Part 35

768 73 2
                                        

Waktu menujukkan pukul 01.00 pagi. Liora menyetujui agar sosok Cantika masuk ke tubuh Liora. Merekapun melakukan ritual sedangkan Risma melihat dengan penuh kekhawatiran, Ketika sosok itu berhasil memasuki tubuh Liora, ia menarik tangan Risma dan berlari menuju gubuk tadi.

Sosok dalam diri Liora mulai melakukan ritual pemanggilan genderuwo, genderuwo itupun datang, Liora dan genderuwo saling menyerang satu sama lain. Sosok-sosok korban disana bingung dengan apa yang telah terjadi. Tiba-tiba sosok yang menyamar menjadi Risma muncul dan mendekati Risma.

"Siapa kamu, kenapa kamu berwajah sepertiku?" Tanya Risma mundur perlahan

"Oh, kamu mau lihat wajah asliku?" Tanya nya, membuat Risma semakin ketakutan jika dia menampakkan wajah aslinya. Risma berjalan mundur hingga keluar dari gubuk tersebut. Ia bingung harus meminta bantuan dari siapa. Kemudian ia terpikir untuk meminta bantuan para korban-korban yang bergentayangan disana.

"Tolong aku, aku akan membantu kalian menemukan jasad kalian dan memakamkanya dengan layak." Teriak Risma

Para korban disana yang mendengar terlihat sangat senang, mereka mencoba membantu Risma dan mulai menyerang sosok jahat tadi. Ketika mereka terus bertempur, Risma hanya bosa berdoa kepada Tuhan agar sosok baik bisa mengalahkan sosok yang jahat, kemudian Risam berlari ke dalam gubuk dan berusaha melempari batu ke genderuwo sembari membaca basmalah, meskipun efek nya kecil tapi sedikitnya bisa membantu Liora.

Ketika genderuwo mulai melemah, Liora terbang ke atas kepala genderuwo dan mematahkan tanduknya, hal itu membuat genderuwo itu kesakitan dan jatuh tersungkur. Liora mulai mulai membelah perut genderuwo dan mengambil lencana itu, ia melemparnya ke Risma dan berteriak agar segera kembali ke pohon mawar. Risma pun takut akan tugas berat yang diberikan sosok itu

"Tidak bisakah aku menunggumu?" Teriaknya kebingungan antara segera kembali ke hotel atau menunggu Liora mengalahkan sosok besar itu.

"Tidak. Cepat! Dia tidak akan mati meskipun aku membelah perutnya" Bentak Liora

Risma berlari kencang ke hotel, ia memasrahkan semua pada Tuhan, Ia seakan sudah pasrah dan siap akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Ia berlari sembari menangis, takut, khawatir dan gugup

"Apa aku bisa menyelesaikannya?" Batinnya

Ketika ia sampai di samping kanan hotel, ia menjatuhkan diri di ruang bawah bawah tadi, ia menggali tanah disekitar mawar tersebut dengan tergesa-gesa hingga ia menemukan lencana yang satunya. Ia pun mengambil dan menggabungkan lencana trisula tersebut, namun tak ada tanda-tanda aneh disekitarnya, hanya saja tanda trisula dikakinya hilang. Ia menaruh dan menguburkanya kembali di bawah pohon mawar itu, ia berniat untuk menyusul Liora. Tapi ketika di tengah perjalanan ia menemukan Liora berjalan tersenyum padanya, hal itu membuat Risma lega dan senang. Risma berlari memeluk Liora, namun tanganya terasa basah dan bau darah. Kemudian, Risma melepas pelukanya dan melihat tanganya dipenuhi darah, ia membalikkan tubuh Liora dan membuka sedikit bajunya dan mendapati punggungnya berlubang hingga ususnya keluar.

"Tubuh ini ditusuk oleh cakar genderuwo tadi. Tubuh ini masih bisa berjalan dengan tegas karena aku masih di dalam tubuhnya. Maafkan aku." Jawab sosok dalam diri Liora

Risma masih tercengang tak percaya, Ia tak bisa membendung air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Bahkan saking putus asanya Risma, ia mencoba membenturkan kepalanya ke pohon-pohon disekitar, ia juga berusaha mencekik dirinya sendiri karena merasa bersalah.

"Jangan biarkan kematian Liora menjadi sia-sia. Dia mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan hidupmu, dan kamu mau mati sia-sia ditanganmu sendiri?" Tanya sosok dalam diri Liora yang membuat Risma berhenti menyakiti dirinya sendiri

"Bagaimanapun kamu harus keluar hidup-hidup, agar kematian Liora dan teman-temanya tak sia-sia." Ujar nya berjalan kembali ke hotel

Risma pun mengikutinya dengan melamun dan menatap punggung Liora dengan darah yang terus berjatuhan. Ia tak menyangka dan masih belum bisa menerima kenyataanya. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, Liora dan Risma tengah berada di ruangan mawar tersebut.

"Sebelum matahari terbit, kamu harus keluar dari desa ini sebelum para penduduk desa yang mengabdi setan dan pelaku pesugihan menyadari bahwa roh-roh jahat hilang dari hotel ini. Jangan pernah percaya siapapun, karena kamu tidak tahu benar siapa mereka." Ujarnya

"Bisakan aku membawa tubuh Liora pulang bersamaku?" Tanya Risma

"Dia hanya akan memperlambat pelarianmu." Jawabnya

"Tak bisakah kau mengantarkan tubuh Liora ke lapangan parkir?" Tanya Risma putus asa

"Tidak bisa, aku harus mengunci energi dalam lencana ini sebelum matahari terbit." Jawabnya

"Aku akan berusaha semampuku membawa tubuh Liora, mungkin saja ada kemungkinan kecil dia masih bisa diselamatkan." Ujar Risma, sosok itupun keluar dari tubuh Liora, Risma tak dapat melihat sosok itu namun ia tetap mengucapkan terimakasih. 

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang