Hari double update yaw, terimakasih banyak untuk yang sudah berkenan membaca dan menunggu cerita ini update!
Sorak sorai siswa dan siswi terdengar begitu riuh memenuhi aula utama. Tidak ada kursi maupun meja, sengaja memang. Untuk pengenalan lingkungan sekolah bagi anak didik baru yang akan mengarahkan untuk mereka memilih ekstrakurikuler masing masing individu setidaknya satu.
Ektrakurikuler sendiri biasanya dilakukan pada jam jam tertentu diluar jam belajar-mengajar.
Seperti halnya Soya, gadis itu tidak diperbolehkan ikut masuk kedalam komunitas cheers disekolah ini karena kakaknya takut Soya terluka atau kelelahan. Pilihannya jatuh pada jenis ekstrakurikuler seni.
Selain mudah bagi orang orang yang menguasai, juga dapat dibilang aman untuk Soya. Biasanya mereka akan mengadakan berbagai event pameran berbagai kerajinan tangan dan juga lukisan.
Soya suka itu, kebetulan ia suka sekali melukis dan membuat sejenis karya seni seperti itu.
Tak jauh berbeda dengan sahabatnya, Lulu juga memilih seni sebagai ektrakurikuler yang akan dirinya tekuni disekolah ini. Selain karena bingung harus memilih ektrakurikuler apa, Lulu tidak mau jauh jauh dari Soya. Karena Soya sendiri sudah menjadi sahabat terbaiknya sejak mereka dekat.
"Jadi, lo udah pacaran sama Kak Gara?" tanya Lulu karena merasa bosan dengan ketua osis yang sedang menyampaikan sambutan dipanggung.
Selain itu ia juga penasaran setelah kemarin ia melihat dan mendengar apa yang Gara sampaikan kepada Soya sewaktu di angkringan milenial dengan mata kepalanya sendiri.
Soya menggeleng, "Enggak, Soya sama Aa' tuh saling mencintai dan menyayangi"
"Itu namanya pacaran!" Lulu benar benar menahan untuk tidak mengumpat pada satu satunya sahabatnya yang katrok ini.
Baru tahu, Soya. Kalo sekarang ia dan Gara berubah status menjadi pacaran. Memang kali ini menjadi pengalaman pertamanya mencintai dan dicintai seorang lelaki selain Agung.
Soya mengangguk mengiyakan ucapan Lulu, "Iya, Soya udah pacaran”
“Aa’ lagi ngapain ya sekarang? Soya jadi kangen deh. Kok Aa' nggak kesini ya?" lanjutnya.
"Soya Sayangkuu. Kita itu masih kelas sepuluh, sedangkan Kak Gara udah kelas dua belas. Jadi kita nggak bisa sekelas sama Kak Gara" Lulu mencoba memberitahu dengan sabar dan penuh pengertian.
Karena kalau ia sampai menuruti emosinya yang ingin meledak sekarang, Lulu tidak yakin Soya masih bisa tertawa. Padahal banyak sekali AC yang dipasang di aula ini, tapi Lulu masih saja merasakan panas luar dan dalam. Ia semakin panas saja saat masih harus menghadapi Soya. Tapi disisi lain, Lulu sangat sayang sekali kepada sahabatnya.
Soya mendengus, bibirnya sudah maju beberapa senti. Membuat Lulu ingin menarik bibir itu sekarang juga. "Ishh, jangan panggil Sayang juga dong! Nanti kalo Aa' marah sama Soya gimana coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...