part 28

5.8K 251 58
                                        

Author pov

      Hari semakin gelap, namun Adam tak kunjung menemukan Liora. Hingga akhirnya Adam memutuskan untuk beristirahat sebentar sembari memastikan Risma dan Rendy baik-baik saja

   Sementara Liora kini tengah berada di suatu tempat yang gelap. Entah dimana, Liora pun juga tak mengerti. Angin berhembus kencang menyisakan rasa dingin yang begitu menusuk ke tulang rusuk Liora membuat gadis itu tersadar.

"Duh. Punggung gue sakit banget ya, ini dimana sih? Mana gelap banget." Liora bermonolog

    Tiba-tiba sekelebat bayangan putih melintas di depan Liora
"Siapa itu?" Tanya Liora, namun tak ada jawaban. Liora berjalan tak tentu arah, tak ada penerangan sama sekali. Tak jarang ia jatuh terpeleset karena lantai licin.
"Tolong, kembalikan aku pada teman-teman ku." Teriak Liora
Tiba-tiba secercah cahaya putih muncul didepan Liora
"Liora." Panggil seorang wanita tanpa menampakkan dirinya
"Plis deh, gausah main petak umpet segala. Maunya apa sih?" Tanya Liora mulai tak sabar
"Ikuti aku." Ujar wanita itu lagi. Liora mulai mendengar baik-baik panggilan suara itu dan mengikutinya setiap alurnya.

   Hingga ia sampai disebuah ruangan. Dengan minim pencahayaan. Tiba-tiba muncul wanita yang pernah menampakkan dirinya di kaca westafel. Jujur saja, Liora sangat ingin tahu tentang wanita itu. Ia merasa wanita itu berhubungan erat dengan semua teror yang ia alami selama di hotel ini. Wanita ini selalu menampakkan dirinya dalam keadaan mengenaskan. Tapi tiba-tiba ia menunjukkan wajah aslinya. Cantik, itulah yang ada difikiran Liora.
"Kenapa kamu selalu menampakkan dirimu padaku? Apa yang kamu inginkan?  Dan apa hubunganmu dengan hotel ini? Apa kamu jahat? Apa maksutmu terus meneror ku? Apa jangan-jangan kamu yang memberiku surat kaleng itu?" Tanya Liora tak sabar
"Aku Cantika." Ujar nya dengan tatapan kosong
"Aku tanya banyak kampret. Jangan cuek-cuek napa." Kesal Liora
"Eh, sebentar-sebentar. Jadi kamu Cantika? Apa kamu yang melakukan semua teror terhadap pengunjung hotel?" Sadar Liora
"Bukan. Petik mawar putih itu." Tunjuknya masih dengan tatapan kosong. Liora mulai linglung, sejak kapan dalam ruangan terdapat mawar yang tumbuh subur? Dan jika teror itu bukan ulah Cantika lalu siapa? Liora mulai memetik mawar putih itu ragu
"Taruh dalam kamarmu dan teman-temanmu. Cari tau aku, dan selesaikan teror ini." Ujarnya lalu menghilang termakan kegelapan.
"Woi, lu enak tinggal ngomong gitu! Gue yang mikirin teka-teki lu sampek kagak sempet berak tau gak!" Ujar liora kesal. Tiba-tiba seluruh ruangan menjadi gelap dan Liora tak sadarkan diri.

  ***

     Ketika Adam merasa sudah cukup untuk istirahat, Adam berniat untuk segera mencari Liora. Namun, ketika membuka pintu kamar terdapat Liora yang tengah terbaring lemah dilantai.
"Ren, Liora disini!" Panggil Adam dan Rendy pun menghampiri Adam dan berusaha membangunkan Liora tapi wanita cantik itu sepertinya pingsan, sehingga Adam menggendong Liora dan menidurkanya di sofa.
"Kok bisa ada didepan?" Tanya Rendy
"Gue juga ga tau. Syukurlah." Ujar Adam
"Risma gimana?" Lanjut Adam
"Udah tidur. Gue pengen cepet-cepet selesaikan teror ini. Tapi gue aja gak tau apa yang harus gue lakukan sekarang." Ujar Rendy
"Lah emangnya gue enggak? Ambilin minyak kayu putih dong Ren, mungkin Liora bisa sadar." Titah Adam
"Yeeee, nyuruh terus lu tong." Gumam Rendy sembari mengambilkan apa yang diperintahkan Adam

    Ketika Rendy sudah kembali mengambilkan minyak kayu putih, Adam mengoleskan minyak tersebut ke bawah hidung Liora. Beberapa menit kemudian Liora mulai terbangun.
"Gue ambilin air dulu. Lo istirahat aja." Ujar Rendy yang diangguki Liora yang masih setengah sadar.
"Yah Dam, airnya habis nih, gue ambilin didapur dulu ya, lo tungguin Liora aja dulu. Gue bakal balik cepet-cepet secepet doi ngilang dari idup gue." Teriak Rendy
"Sa ae lu. Iya cepetan." Jawab Adam.

"Ra lo gapapa?" Tanya Adam khawatir
"Gapapa." Jawab Liora hampir tak bersuara.
"Risma mana?" Tanya Liora lagi
"Itu lagi tidur, kasian dia masih stress mikirin Udin. Jujur aja, gue juga capek sekaligus khawatir sama lo lo pada." Jawab Adam tulus yang hanya dibalas dengan tangan Liora dibahu Adam dengan maksut menenangkan.

    Hampir setengah jam Rendy tak kunjung kembali dari dapur, Adam mulai resah, Liora yang mulai membaik juga baru ingat bahwa mereka masih dalam keadaan bahaya
"Dam", "Ren" panggil mereka bersamaan.
"Gue susul rendy dulu kali ya?" Ujar Liora
"Jangan. Keadaan lo masih lemah." Jawab Adam
"Kita bertiga aja deh, lo bangunin Risma gih." Suruh Liora

     Adam pun membangunkan Risma, Liora juga memakai jaketnya. Mereka bertiga berhati-hati berjalan kearah dapur. Naasnya mereka langsung menemukan kepala Rendy yang tengah melotot didepan kulkas dapur
"Reeeeen!" Teriak mereka bersamaan menghampiri potongan kepala Rendy yang tergeletak mengenaskan. Namun, beberapa detik Liora mendapati satu sosok yang sudah ia kenal, Vina sedang menangis
"Vin. Kamu tau siapa pelakunya?" Tanya Liora
"Dia sosok besar yang bertempat di belakang dapur. Awalnya, aku kesini hanya ingin bertemu Rendy. Tapi tadi aku mau masuk kamar mu seperti ada sebuah pembatas aku gak tau, terus beberapa menit Rendy keluar. Aku ikutin dia, tetiba didapur Rendy ngambil air putih terus ketika berbalik dari kulkas muncul sosok itu. Mengerikan, aku sangat terkejut. Aku mencoba mengusirnya tapi aku gak bisa. Dia sangat kuat." Jelas Vina dengan sesenggukan
"Gimana kata Vina?" Tanya Adam
"Ga ada waktu lagi buat bertindak lambat, kita harus cepat selesaikan teror ini mulai malam ini juga, atau kita akan mati satu per satu disini. Ayo!" Ujar Liora sembari melambaikan tangan tanda menyuruh Adam dan Risma mengikutinya.

----
Halo gaes balik lagi nih di update. Maafkejn lama ya. Tetap tunggu update an selanjutnya say.
Follow ig ku yg baru dong Sashi_zahraa. Janjiiiii!

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang