part 30

2K 155 77
                                    

   Mereka mulai mencoba memahami isi tata cara melakukan ritual tersebut. Tapi yang membuat mereka terkejut adalah gambar yang menunjukkan bahwa mereka harus memberikan tumbal nyawa seseorang.
"Gila...gila ini gilaaa." Gumam Risma
"Guys. Kalian yakin mau ngikutin ini? Kalian berasa gak sih kalo kita hampir gila?" Tanya Liora
"Gapapa Ra. Kita coba aja." Jawab Risma
"Trus kita harus numbalin siapa?" Tanya Liora. Tiba-tiba Liora dan Adam memandang Risma.

   Risma terheran. Tapi beberapa detik ia tersadar bahwa Liora dan Adam berfikir akan membunuhnya untuk dijadikan tumbal
"Apa? Ngapain natap gue? Lo semua gila ya?" Tanya Risma panik
"Ish gausah baper. Kita belum gila kali." Jawab Liora. Risma yang mendengar itu menghembuskan nafas lega.
"Ra. Tapi disini tertulis -lakukan untuk mendapatkan apa yang kalian mau-. Sepertinya kita ga ada pilihan lain. Mungkin karna disini sering digunakan untuk hal-hal seperti itu jadi orang-orang yang gak bertanggung jawab malah ngasih jalan. Ra, gapapa gue aja yang dijadikan tumbal yang penting lo sama Risma harus selamat. Gue gamau lo sama Risma mati konyol disini." Ujar Adam sedikit bergetar
"Hah. Lo gila apa? Gak-gak gue gak akan lakuin itu. Kita bertiga harus selamat Dam." Ujar Liora.

   Belum sempat Adam menjawab Liora. Risma tiba-tiba menusuk Adam dibagian kepala dengan keris. Melihat Adam dengan darah yang mengalir dikepalanya Liora seakan tak mampu untuk menarik nafas kembali. Ia benar-benar tak percaya bahwa sahabatnya yang telah membunuh Adam.
"Lo gila apa!" Sentak Liora sembari mendorong Risma hingga terbentur meja dibelakangnya.
"Gue gamau Ra mati disini. Gue pengen cepet-cepet pulang. Gue takut!" Bentar Risma sampai menangis
"Egois banget lo ya! Demi nyelametin diri lo sendiri lo harus ngorbanin sahabat lo. Fucek lo fucek!" Bentak Liora benar-benar marah
"Kita harus selamat dari sini Ra. Toh Adam juga mau tadi!" Ujar Risma membela diri
"Gampang banget lo ya ngomongnya. Lo gak inget apa pengorbanan Adam selama ini? Bukan berarti Adam selalu berkorban lo jadi seenaknya manfaatin dia!" Ujar Liora hampir menangis.
"Maaf." Ujar Risma menangis tersedu-sedu membuat Liora juga ikut menangis.
"Gue gak tau harus gimana lagi. Kita berangkat bareng-bareng, sekarang kita tinggal berdua. Gue hampir putus asa. Gue sudah kehilangan Ajeng, Udin, Rendy, dan sekarang gue kelingan Adam. " Ujar Liora hampir tak bersuara.

   Risma yang sedari tadi menatap kosong. Tiba-tiba mengalihkan pandangan ke lilin di depan jendela yang terdapat kertas terlipat rapi disampingnya. Risma mendekati dan mengambil kertas itu. Ketika dibuka jendela pun ikut terbuka yang membuat Risma takut dan lari memeluk Liora
"Apa Ra apa?" Tanya Risma panik. Liora yang tadinya menangis segera menghapus air matanya. Lalu berjalan mendekati jendela. Namun ia tak menemukan apa-apa.

   Risma memberikan kertas yang ia temukan. Kertas tersebut bertuliskan tanda panah ke kanan dan dibaliknya tertulis kata enter. Liora langsung memahami bahwa ia harus ke arah kanan dan masuk. Tapi dimana ia akan berjalan kearah kanan dan masuk?
"Ngapain lo lari?" Tanya Liora
"Lah gue waktu ngambil nih kertas tiba-tiba jendela kebuka. Kan takut." Jawab Risma.

    Jendela tersebut terdapat sekat. Liora pun mengangkat kakinya untuk mencoba masuk disebelah kanan
"Eh ngapain." Tanya Risma
"Ngikut aja napa sih?" Bentak Liora masih jengkel terhadap Risma. Jujur saja sebenarnya Liora tak sanggup lagi meneruskan perjalanan ini tapi melihat Risma yang begitu ingin keluar membuat Liora tergerak untuk berusaha terbebas dari teror ini.

    Ketika mereka sudah masuk. Mereka terdapat di sebuah ruangan kecil 3×3. Mereka bingung harus melakukan apa, tak ada apapun disana.
"Ra mungkin kita harus meditasi deh. Ngapain coba disini?" Ujar Risma. Liora tak menjawab dan mulai duduk bersila dengan menarik tanganya di kedua tempurung lututnya dan memejamkan matanya. Risma pun mengikuti gerakan Liora.

    Selama meditasi Liora tak menemukan apapun yang menghapirinya. Ia membuka matanya. Menemukan Risma terbaring dengan dahi mengkerut tanda ia sedang panik didalam sana. Liora tak mencoba membangunkanya, ia menduga bahwa Risma tengah ditunjukkan sesuatu karna mungkin yang telah memberi mereka tumbal adalah Risma yang telah membunuh Adam.

    Hampir 1 jam berlalu. Risma mulai membuka matanya perlahan lalu memeluk Liora dengan erat.
"Ra maafin gue ya." Ujar Risma
"Ngapain lo minta maaf sama gue? Minta maaf sama Adam noh!" Ujar Liora sewot
"Ya pokoknya gue minta maaf buat kapanpun itu." Ujar Risma
"Jadi lo dapet mimpi apa?" Tanya Liora.

     Risma mulai menjelaskan rincian yang telah ia lihat dimatanya tadi. Liora mulai mengerti. Dan yakin bahwa mereka akan selamat. Liora tak tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Risma, ada suatu alur yang tidak ia ceritakan pada Liora, karena ia takut jika ia bercerita Liora takkan mau meneruskan perjalanan mengerikan ini.

••••
Halo rek balik lagi bersama dirikuuuu. Maaf ya baru up soalnya kemaren fokus ujian karna udah kelas 3 huhu. Rek wajib follow ig ku ya sashi_zahraa free nagih update wkwkkw

Hotel Angker {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang