CHAPTER 3

335K 5K 119
                                    

Good night, special malming updatenya agak malem biar kalian ada temen begadang sambil membaca.

Bacanya sambil dengerin lagu "SEVEN" dari Jungkook. Biar semangat buat vote dan komen disetiap partnya😁.

Ngomong ngomong, Jungkook keren banget di mv. Apalagi mba sohee cuantik pol. Jadi inget waktu dia main sama songkang 🤧

 Jadi inget waktu dia main sama songkang 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Acara makan malam kali ini berada di restoran seafood. Soya mengenakan stelan dress berwarna mocca tanpa lengan yang panjangnya selutut. Juga ada pita dibagian perutnya. Membuatnya terlihat sangat cantik, imut dan manis.

Namun berbeda dengan raut wajahnya yang sekarang. Tadinya sih baik baik aja. Tapi semenjak kedatangan sosok perempuan dewasa yang berani mencium pipi kakaknya itu membuat Soya terbakar emosi.

"Hai Soya! Apa kabar?" namanya Mia, sosok perempuan yang berhasil mengisi hati Agung.

Soya hanya bergumam malas dan memasang wajah sebal yang kentara.

"Kenapa cemberut gitu?"

Agung terkekeh pelan, "Tadi sore, Tetenya digigit sama Gara. Jadi nggak mood dia"

Jelas Mia tidak salah dengar, ia menatap Soya dan kekasihnya bergantian. "Maksudnya?"

"Oh! Maksudku, Tete itu nama boneka kesayangan Soya"

Mia mengangguk paham. Akhir akhir ini Agung memang sering bercerita tentang Gara yang sudah bisa membuat Soya uring uringan setiap hari.

Padahal ketika hari minggu gadis itu menjadi murung karena tidak melihat Gara sama sekali. Mia tersenyum sambil mengusap pelan kepala Soya, "Kakak dengar, kamu sudah masuk SMA ya?"

Agung menghela nafas, "Soya, ditanya kok nggak jawab? Nggak boleh gitu, Dek"

"Hmm iya" Jawabnya acuh tak acuh.

"Gimana sekolahnya? Seneng nggak?"

"Iya seneng"

Mia tahu persis apa yang Soya rasakan. Ia juga punya seorang kakak laki laki. Saat itu, ketika kakaknya pertamakali membawa pulang seorang perempuan, reaksinya sama persis seperti Soya. Bahkan lebih parah dari ini.

Pernah dulu, Mia mengunci pacar kakaknya digudang sempit dirumahnya. Sampai pacar kakaknya menangis histeris. Namun ketika melihat ketangguhan untuk mendapatkan hatinya, Mia luluh dan bersikap baik kepada pacar kakaknya. Jadi ia yakin, suatu hari nanti akan ada saatnya dimana Soya akan senang hati menyambut kehadirannya. "Soya sudah lapar ya? Kita langsung pesan aja kalau gitu"

Ada ide buruk yang terlintas di otaknya begitu melihat jus apel di depannya. Soya menopang dagunya, berkalikali mempertimbangkan haruskah ia melakukannya atau tidak. Gadis itu menatap Mia yang tersipu malu saat disuapi oleh kakaknya. Baru beberapa menit bersama saja sudah berhasil mencuri perhatian yang Agung berikan untuknya.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang