Liora pov
Aku dan teman-teman ku sudah berkumpul di kamar 308.Aku sangat lemas karena mungkin tenaga ku bentrok dengan mereka.Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang dengan memandang Risma yang sedang mengobati luka Rendy,aku yang melihat nya sungguh merasa bersalah .
"Maafin gue ya gaes" ujar ku
"Maaf buat apa ? Yang ada kita lah yang berterimakasih sama lo " jawab Udin sembari mengambil secangkir air putih dan duduk di sofa
"Eh tapi Ra,gue heran deh.Lo kan indigo trus apa pertama kali masuk hotel ini lo gak liat apa-apa?" .
"Gue lihat mereka,banyak.Tapi gue ga ambil pusing,karena juga ini bukan pertama kali gue nginep di hotel dan setiap hotel yang gue kunjungi yang pasti mereka ada banyak.pertama memang gue merasa ada aura yang aneh disini,tapi ketika gue masuk mereka menyambut kita,mereka tersenyum pada kita.So,gue ya ga curiga.Mereka begitu lihai dalam mempermainkan peran nya." ujar ku
"Mungkin mereka menyambut kita karena mereka seneng bakal dapet tumbal " ujar Rendy
"Mungkin " ujar ku dengan menatap ke pintu kamar.Tiba-tiba kulihat ada benda putih yang sepertinya hanya menampakkan sedikit dari tubuhnya.
"Apa an tuh " gumam ku lebih memincingkan mataku
"Apa an sih " ujar Risma dengan menatap arah yang sedang ku tatap
"Eh liat deh gaes.Apa sih putih-putih itu" Ujar Risma yang tiba-tiba benda itu menampakkan kepalanya dengan cepat.
"Aaaaaaa lemper " Teriak Risma
"Haaa ??? " ujar ku,Rendy,Adam dan Udin menoleh ke Risma secara bersamaan.
"Eh salah.Aaaaa Pocong !!!! " Teriak Risma lebih keras dari teriakan yang awal.
Tiba-tiba pocong itu meloncat-loncat mendekati ku dan teman-teman ku yang semakin membuat Risma menangis,bagaimana tidak? Pocong itu sangat menyeramkan,matanya hanya berwarna putih dengan kantong mata berwarna hitam,muka nya sungguh hancur,banyak darah,nanah,dan korek.Ditambah lagi belatung-belatung itu menghiasi mukanya dengan absurb.Aku hanya diam,mencoba mencari tau apa tujuanya menampakkan diri pada teman-teman ku.
Ketika pocong itu sudah berada didepan Risma sekitar jarak 1 meter aku mulai bertindak.Ku dorong pocong itu.hingga ia terpental kebelakang.Dan yang ku rasakan hanyalah lembek,lembek sekali seperti ia tak mempunyai tulang
" pergi dari sini,atau kan ku lenyapkan kau !" sentak ku dan tiba-tiba pocong itu menghilang.Namun ku kira teror itu hanya sampai disini,ternyata ini masih belum berakhir.Tiba-tiba meja dan kasur berterbangan yang hampir membuat semua teman-teman ku terluka karena bentrokanya.
"Ha...ha...ha...ha " muncullah sesosok wanita mengenakan pakaian putih dengan rambut panjang yang dibiarkanya tergerai.
"Mau apa kau " teriak ku
"Membunuh mu " ujar nya sadis yang lalu melayang mendekatiku jarak ku dengannya cukup dekat hingga aku tak berani menatap nya karena mukanya sangat hancur dengan mata yang sangat besar .Aku mulai mengeluarkan keringat dingin ia mulai mencekik ku perlahan,nafasku mulai sesak.
"Ra lo kenapa ?" teriak Udin
"Ra lo harus kuat.Jangan tinggalin gue " Teriak Adam
"Ra jagain gue " teriak Risma dengan sisa isak tangis nya
"Ra lo pasti bisa melawanya " teriak Rendy
Mendengar itu,entah dari mana energi ku serasa semakin kuat.Ku hempaskan sosok wanita itu hingga ia terpental dan menabrak sebuah lemari ia pun merintih dengan suara khas nya