Selamat malam, sehat kan?. Malam ini aku update lagi. Masih semangat bacanya kan?.
Jadi aku mau bahas komentar seseorang di chapter 1, dia bilang cerita ku ini hampir sama persis sama di aplikasi sebelah.
Sebelumnya aku udah pernah bahas hal ini, dan berhasil bikin aku kecewa pake banget. Cerita 18+ ini cuman ada diwattpad. Asli!. Sebelumnya aku udah pernah publish sampai tamat. Kalo kalian pembaca lama pasti ngerti.
Aku juga udah pernah bahas soal plagiarisme yg dilakukan oleh pecundang yg g bisa menghargai karya orang lain.
Aku juga udah pernah menindaklanjuti dengan cara melaporkan cerita itu, but, sampe sekarang g ada kabar samsek. Baik itu dari aplikasinya dan org yg udah plagiat ceritaku.
Kenapa aku revisi dan publish ulang cerita 18+ ini? Jadi aku ceritain lagi, kemarin waktu tgl 24 juni, cerita 18+ udah dipinang sama penerbit. Nah udah sampe vote cover juga, dan covernya bisa sebagus sekarang. Terus karena ada kendala, jd 18+ batal sampai dipelukan.
Sebenarnya aku udah sedih bgt dpt kabar cerita ini batal dipeluk, tp lebih sedih lagi wakktu ada yg plagiat dan belum dihapus juga.
Dah lah, segitu aja ceritanya. Semoga kalian bahagia selalu 🙂
Lima menit setelah bel istirahat berbunyi, Soya baru bisa keluar dari area lapangan. Gadis itu menuju kantin bersama teman barunya, Lulu.
Keringat membasahi dahinya, wajahnya lesu. Soya benci terlambat, ia tidak suka dihukum. Membuat kulitnya yang sensitif langsung memerah karena terlalu lama terpapar sinar matahari.
"Lulu, Soya mau pulang sekarang boleh nggak?"
Lulu menggeleng, ia merangkul bahu Soya memberikan kekuatan. "Nggak boleh, Coy. Kita harus bertahan selama tujuh jam kedepan untuk bersaing bersama tikus berdasi lainnya"
"Mana tikusnya? Soya nggak lihat, emangnya tikus bisa pakai dasi?"
Lulu berdecak menghadapi ke katrok an sahabatnya, "Aduh, Coya. Itu cuman kata istilah, yang artinya tikus berdasi itu kita para pelajar"
"Iss! Jangan panggil Coya terus! Yang bener itu pakai huruf s bukan c "
Lulu kembali berdecak, "Itu panggilan sayang dari gue, Coy"
Meski tidak ikhlas, Soya pasrah dan terus mendengarkan Lulu bercerita dan masih memanggilnya dengan sebutan Coya.
Suasana hatinya semakin bertambah buruk saja karena Lulu, selain itu kenapa juga letak kantin jauh dari kelasnya.
"Kenapa lo bisa telat sih?" tanya Lulu.
"Ini semua gara gara Aa'!!" jawabnya sambil mengepalkan tangan.
Lulu mengernyit, "Siapa Aa'? abang lo?"
"Nggak! Aa' itu yang selalu jagain Soya. Aa' juga sekolah disini kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...