Malam ini aku kasih double update yaw. Biar klean lebih semangat bacanya, juga untuk ganti yg kemaren karna blm sempet update!
"Jadi kenapa waktu itu Gochar ngeroyok Gara?” tanya Gino penasaran.
“Gue pikir mereka pasti nggak terima karena udah kalah waktu balapan sama Gara” jawab Azor, ia tentu tahu karakter Gochar yang picik itu.
Setelah satu minggu sejak kejadian dimana Gochar meroyok Gara, dirinya benar benar mencaritahu apa penyebabnya.
Sebelumnya THREE G tidak pernah sekalipun berselisih paham dengan Gochar. Kecuali waktu kedua geng itu bertemu di lintas balapan. Ia sudah tahu bagaimana seluk beluk Gochar yang arogan dan kekanak kanakan.
Gino menggebrak meja kantin yang kebetulan tidak ada siswa disekitarnya, “Sial! Gara hampir aja mati kalo saja gue sama Big boss nggak segera datang!”
Geo mengangguk mengiyakan, ia tidak bisa membayangkan bagaiamana jika tidak datang tepat waktu. Padahal mereka tidak hanya satu atau dua orang, mungkin sekitar tiga puluh orang yang mengeroyok Gara.
Ia sangat ingat betul ketika Gara sudah terlihat begitu kelelahan menangkis serangan lawan dari depan maupun belakang. Sahabatnya itu mendapat luka yang begitu banyak khususnya pada wajah.
Anak Gochar tidak begitu mudah memberi ampun, bahkan ketika ia sudah datang membawa bantuan. Mereka tak kunjung pergi dan terus menyerang hingga dengan terpaksa bodyguardnya meluncurkan tembakan ke langit.
“Terus gimana sekarang, gue nggak mau jika suatu saat mereka nyerang lagi”
Azor mengangguk, “Gue tahu, mereka nantangin kita lagi buat balapan. Kalau kalah, mereka bakal nurutin apa yang kita inginkan. Tapi kalau sampai menang, terpaksa kita juga harus nurutin apa yang mereka inginkan”
“Balapan lagi? cih, udah tahu tanding pertama kali sama Gara ja udah kalah. Mereka masih mau balapan lagi? lawak!” ejek Gaga pedas.
Jio mengangguk, “Iya nih, sepele banget. Gitu aja nggak terima, pake ngajak berantem segala lagi!”
Tentu mereka terheran heran, harusnya Gochar tak perlu mempermasalahkan hal sepele seperti ini. Menang ataupun kalah sudah biasa.
Gara mendecih pelan, ia meletakkan rokok yang sudah habis ke dalam asbak. Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Gara tak ingin terlambat menjemput Soya. Ia merapikan terlebih dulu seragamnya, setelah beberapa kali menyemprotkan parfum ke tubuhnya agar Soya tidak mencium bau rokok baru ia segera beranjak.
“Biar gue yang ngelawan Gochar di area balap, gue duluan. Mau jemput Soya” pamit Gara. Ia juga tidak ingin Romeo kembali mencari masalah dengannya atau teman temannya.
Dari awal dirinya yang menjadi lawan Romeo ketika balapan, pikirnya Romeo menyimpan dendam saat melihatnya.
“Hati hati, Gar!” ucap Geo khawatir, lelaki itu melihat punggung kokoh Gara yang semakin menjauh dari kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...