untuk mengantarkan lencana tersebut ke tempat para korban di mutilasi dan dikuliti. Ntah keberanian datang dari mana, Risma mulai menjadi berani dalam menghadapi terror ini.

Mereka mulai dekat dengan tempat tersebut, Liora dan Risma juga mencoba menyingkirkan rerumputan dan daun tebu yang menghalangi jalanya hingga mereka pun sampai di depan gubuk tersebut. Liora yang mulai melihat para arwah dengan bentuk tubuh yang tidak jelas sedikit merasa mual, melihat wajah Liora yang pucat membuat Risma khawatir.

"Mau nerusin ga?" Tanya Risma mencoba menenangkan Liora

"Iya gapapa." Jawab Liora.

Mereka masuk dan tidak ada tanda-tanda keberadaan sosok genderuwo. Liora menyarankan agar menaruh lencana itu tepat ditengah-tengah gubuk dititik Rara Rere dan korban lainya dikuliti, Risma pun setuju dan menaruh lencana trisula itu ke tengah-tengah kemudian berjalan mundur sembari memperhatikan jika ada sosok genderuwo yang datang.

Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang, hawa dingin mulai menyeruak ke tubuh mereka, aura lingkungan menjadi terasa negative dan membuat mereka berdua tidak nyaman. Hingga datanglah sosok bertubuh hitam besar berbulu lebat, mata merah, cakar besar, dan terdapat tanduk hitam dikepalanya. Sosok tersebut mendekati lencana tersebut dan mengambilnya, kemudian mendekati Liora dan Risma.

"Kamu bisa liat dia ga?" Bisik Liora menggandeng tangan Risma dan menarik Risma agar berada di belakang Liora

"Bisa." Jawabnya santai

"Tumben ga takut." Heran Liora

"Ngapain harus takut? Kan aku dan dia sama." Jawab Risma santai

Liora tertegun mendengar jawaban Risma, dan mencoba sedikit lebih tenang dan berharap Risma hanya mencoba mencairkan suasana atau iseng saja.

"Jangan becanda, ini lagi serius." Jawab Liora sedikit berbisik

"siapa yang bercanda?" Tanya Risma

"Ris?" Panggil Liora melepas genggamannya dari tangan Risma.

"Kenapa dilepas?" Tanya Risma tersenyum lepas, wajahnya berubah menjadi mengerikan bahkan mata, hidung dan mulutnya tidak terlihat, yang terlihat hanya muka busuk, tanganya berubah menjadi kurus kering dan kukunya memanjang hitam. Liora takut sekaligus khawatir dengan keberadaan Risma yang asli, sembari menjauh dari sosok wanita itu dan Genderuwo.

"D...d...dimana Risma?" Sentak Liora, namun kedua sosok itu tak menjawab. Liora yang kehabisan akal berlari sekencang mungkin dan kembali ke hotel. Liora mencoba berteriak memanggil Risma, ia yakin bahwa sosok yang menyamar menjadi Risma bermula saat Risma berada di depan hotel sendiri ketika Liora tengah mencari sosok wanita yang menghantuinya. 

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang