Part 34

669 74 3
                                    

Liora terus mencari Risma tanpa henti, ia takut akan kehilangan Risma juga, tapi tiba-tiba angin kencang menghantam tubuh Liora hingga Liora tampak kesakitan dan terheran. Angin menghantam tubuh Liora terus menerus dan mendorongnya hingga ke tembok tengah samping kanan hotel, angin pun berhenti. Liora Nampak kebingungan dan meraba dan sesekali mengetuk tembok tersebut. Karena kelelahan, ia mencoba duduk dan mendapati tanah bekas galian.

Liora berpikir ada sesuatu ditanah bekas galian tersebut, ia berlari ke dalam hotel menuju dapur, ia mengambil sebuah pisau daging dan berlari penuh semangat ke samping kanan hotel tadi. ia mulai menggali dan terus menggali dengan cahaya remang-remang dari bulan, ketika sudah menggali sedikit dalam ia seperti melihat sebuah pintu, namun tak begitu jelas karena hanya terlihat bagian atasnya, sehingga Liora terus menggalinya hingga terlihat jelas bahwa itu memang sebuah pintu dengan tinggi 2 meter, dengan nafas tersenggal-senggal ia membuka pintu tersebut. Tiba-tiba ia mendapati sosok wanita mengerikan itu menyeringai tepat 1 jengkal dari wajahnya. Liora terkejut hingga menabrak tanah dibelakangnya

"Ketemu." Ujar sosok itu dengan menyeringai senang

"Bisa ga sih ga ngagetin, mana Risma?" Tanya Liora tanpa basa basi

Sosok itu mundur dan menunjuk tubuh Risma yang terbaring dibawah pohon mawar, Liora berlari dan memeluk Risma lega, ia pun juga menyadari ruangan itu tempat dimana sosok itu berubah menjadi wanita cantik yang bernama Cantika dan memberikan mawar pelindung bagi Liora dan teman-temannya

"Maksutmu apa bawa Risma kesini?" Tanya Liora

"Temanmu bersih keras untuk memberikan lencana itu pada genderuwo, jadi aku membawanya agar kamu terus mencariku dan tidak terhasut temanmu untuk memberikan lencana itu pada genderuwo." Jawabnya lirih

"Tapi ada sosok yang menyamar jadi Risma, dia mengajakku segera memberikanya pada genderuwo, aku terlanjur memberikanya." Sentak Liora

Tiba-tiba sosok itu melotot hingga bola matanya keluar, gigi taring dan kukunya memanjang. Ia terbang dan mulai menyerang Liora hingga Liora kuwalahan. Sosok itu mulai mencekik tubuh Liora dan membawanya terbang kemudian melepaskannya hingga Liora jatuh tersungkur.

"Maafkan aku. Aku sangat putus asa." Ujar Liora memohon

"Jika kamu memberikan lencana itu padaku kamu akan mendapat cara teraman bagi mu dan temanmu keluar dari hotel ini bahkan setiap terror dan kutukan dari hotel ini juga akan musnah. Namun, karena kamu telah memberikanya pada genderuwo aku tak menjamin kamu bisa keluar dengan aman." Jawabnya

Risma mulai sadarkan diri, ia mulai berlari memeluk Liora dan menangis ketakutan. Liora mencoba menenangkanya

"Apa ada cara lain?" Tanya Liora yang tak dijawab oleh hantu cantika itu

"Liora, sebenarnya waktu aku meditasi, aku melihatmu bertarung dengan genderuwo itu, tapi melihat betapa kuatnya kamu, itu seperti bukan kamu." Jawab Risma sesenggukan, sosok wanita mengerikan itu perlahan berubah menjadi wanita cantik yang dulu pernah ia temui disini

"Sepertinya takdir memang berpihak pada penglihatan temanmu. Satu-satunya cara yang tersisa hanyalah merebut lencana trisula itu dan menggabungkanya dengan lencanaku agar energinya kembali seimbang. Sebenarnya, lencana itu milik kakek buyutku yang babat alas disini dan pertamakali mendirikan desa ini, beliau bukan sembarang orang, lencana itu peninggalannya untuk menjaga keluarganya, namun ketika aku dibunuh, pasangan lencana itu disalahgunakan oleh orang-orang disini untuk melakukan pemanggilan roh jahat agar mereka bisa melakukan pesugihan, roh-roh jahat itu ditempatkan dihotel ini. Mereka tidak menggunakan lencana yang satunya karena hanya bisa memanggil roh baik. Karena lencana itu terpisah, energi yang dimilikinya tidak seimbang." Jawab sosok Cantika

 "Dimana lencana satunya? Bagaimana aku bisa merebut lencana itu?" Tanya Liora

Sosok itu menunjuk bagian bawah pohon mawar tersebut. Liora pun mulai menggali lingkaran tanah yang mengelilingi mawar tersebut

"Ra, bukankah lebih aman jika lencana itu tetap dibawah pohon mawar itu. Lebih baik lencana yang satunya yang dibawa kemari." Sela Risma, Liora pun menghentikan aktifitasnya

"Satu-satunya cara agar kamu bisa melawan genderuwo itu, aku harus masuk ketubuhmu." Ujar sosok itu pada Liora 

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang