Selamat datang, selamat membaca, dan selamat mengikuti alur ceritaku yang berjudul 18+ ini😉😉
Cerita ini akan di update setiap malam minggu dan malam senin!.
***
“Aa’ ”
“Hmm” cowok yang mempunyai nama lengkap Aan Sandi Negara atau biasa di panggil Gara itu amat tak peduli dan tetap menatap datar televisi.
“Ishhh, Aa’ inget ya! Soya nggak suka kalo Aa’ cuek”
“Iya, maaf” Soya mendengus keras. Sementara tubuhnya langsung menubruk dada bidang Gara. Mencari posisi ternyaman untuknya bersandar.
“Aa’ peluk!” tangan berotot milik Gara langsung melingkar di bahu Soya. Tak lagi merasa canggung di setiap kontak fisik yang mereka lakukan. Apalagi mengatasi sifatnya yang childish dan manja. Padahal baru tiga minggu ia menjadi bodyguard, tapi Soya sudah lengket sekali dengan dirinya.
“Besok Soya dan masuk SMA ya A’?” tanya Soya sambil menggerakkan jari telunjuknya ke dada bidang Gara, mencoret abstrak disana.
“Iya”
“Sekolahnya bareng sama Aa’ kan?”
“Iya”
“Kalo udah SMA berarti Soya dan besar dong?”
“Iya”
“Soya jadi nggak sabar deh!”
“Iy- aakhh! SOYA” Gara menghembuskan nafasnya kasar. Menahan panasnya bekas cubitan Soya di dadanya.
“APA?!”
Munafik jika Gara tidak kesal, ia bukan tipe orang yang penyabar seperti Ibunya. Namun ia urungkan, kalaupun hendak gantian mencubit dada Soya pun tidak mungkin.
Sekali lagi ia mengalah, memasang senyum terbaik di wajahnya. “Kamu nggak tidur? Besok kan hari pertama masuk SMA. Emang mau telat, terus di hukum?”
“Enggak mau. Yaudah, Soya mau tidur sekarang aja”
Lebih cepat Soya tidur, lebih cepat pula ia pulang. Hanya saja ada kelakuan Soya yang menahannya pergi. Sebelum itu, Gara harus membawa Soya naik di punggungnya. Mengantarkan sosok tuan putri ke kamarnya. Padahal dirinya tahu jika dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan, dadanya akan menjadi korban atas tangan kecil yang menggerayangi di setiap lekuk ototnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...