part 27

5.6K 331 88
                                    

Author pov

Hari semakin gelap, pun udara yang semakin mencekam membuat Liora dan teman-temanya terdiam larut dalam fikiran masing-masing

"Kenapa udara jadi aneh gini sih". Risma bermonolog dan tak sengaja di dengar oleh Udin

"Gue tau. Gue juga merasakanya, gue takut jika malam ini terjadi sesuatu yang mengerikan lagi, gue juga takut jika nanti gue tak bertemu kalian lagi". Ujar Udin yang sontak membuat mereka semua menoleh ke arahnya

"Lo jangan ngelantur deh, kita pasti selamat kok Din". Ujar Adam menenangkan

"Iya yang penting kita harus bersama-sama". Imbuh Liora

"Risma". Panggil Udin mengabaikan respon teman-temanya

"Hm". Jawab Risma dengan menaikkan alisnya tanda ingin tahu

"Aku suka sama kamu". Ungkap Udin yang langsung mendapat tatapan kaget dari Risma

"Ya. Aku suka sama kamu, tapi aku tak menginginkan mu menjadi kekasihku". Lanjut Udin yang membuat Risma menautkan alisnya

"Untuk saat ini, aku hanya ingin kamu jadi sahabatku seperti sekarang. Tapi tolong jaga hatimu untuk ku, karena nantinya setelah kita selamat dari teror ini aku akan langsung melamar mu. Tapi jika aku tak selamat...!". Ujar Udin terpotong karena Risma yang langsung memeluk Udin dengan menangis bahagia. Karena pada dasarnya Risma sudah menantikan ini sejak dulu, ya, menantikan Udin membalas perasaanya dan mengungkapkanya.

"Kita pasti selamat, aku juga suka sama kamu. Kamu ngajak langsung nikah pun aku juga mau!". Jawab Risma masih dalam pelukan Udin

"Buset...! Ajegile. Ngebet banget lo Ris !". Teriak Rendy terkejut

"Tidak Risma. Kita harus selesaikan kuliah kita dulu, aku hanya akan melamar mu dan kamu bisa melanjutkan kuliahmu lalu tunggu aku sampai bisa mencukupi mu dan anak kita nantinya". Jawab Udin

Brak...!!!

Seketika pintu kamar mereka terdobrak, dan menampilkan sosok perempuan yang mengerikan. Muka nya hancur karna sayatan, Ia tak punya mata, mulutnya robek hingga telinga, hidungnya pun teriris menampilkan tengkorak tulang hidung nya, badanya tak karuan, tulang rusuknya banyak yang mencuat keluar, darah segar selalu menetes ke lantai kamar namun tak meninggalkan bekas tetesan darah itu. Teman-teman Liora berteriak lari kesana kemari ketakutan.

"Apa yang kau inginkan wanita jelek !". Bentak Liora

"Apa kau lupa padaku ?". Tanya nya sarkas

Beberapa menit Liora memutar ingatanya, dan yah! Ia ingat, wanita ini adalah ibu Key.

"Oh ya. Aku ingat. Kau ibu Key". Jawab Liora datar

Teman-teman Liora hanya memojokkan diri mereka saling merengkuh dalam maksut melindungi dengan ketakutan melihat percekcokan antara ibu Key dan Liora.

"Hahahaha !". Tawanya renyah
"YA...! Aku ingin balas dendam. Kau membuat ku mati konyol disini. Mati dibunuh anak ku sendiri!". Jawab nya yang langsung terbang menghampiri teman-teman Liora berada.

"Jangan sentuh teman ku wanita busuk!". Teriak Liora yang langsung lari menghampiri temanya. Tak ada jawaban wanita itu langsung menghilang. Dengan was-was mereka mengedarkan pandanganya berjalan pelan ke tengah kamar

" TOLONG...!". Seketika teriakan itu membuat mereka terkejut dan mendapati Udin tengkurap dan terseret seseorang. Liora berusaha menarik tangan Udin di bantu teman-temanya

"Bertahan Din !!!". Teriak Risma

Namun Liora, Adam, Risma, dan Rendy tiba-tiba terhempas kebelakang, seketika itupun Udin menghilang. Semua teman-temanya panik mencari nya hingga sekarang mereka tiba di halaman hotel

" Sial... ! Kita kehilangan jejak !". Umpat Rendy

"TOLONG LEPASIN SAYA!". Teriak Udin

"Diatas gaes !". Teriak Rendy, mereka langsung mendongakkan kepalanya dan mendapati Udin tengah di pojokkan hantu wanita itu

"Din. Jangan takut, lo pasti bisa melawanya !". Teriak Adam dan langsung berlari kedalam hotel berniat menghampiri Udin yang di susul Risma dan Rendy

Liora terdiam, kepalanya terasa sangat pusing. Dia mencoba menahanya, tapi terasa sangat berat hingga ia pun tumbang.

Sementara di lantai atas, Udin tengah disudutkan oleh sosok mengerikan itu. Tetibanya Adam di tempat Udin

" Ups. Terlambat !". Ujar sosok wanita itu dengan mendorong tubuh Udin dari lantai atas.

"UDIN...!!!". Teriak Adam, Rendy, dan Risma bersamaan. Seketika sosok itu menghilang dengan tawa khasnya yang menggema

Risma pun duduk tersungkur dan menangis sejadinya.
"Ris. Pasti Udin selamat, ayo kita kebawah ". Ujar Adam yang penuh keyakinan, bukan. Yang benar untuk menutupi rasa luka yang mendalam, yang semata hanya untuk menenangkan

Rendy, Adam, Risma kembali berlari untuk melihat keadaan Udin. Naasnya Udin sudah tiada, bagaimana mereka begitu yakin Udin sudah tiada ??? Ya dengan melihat badan Udin yang sudah remuk dengan tangan kakinya patah, matanya melebar, kepalanya pecah hingga menampakkan otak nya yang hampir keluar.

"Mas Udin ". Panggil Risma lirih namun masih bisa di dengar. Rasanya kelopak mata Risma tak mampu lagi membendung air mata yang didalamnya, ingin rasanya stok air mata selama hidupnya didunia ia tumpahkan sekarang juga, terpukul, itulah yang dirasakan Risma sekarang, seperti ribuan bom telah meledak dalam jiwa raganya, tersayat hatinya karena baru saja ia menangis bahagia namun kini ia menangis penuh luka karena tlah ditinggal pergi oleh orang yang sangat ia cinta.

"UDIN...!!!". Teriak Risma, sungguh teriakan itu mampu menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.

Risma berlari ke tubuh Udin tergeletak mengenaskan, ia menangis, meronta, menjerit meminta Udin berjanji untuk tidak meninggalkanya. Namun sesekali juga ia tertawa renyah dan mengganggapnya sebagai sebuah candaan bahwa Udin tlah meninggal
"Kamu ga boleh pergi ninggalin aku. Kamu janji ya, nanti kalo udah pulang dari liburan katanya mau ngelamar aku ? Oh ya, nih jaket buat kamu biar kamu gak kedinginan". Ujar Risma sembari mencopot jaketnya dan memakaikanya ke tubuh remuk Udin.

"Apa ? Kamu lapar ?. Iya habis ini aku masakin tapi kamu harus bangun dulu ya". Ujar Risma yang mampu membuat Adam dan Udin meneteskan air matanya, hatinya terasa ngilu melihat sahabat nya meninggal dengan mengenaskan, dan melihat Risma begitu terpukul dengan keadaan ini.

"Setan sialan !". Teriak Adam geram

"Dam. Kontrol dirimu". Ujar Rendy khawatir.

"Loh. Liora mana ?". Tanya Rendy yang menyadari sedari tadi tak menemukan Liora bersama teman-temanya.

Adam yang juga menyadari tak ada nya keberadaan Liora merasa sangat cemas, fikiranya berkecamuk. Entah apa yang harus dilakukanya sekarang.

"Risma". Panggil Adam menyeka air matanya.

"Hm". Jawab Risma acuh karena sibuk bermain dengan hidung Udin yang kelewat mancung

"Kita kembali keatas sekarang.". Titah Adam. Seketika bibir Risma cemberut tak suka

"Kasian Udin disini sendiri. Dia gak bangun-bangun. Tidur mulu, mungkin kecapek an karena abis kejar-kejaran. Aku disini aja nungguin Udin". Bantah Risma

"AKU BILANG SEKARANG ! UDIN UDAH GAK ADA ! DAN GAK AKAN PERNAH KEMBALI ADA !". Teriak Adam yang tak kalah terpukulnya dengan Risma. Rendy yang tadi hanya diam menghampiri Risma dan memeluknya, seketika tangis Risma kembali pecah. Sebenarnya, Adam dan Rendy tak sanggup untuk melihat ini tapi bagaimanapun mereka harus tetep tegar menghadapi teror ini dan segera menuntaskanya.

"Ren, bawa Risma kedalam sekarang juga!". Titah Adam dingin.

"Lo gimana?". Tanya Rendy dengan memapah Risma

"Akan gue coba cari Liora. Lo jagain Risma dulu. Jangan sampai dia melakukan hal-hal yang merugikan". Jawab Adam

Hai hai kira2 kmna ya Liora. Ini ada yang baca gak sih? Kok sepi amat .
Yang baca happy reading ya. Makasih udah setia sama ceritaku .

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang