CHAPTER 30

95.9K 1.8K 95
                                    


Chapter kali ini full Romeo baca pelan pelan aja yaa....

Dulunya Romeo hanya anak gelandangan yang putus sekolah setelah SMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulunya Romeo hanya anak gelandangan yang putus sekolah setelah SMP. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah kekurangan biaya.

Hari harinya selalu memulung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suatu malam, ada seseorang yang kaya juga dermawan menolongnya. Bahkan mengangkatnya sebagai anak.

Tapi penderitaannya masih berlanjut. Ketika duduk di bangku SMA, dirinya sering mendapatkan kekerasan dari teman temannya. Ada satu orang yang menyelamatkan dirinya dari aksi perundungan.

"Kenalin, gue Rega"

Dengan gemetar ia menjabat tangan cowok didepannya ini, "Gue Romeo"

"Jangan takut sama mereka, lo nggak salah apa apa. Tunjukin kalo lo itu nggak lemah" kata Rega saat melihat Romeo masuk markasnya.

Cowok ini seperti berlindung dari laki laki diluar yang sedang mengejarnya. Wajahnya juga ketakutan, ditambah ada beberapa luka lebam.

"Kebetulan wakil Gochar yang baru belum ada. Mulai sekarang, lo yang jadi wakilnya. Gue minta lo awasin anggota lain yang ada di SMA Merpati" lanjutnya.

Karena merasa ini peluang besar untuk Romeo tidak lagi di bully, ia mengangguk. "Gue setuju"

Mulai hari itu, Romeo sudah tak lagi di bully. Semua orang melewatinya karena takut dan tak ingin bermasalah dengan Gochar.

Geng yang dominan memiliki anggota anak Merpati. Ketika berjalan kemanapun, Romeo selalu bersama dengan antek anteknya.

Yang Romeo sukai dari sifat Rega, cowok itu selalu ramah dan mengayomi anggotanya. Tak pernah pelit sekalipun ekonominya sedang melilit.

Bahkan Rega memberikan fasilitas motor ninja yang sudah dimodifikasi dengan apik ketika dirinya menjadi salah satu bagian dari Gochar.

Semuanya berjalan dengan baik, tapi tidak ketika dirinya menjadi senior di sekolah. Seperti ada yang salah dengan Rega.

"Kenapa lo senyum senyum sendiri?" tanya Romeo. Dirinya merasa aneh dengan sikap Rega akhir akhir ini.

"Kayaknya gue naksir sama seseorang"

Seharusnya Romeo senang karena ketuanya ini akan menemukan seseorang yang memikat hatinya.

Menarik Rega dari dunia malam dan berhenti melakukan one night stand setiap harinya dengan gadis yang berbeda beda. Tapi Romeo seperti tak rela jika Rega merasa benar benar tertarik dengan seseorang dari hati yang tulus.

"Siapa dia?"

Rega tersenyum "Namanya Soya, dia siswi baru di kelas sepuluh. Cara deketin cewek gimana sih?"

Semenjak Rega menceritakan tentang gadis bernama Soya, cowok itu jadi sering tersenyum sendiri. Atau menceritakan betapa imut dan cantiknya gadis itu. Seakan dunianya hanya terpaku hanya karena seorang gadis.

Hari hari Rega tak pernah absen tuk bercerita dan bercerita. Selalu mengatakan bahwa cintanya kian membesar. Namun suatu hari, Rega tak seperti biasanya. Wajahnya seperti menahan amarah.

"Sialan!"

Romeo yang selalu bersama dengan Rega hanya diam saja. Siap mendengarkan sahabatnya ini bercerita.

"Ternyata Soya udah punya pacar! Argghg!"

Melihat wajah kesal Rega, Romeo merasa tak tega. Shit! Siapa orang yang berani beraninya membuat Rega menjadi seperti ini.

"Udah gue bilang kan, nggak usah suka sama cewek" bahkan dalam hidupnya tidak sekalipun Romeo menyukai perempuan.

Ia merasa benci dengan semua perempuan sebab ibunya sendiri tega menelantarkannya sejak bayi.

Bagaimana mungkin Romeo dapat percaya dengan yang namanya perempuan?.

Rega mendengus, "Lo pikir gue gay?"

"Setidaknya lo nggak akan jadi bodoh cuma karena cewek"

"Goblok!"

Romeo pikir, semua akan selesai ketika Rega mengetahui bahwa gadis yang disukai sudah memiliki pacar.

Namun ternyata tidak. Semakin lama, Rega menjadi seseorang yang mudah marah. Ada kesalahan sedikit, ia langsung mengeluarkan kata kata pedas atau dengan mengeluarkan kepalan tangannya untuk meninju pemicu kemarahannya.

Bugh...

"Lo balapan ngelawan Gara aja kalah! Tanding basket sama dia juga kalah! Tawuran sama dia juga kalah! Sialan, lo emang nggak guna!!"

Bugh..

Romeo tak ingin melawan, ia pasrah saat Rega berkali kali menuntaskan amarah lewat dirinya. Yang ia pikirkan saat ini adalah Gara dan Soya yang membuat Rega menjadi seperti sekarang.

Rega selalu tak ingin kalah dari Gara karena lelaki itu selalu merebut apa yang Rega inginkan. Dan Romeo berjanji, akan membuat dua manusia itu terkena akibatnya karena berhasil membuat Rega jadi kasar begini.

Bugh...

“Maksud lo barusan apa, sialan!”
Romeo meringis pelan merasakan pukulan Rega yang tidak berhenti pada rahangnya,

"Jangan suka dia lagi. Lo hanya milik gue, Re. Gue suka sama lo. Gue janji akan menyingkirkan Soya dan Gara, mereka udah bikin lo berubah kayak gini"

Bugh...

"Stress! Bangsat, gue jijik sama lo! Anjing, pergi dari sini. Mulai sekarang, lo udah nggak lagi jadi anggota Gochar!"

Bugh...

Padahal Rega sudah sangat percaya sekali dengan Romeo. Lelaki itu tidak pernah menghianatinya seperti wakil Gochar sebelumnya. Bahkan bisa dibilang sangat loyalitas dan tidak pernah melawan perintahnya.

Sedangkan Romeo sendiri lebih tua setahun dari Rega. Tapi Rega sangat tidak menduga sekali jika Romeo terang terangan mengatakan bahwa lelaki itu mencintainya.

Semua ini karena Soya, gadis itu membuat Rega dibutakan oleh cinta. Lalu karena Gara, Romeo selalu dijadikan samsak oleh Rega.

Pada saat dirinya hancur sebab Rega menolak cintanya, seseorang dengan senang hati memberinya pelukan paling hangat yang pernah ia rasakan. Sekalipun dalam keadaan mabuk.

Romeo tidak tahu lagi sejak malam dimana dirinya mendapat ciuman dadakan dari seorang perempuan yang ia ketahui namanya adalah Dara itu membuat hatinya sukses berdebar.

Gadis itu berhasil menariknya keluar pada rasa cinta yang seharusnya tidak terjadi.

Namun tidak begitu mudahnya saat Romeo sengaja pergi ke club untuk menemukan gadis itu lagi, dan membuatnya emosi saat Dara sedang mabuk dan mengatakan,

“Aku suka sama kamu, Gar. Kenapa kamu nggak pernah ngerti?”

Semuanya Gara, memang siapa lelaki itu berani beraninya selalu memikat seseorang disekitarnya jadi kacau seperti ini. Malam itu Romeo sudah sangat benci sekali saat mendengar ataupun mengingat nama Gara disebut.

Hingga suatu hari, Romeo melihat Gara yang berada dijalan raya. Menabrak keras dari belakang menggunakan mobil miliknya. Tanpa mengetahui bahwa pengendara motor tersebut bukanlah Gara, melainkan Gino.

***

Thanks for reading!

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang