CHAPTER 26

73.9K 1.7K 7
                                    


Terimakasih untuk yang selalu menyempatkan diri untuk membaca kesan dan pesanku sebelum inti cerita dimulai!

Terimakasih untuk yang selalu menyempatkan diri untuk membaca kesan dan pesanku sebelum inti cerita dimulai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sementara itu disisi lain, awan sudah berubah warna menjadi abu abu. Sore itu sangat terlihat gelap sekali bagaikan malam hari.

Gara mengerjap pelan ketika merasakan tetesan air di wajahnya. Cowok itu membuka mata, ia menoleh ke kanan. Astaga, kenapa bisa tertidur disini. Bersama kedua sahabatnya, Gino dan Geo.

"Soya!" Gara segera berdiri, ia menatap jam pada pergelangan tangannya. Matanya melebar begitu melihat jarum pendek berada di angka 5 tepat.

Itu artinya bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu. Tadi setelah mereka makan, lalu berbincang, dan rebahan. Jadi tertidur.

"Bangun! Udah sore"

Gara segera berlari ke bawah setelah sahabatnya terganggu dengan suaranya. Cowok itu melihat sekolahan sudah sepi. Di area parkiran juga sepi. Sudah tidak ada waktu lagi.

Soya pasti sudah menunggu daritadi dan sekarang tidak ada. Gara harap gadisnya sudah pulang dengan selamat.

"Shit!" umpat Gara keras, sangat keras.

Baru saja hendak membawa Albert pergi dari sekolah ini, ia melihat seseorang di sudut parkiran.

Gara segera berlari setelah mengetahui satpam sekolah sedang tidur disana, “Pak, bangun!”

Gara merasa tidak ada waktu lagi untuk membangunkan satpam sekolah. Ia hanya merasa kasihan sekaligus ada yang janggal.

Lagipula kenapa juga pak satpam tidak tidur dipos saja?.

“Kenapa tidur disini, Pak?” tanya Gara begitu melihat satpamnya membuka mata.

“Astaga! Tadi saya dibius sama orang!”

Sialan!. Perasaannya semakin tidak enak saja. Gara cepat cepat meninggalkan sekolah setelah sempat menolong pak satpam kembali ke pos.

Hujan langsung turus sangat deras. Cowok itu tak peduli akan seragam dan jaket THREE G yang basah kuyup.

Ia mengendarai motor menuju rumah Soya dengan kecepatan penuh. Membuat banyak pengendara motor lainnya membunyikan klakson.

Dipikirannya hanya dipenuhi Soya. Gara benar benar bodoh, ini pertama kalinya cowok itu lalai menjaga gadisnya sendiri.

Hatinya berkecamuk, kacau. Semuanya kacau. Bagaikan kilat yang menyambar dilangit, lelaki itu menatap halaman rumah Soya dengan amarah yang siap dikeluarkan saat ini juga.

Motor kawasaki hitam, ia tahu itu milik siapa. Gara tidak membuang waktu lagi, ia mendobrak keras pintu rumah gadisnya sebelum berteriak mengatakan,

"Soya!"

Diruang tamu semuanya berkumpul. Ada bang Agung dan kekasihnya, lalu Soya, dan Rega?!. Benar sekali dugaannya.

Tapi tidak menampik fakta bahwa dirinya senang Soya sudah pulang meskipun sepertinya Rega yang mengantar Soya pulang.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang