CHAPTER 11

108K 2.5K 21
                                    


Selamat malam, besok senin. Semangat menjalani hari. Angkat tanganmu, lambaikan tiga kali. Katakan sampai jumpa lagi pada hari minggu yang akan datang. Semoga hari harimu lancar dan bahagia untuk hari hari yang akan datang 😆😉


“Karena aku sayang sama kamu!”

Hilang sudah rasa malunya! Gara berkali kali tidak dapat mengenyahkan ucapannya tadi sore kepada Soya. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana lagi saat bersitatap dan berinteraksi dengan Soya.

Gara malu, ia merasa seperti seorang kekasih yang posesif dan protektif. Gara menggeleng pelan, ia menghembuskan nafasnya kasar.
Tadi setelah menjemput Soya di parkiran angkringkan milenial, Gara langsung mengantar gadis itu pulang kerumah setelah sempat memarahinya.

Apalagi dengan ucapannya yang ia saja tidak tahu apa maksudnya. Ia sayang dengan Soya?. Tentu saja, gadis itu majikannya. Dan ia harus menyayangi Soya agar tidak timbul rasa benci antara satu sama lain. Tapi, bulshit. Apa yang sebenarnya Gara inginkan?.

Lelaki dengan kaos hitam polos dipadukan dengan jaket kebanggaan THRRE G dan celana jeans panjang itu kembali mengutuk dirinya sendiri.

Gara hanya perlu sadar bahwa dirinya memang sudah jatuh cinta dengan Soya. Apa yang membuat Gara belum juga mengakui?. Padahal akan lebih bagus jika mereka berdua saling mencintai, akan timbul rasa ingin melindungi satu sama lain jika suatu hari Gara atau Soya dalam bahaya.

“Shit” umpat Gara pelan.

“Apa yang udah terjadi sama lo dengan Soya tadi sore?” tanya Geo sembari mengepulkan asap rokoknya ke depan. Ia sudah merasa terganggu dengan Gara yang daritadi menggerutu.

Gara menggeleng pelan, “Nggak ada” bohongnya, Gara tidak tahu harus menjawab apa lagi.

“Ck, jujur aja Gar. Nggak usah ragu buat cerita, kayak sama siapa aja”

padahal akhir akhir ini Gino sudah merasa ikut bahagia atas pembawaan Gara yang terlihat sedikit lebih ceria.

Gara menghembuskan nafasnya pelan, sebenarnya memang dirinya sedang butuh saran dan masukan dari sahabatnya. “Gue marah ke Soya sambil bilang kalo gue sayang sama dia” ungkap Gara.

Ia dengan sadar mengatakan hal itu kepada Soya. Tidak karena emosi ataupun merasa tidak terima jika Soya harus semakin dekat dengan Rega. Tidak sama sekali, ia sadar. Sangat sadar hingga membuatnya kepikiran sampai sekarang.

“Ya bagus dong, emang apa masalahnya?” tanya Gino heran.

Tentu saja sebagai sahabat dirinya bangga jika Gara dapat profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Sampai sudah berada di tahap menyayangi Soya, ia tak perlu khawatir lagi harus mengajari Gara bersikap lemah lembut kepada perempuan. Sahabatnya itu pasti tahu sendiri caranya jika sudah dapat menyayangi.

“Ck! Bukan begitu, goblok! Kalian berdua emang bego soal percintaan!” ejek Geo pedas.

“Gue kasih tahu, Gar. Lo udah berani bilang sayang sama Soya. Yang artinya bukan sembarang sayang. Lo pasti lebih tahu apa yang lo rasain, Gar. Setiap hari kalian bareng terus, gue yakin lo udah jatuh cinta sama Soya. Sekarang tunggu apalagi, Gar? lo nggak akan biarin Soya diambil Rega kan?” lanjutnya.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang