Part 31

702 83 8
                                    

Setelah menceritakan apa yang risma lihat dalam meditasi, suara ayam berkokok sudah terdengar, menandakan hari mulai pagi. Risma dan liora mencoba keluar dari ruangan sempit tersebut, namun tiba-tiba tidak ada jalan keluar, hanya terdapat tembok yang perlahan mulai menghimpit mereka. Mereka merasakan bahwa tembok terus berusaha meremukkan tubuh mungil mereka.

   "Ra kenapa temboknya jadi makin sempit, haruskah kita mati disini?" Tanya Risma dengan menahan kesakitanya karena semakin terhimpit

   "Engg..." Belum sempat menjawab Liora pingsan dalam keadaan berdiri karena sudah tak kuat menahan himpitan tembok tersebut, tak lama pun risma juga mulai tak sadarkan diri.

Tiba-tiba secercah cahaya matahari menghampiri mereka, membuat Liora dan Risma tersadar perlahan dan kebingungan karena mereka sekarang berada di ruang kosong. namun ruangan itu tampak tak asing bagi Risma, sepertinya ia pernah melihat ruangan ini, dan benar ternyata ruangan ini yang ia buka ketika pertama kali masuk ke hotel ini.

"Ra, sepertinya aku pernah lihat ruangan ini, ruangan ini tuh yang pernah aku buka waktu pertama kali kita ke hotel ini." Ujar Risma berbisik

"Hah? oh ternyata kamu yang buka ruangan ini? kan dulu udah dibilangin sama pak kades kalo jangan dibuka!" Ujar Liora dengan nada tinggi

"Maaf, waktu itu kan aku gatau juga, trus kita harus apa nih?" Tanya Risma tak enak hati

"Mana ku tahu? kok tanya aku si?." Ujar Liora sembari berkeliling menatap tembok diruangan tersebut, dan menemukan ada yang janggal. Di beberapa sudut tembok tersebut terdapat noda darah, ia juga menemukan sebilah pisau disetiap sudutnya. Liora mendapatkan sedikit petunjuk dan mulai melukai tanganya dengan pisau tersebut.

"Ra, kamu ngapain? Jangan bunuh diri dulu." Ujar Risma

Tak ada jawaban dari Liora, liora terus mengucurkan darahnya di sudut tembok, hal tersebut berulang di setiap sudut tembok dan risma pun mulai mengerti.Ketika semua sudut tembok sudah  bercucur darah Liora, tiba-tiba Liora mendongakkan kepalanya dengan mata melotot, Risma terkerjut dan mulai mundur perlahan. Liora berjalan ke tengah ruangan dan mulai menyanyikan lagu jawa kuno sembari melototi Risma, Risma hanya menangis tanpa suara, kini ia merasa sendiri dengan sosok yang merasuki Liora. Usai menyanyi Sosok tersebut tersenyum kemudian tertawa nyaring sembari perlahan mendekati Risma. Risma mulai ketakutan dan berlari ke pintu keluar, sayangnya pintu tak mau terbuka, angin berhembus dengan kencang seakan menusuk ke tulang

"Liora sadarlah, tolong aku Ra, aku harus gimana?" Teriak Risma sembari menangis ketakutan

Liora mulai mencekik Risma hingga tubuhnya terangkat dan melempar tubuh Risma, hal tersebut terus berulang dan Risma hanya memohon untuk kesadaran Liora kembali. Ketika ia hampir tak sadarkan diri, ia mengingat Vina, si pocong yang menyukai Rendi. Dengan tenaga yang tersisa, Risma berteriak memanggil Vina dan Risma pun tak sadarkan diri.

Ketika Liora yang dirasuki mendekati Risma, Vina datang dan mendorong Liora dengan keras

"Keluar dari tubuh Liora." Ujar Vina, dan ditertawakan oleh sosok tersebut

"Tidak, mereka telah melakukan ritual, aku harus mengambil arwah teman wanita ini untuk ku jadikan budak, dan aku akan memberikan kekayaan terhadap wanita ini." Jawabnya, Vina sempat tertegun dan tak percaya bahwa teman-teman Rendi melakukan ritual beresiko seperti ini. Namun, ia yakin bahwa teman-teman Rendi punya alasan untuk itu. 

"Aku tidak mau tahu, sekarang keluarlah dari tubuhnya." Bentak Vina

"Aku tidak bisa keluar dari tubuhnya sebelum aku mendapatkan arwah temanya untuk dijadikan budak. Dia telah membuka portal ku dengan menyebarkan darahnya disetiap sudut ruang ini. Sudahlah kamu tidak usah ikut campur." Ujar sosok tersebut dan tertawa lepas. 

"Baiklah aku yang akan jadi budakmu, sekarang keluarlah dari tubuh Liora dan biarkan mereka pergi." Jawab Vina menyerahkan diri karena tak sanggup melihat Liora nanti akan kehilangan Risma juga jika sosok tersebut mengambil arwah Risma...








Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang