CHAPTER 28

72.7K 1.7K 1
                                    

Malam ini update lagi yaw, lagi semangat banget niiih. Kalian juga harus semangat bacanya yaw.

Sore ini, mendiang Sari sudah di kebumikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sore ini, mendiang Sari sudah di kebumikan. Suasana duka sudah menyelimuti orang orang disekitarnya.

Tak ada raut apapun yang terpasang diwajah Gara, datar dan tatapan tajamnya saja yang terlihat.

Cowok itu mengusap sebentar nisan Ibunya sebelum berdiri dan beranjak pulang.

Padahal kemarin Gara masih melihat raut senang Ibunya. Seandainya... Gara sudah lelah dengan kata seandainya.

Sekarang semuanya sudah terjadi. Ibunya sudah kembali pada Sang Maha Kuasa. Sebaiknya Gara pulang saja.

Cowok itu mengecup pelan nisan Ibunya. Tidak bisa terus terusan bersedih sebab banyak sekali orang disekelilingnya. Ia akan menjadi lelaki paling kuat untuk Sari, sebagai putra satu satunya yang wanita itu sayangi.

Sudah siap membiarkan ibunya berada disini. Meninggalkan TPU yang dekat dengan rumahnya. Cowok itu tak menghiraukan siapa saja yang berada didekatnya.

Berjalan pulang dengan membawa luka yang menyakiti relung hatinya yang terdalam. Rasanya seperti kehilangan arah.

Seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya sudah pergi selamanya. Untuk saat ini tujuan hidupnya hanya untuk melihat sang Ibu kembali bersamanya.

Setidaknya ia bisa memeluk tubuh Ibunya. Mengatakan bahwa, 'Gara sayang banget sama, Mama'.

Lalu mengecup kening Ibunya sayang, 'maaf, Gara belum bisa bikin Mama bahagia'.

Atau setidaknya, Gara ingin melihat senyum yang terukir indah menghiasi raut wajah Ibunya. Tapi semuanya tidak akan pernah terjadi lagi.

Harusnya tadi ia membawa Sari bersamanya pergi ke rumah sakit. Agar ia saja yang digantikan pergi ke pelukan Tuhan, bukan ibunya. Selain itu ia tidak akan membuat sahabatnya ikut terluka.

Soya menghentikan langkahnya saat merasa tangannya ditarik,

"Kenapa? Soya mau temenin Aa' " air matanya sudah mengucur deras daritadi.

"Lo pulang aja ya. Udah mau malem, biarin Gara dirumah. Dia butuh waktu untuk sendirian" ucap Geo menasihati pacar sahabatnya.

"Tapi Aa' gimana?"

"Enggak gimana gimana, Gara itu cowok kuat. Nggak usah khawatir" selain itu Geo tak ingin Soya bertemu Dara disini.

Perempuan yang setahun lebih dewasa dari Gara itu ia takutkan akan menyakiti Soya jika tahu gadis itu sudah jadi pacar Gara.

Mengetahui dirinya yang sangat peka ini sungguh mengerti jika Dara menyukai sahabatnya. Empat belas tahun bersahabat dengan Gara cukup membuat Geo yakin jika Dara juga sudah menaruh rasa selama itu.

Geo sedikit lega saat akhirnya gadis itu mengangguk lesu. Kemudian masuk ke dalam mobil Lulu yang ia tahu sahabat Soya itu pacarnya Bily. Dan rela meninggalkan pekarangan rumah Gara yang tidak jadi Soya pijak.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang